|
Foto : Suara.com/Adrian Mahakam |
Saya Jokowi, bagian dari Islam yang rahmatan lil alamin. Islam yang
hidup berketurunan dan berkarya di negara RI yang memegang teguh UUD 45.
Bhinneka Tunggal Ika adalah rahmat dari Tuhan,
Semua orang boleh ragu dengan agama saya, tapi saya tidak ragu dengan
iman dan imam saya dan saya tidak pernah ragu dengan Islam agama saya.
Saya bukan bagian dari kelompok yang mengaku Islam yang punya tujuan
mewujudkan negara Islam. Dia pun menyatakan bukan bagian dari yang
mengaku Islam, tetapi suka menebar teror dan kebencian.
Saya bukan bagian dari kelompok Islam yang sesuka hatinya mengkafirkan saudaranya sendiri.
Saya bukan bagian dari Islam yang menindas agama lain. Saya bukan
bagian dari Islam yang arogan dan menghunus pedang di tangan dan di
mulut. Saya bukan bagian dari Islam yang suka menjejerkan
fustun-fustun-nya. Saya juga bukan bagian dari Islam yang menciptakan
perang bagi sesama Islam.
Saya bukan bagian dari segelintir Islam
yang menutupi perampokan hartanya, menutupi pedang berlumuran darah
dengan gamis dan sorban; juga bukan bagian dari Islam yang membawa
ayat-ayat Tuhan untuk menipu rakyat.
(Sumber: Http://opajappy.com)***
Oleh:
Abdillah Toha
Pendiri dan mantan ketua Partai Amanat Nasional(PAN)
|
Jokowi adalah Kita (Foto: Google) |
Sebagai salah seorang pendiri Partai AmanatNasional (PAN), bersama
beberapa pendiri lain serta beberapa anggota dan exanggota PAN, saya
memutuskan akan memilih calon presiden yang tidak didukungPAN pada
pemilihan presiden mendatang. Paling sedikit ada 10 alasan kelebihan
Jokowiyang mendasari keputusan saya tersebut.
Pertama,
Jokowi tidaktercela. Jelas dia bukan manusia sempurna, tetapi
setidaknya dia tidak punyabeban masa lalu yang berpotensi mengganggu
tugasnya sebagai presiden. Sejauhini dia telah terbukti jujur dan
bersih, serta tulus, dan terbuka. Ditanganorang bersih seperti inilah
kita seharusnya lebih memercayakan programpemberantasan korupsi yang
telah menggerogoti negeri ini selama berpuluh tahun.
Kedua, Jokowi berprestasi.Tidak diragukan lagi bahwa Jokowi telah menunjukkan prestasi kerja masa lalu (track record)
yang meyakinkan. Sebagaiwali kota Solo, dia adalah salah satu kepala
daerah terbaik di negeri ini,bahkan mungkin di dunia. Kepentingan rakyat
didahulukan sehingga ketikaterpilih kembali sebagai wali kota untuk
periode kedua, dia mendapatkandukungan tidak kurang dari 90% pemilih.
Sebagai Gubernur DKI Jakarta, walaubelum sampai 2 tahun, dia telah
menununjukkan hasil kerja yang bagus denganmerancang dan sekaligus
mengimplementasikan beberapa program pro rakyat dengan cepat dan tanpa
ragu (kartusehat, kartu pintar, BPMKS di Solo, MRT dsb).
Ketiga,
Jokowi bukanpengurus partai. Walau dia anggota partai dan dicalonkan
oleh partai, dia bukanpengurus partai< apalagi ketua umumnya. Sebagai
presiden RI dia tidak akandisibukkan dengan rapat-rapat dan persoalan
partai sehingga perhatiannya tidakakan terbelah dan dapat memusatkan
pikirannya kepada kerja negara. Permintaanketua umum PDIP kepadanya
untuk menjadi “petugas partai” harus diartikansebagai imbauan untuk
menjalankan ideologi partai.
Keempat, Jokowi
pengambilkeputusan. Gayanya yang lemah lembut mengelabui kita seakan dia
seorangpemimpin yang tidak tegas. Ketegasan dalam mengambil keputusan
telah seringdibuktikannya dalam possinya sebagai wali kota Solo (menolak
usul pembangunanmal oleh gubernur Jawa Tengah saat itu), memberhentikan
pejabat tinggi DKI yangtidak berprestasi (walikota Jakarta Selatan) dan
banyak lagi. Ketegasanseseorang tidak dicerminkan oleh cara bicaranya
yang keras dan meledak-ledak.
