|
Contoh Perlakuan PGPR pada cabe (Foto : Google) |
PGPR kepanjangan dari Plant Growth Promoting Rhizobacteria (Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman) yang mengandung Pseudomonas fluorescens (PF) dan Bacillus polymyxa (BP). Merupakan bakteri berguna bagi pertumbuhan tanaman yang mengkolonisasi perakaran dengan mekanisme :
• Menekan perkembangan penyakit tular tanah : penyakit layu
fusarium, penyakit layu bakteri, penyakit
Phytopthora, Penyakit
Rhizoctonia, Penyakit
Sclerotium, penyakit pustule bakteri, penyakit hawar bakteri, penyakit antraknosa, penyakit bercak daun, dan penyakit karat daun.
• Memproduksi fitohormon (biostimulan) : IAA, Sitokinin, Giberilin, penghambat produksi etilen.
• Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (biofertilizer) : meningkatkan penyerapan/pengambilan unsur N, Fe, dan Mn.
• Meningkatkan jumlah perakaran halus, luas permukaan akar bertambah. Kemampuan menyerap nutrisi dan air meningkat, kebugaran tanaman bertambah sehingga lebih tahan terhadap gangguan hama dan patogen atau mampu mengkompensasi kerusakan tanaman.
Penggunaan PGPR (Dosis 1 gelas per 20 liter air)
Tanaman cabai : Maksimal 3 x aplikasi
• Perendaman benih :
1. Campurkan 3-4 sendok makan bahan biakan dengan 1 gelas air masak, aduk hingga merata.
2. Cuci benih cabai yang akan direndam hingga bersih.
3. Rendam benih selama semalam (10-12 jam).
4. Angkat benih dan kering anginkan ditempat teduh.
5. Benih siap disemaikan.
• Penyiraman persemaian ( 1 minggu sebelum ditanam) :
1. Campurkan 1 gelas bahan biakan dengan 20 liter air, aduk hingga merata.
2. Siramkan dengan alat gembor/emprat ke persemaian.
• Penyiraman pertanaman (1 bulan setelah tanam) :
1. Campurkan 1 gelas bahan biakan dengan 20 liter air, aduk hingga merata.
2. Siramkan dengan gembor ke sekitar perakaran sampai batas lingkar tajuk.
• Bisa untuk komoditas hortikultura lainnya seperti :
1. Bawang merah (perlakuan 14 HST dan 40 HST)
2. Melon/Timun (perlakuan 21 HST dan 45 HST)
3. Tomat (perlakuan 7 hari sebelum pindah tanam dan 45 HST)
4. Kacang Panjang (perlakuan 21 HST dan 45 HST)
5. Padi (perlakuan 7 hari sebelum pindah tanam dan 40 HST)
• Perlakuan benih/bibit :
1. Bawang merah (sesaat sebelum tanam tanah disiram dengan larutan)
2. Melon/Timun (direndam selama 2-3 jam)
3. Tomat (direndam selama 3-4 jam)
4. Kacang Panjang (direndam selama 1 jam)
5. Padi (direndam selama semalam)
Sumber : Pos Pelayanan Agens Hayati “BUANA LESTARI”
NGANJUK – JAWA TIMUR
.
|
Tomat berkhasiat atasi wasir (Foto : Urip SR) |
Buah Tomat yang biasa ditanam di pekarangan rumah mempunyai segudang khasiat untuk pengobatan, antara lain mengatasi sakit wasir, radang gusi, hipertensi, dan demam.
Buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) yang rasanya manis, asam, dan sifatnya sedikit dingin memiliki segudang khasiat untuk pengobatan. Buah tomat bisa digunakan untuk mengatasi sakit wasir, gangguan penceraan, seperti perut kembung, tidak nafsu makan, susah buang air besar(sembelit). Buah tomat juga bisa digunakan untuk mengobatai sakit kuning, radang hati, radang saluran nafas (bronchitis), dan sesak nafas (asma bronchial).Penyakit lainnya yang dapat disembuhkan oleh buah tomat adalah radang usus buntu, radang gusi, gusi