Kelima, Jokowi
pluralis.Sangatlah berbahaya bila di negeri yang sangat majemuk seperti
Indonesia, kitadipimpin oleh seorang presiden yang berwatak ekslusif.
Jokowi seorang Muslimyang taat dan telah menunaikan ibadah haji serta
empat kali umroh dengan biayasendiri, tetapi juga sangat toleran
terhadap mereka yang beragama danberkeyakinan lain. Dia telah
membuktikan sebagai pemimpin pluralis yang membeladan melindungi hak
minoritas (kasus lurah Susan), dan berkomitmen menjagakebinekaan bangsa
demi keutuhan NKRI. Jokowi tidak punya program “pemurnianagama” dalam
visi misinya yang berbahaya bagi persatuan bangsa.
Keenam,
Jokowi bukanpedagang politik. Walaupun dia berlatar belakang seorang
pengusaha, tapi urusan kursi pemerintahantidak diperdagangkannya. Sejak
awal dia telah mengatakan bahwa prinsipkoalisinya non-transaksional.
Artinya, dia tidak akan membagi-bagikan posisikabinet hanya atas dasar
garis partai tetapi mencari dan menempatkan the right man in the rght place. Inisudah dibuktikannya ketika dia menjabat sebagai gubernur DKI dengan melelangberbagai jabatan penting di DKI.
Ketujuh,
Jokowi penyelesaikonflik. Hal ini telah dibuktikannya berkali-kali baik
di Solo maupun di DKIseperti dengan menyelesaikan masalah PKL di Solo
serta masalah Tanah Abang danrumah-rumah liar di DKI. Konflik kraton
Surakarta yang gagal diselesaikan olehpemerintah pusat, berhasil
diselesaikannya dalam waktu beberapa bulan. Keunggulannyaterletak pada
cara penyelesaian yang damai tanpa menimbulkan kerusuhan dankeresahan,
karena rakyat kecil “korban” penyelesaian tidak diabaikan begitusaja
tetapi ditampung atas tanggungan pemerintah. Kemampuannya di bidang
iniakan dilipat gandakan dengan bantuan cawapres Jusuf Kalla yang
berprestasi besarmenyelesaikan masalah Aceh dan Poso.
Kedelapan,
Jokowi reformis.Sangatlah menonjol ketika belum sampai 2 tahun menjabat
gubernur DKI dia telahberhasil membobol kebiasaan-kebiasaan lama
birokrasi yang cenderung koruptifdan tidak efisien. Membuat KTP di DKI
sekarang hanya memerlukan waktu sehari,bukan sebulan seperti sebelumnya.
Sebagai wira usahawan, cara berpikirnya segardengan selalu mencari
terobosan dan pemikiran out of the box. Bertahap tapi konsisten,
rasionalisasi pegawai negeriDKI terus dilaksanakan dan disiplin
ditingkatkan. Dia juga memberi suritauladan dengan menunjukkan dirinya
sebagai pekerja keras. Jokowi seorangdemokrat tulen yang tidak percaya
kepada keuatan uang untuk memenangkanpemilihan.
Kesembilan,
Jokowi sederhanadan hemat. Kesederhanaan dan wajah kerakyatan Jokowi
tak terbantahkan dan kasatmata. Beberapa anggaran DKI yang mubazir
dipotongnya sedangkan penerimaan APBDDKI melonjak drastis berkat
tarnsparansi pengelolaan pajak. Dia bukan orang yang gila hormat, lebih
sukabersepeda dan jalan kaki dan menolak selalu dikawal dengan
vorijder. Tidak pandaiberbicara tetapi santun. Bukan pendendam dan tidak
pernah melayani berbagaikampanye hitam terhadapnya. . Menolak menerima
gaji sebagai walikota Solo dan GubernurDKI karena sudah merasa cukup
dari penghasilannya sendiri sebagai pengusaha.
Kesepuluh,
Jokowi kepalakeluarga sakinah. Memimpin negara atau institusi apapun
harus dimulai dengankemampuan memimpin keluarga. Keluarga Jokowi dikenal
sebagai keluarga yangbahagia. Istrinya, Iriana, seorangwanita yang
sederhana dan tidak banyak menuntut serta lebih senang mengurusiurusan
rumah tangga daripada ikut campur dalam urusan politik suami.
Ketigaanaknya adalah anak-anak idaman setiap orang tua. Berpendidikan
cukup dan yangsulung seorang pengusaha catering yang tidak mau
menggantungkan sumberpermodalannya dari orang tuanya.
(Sumber : https://www.facebook.com/KenapaJokowi?ref=stream)***
.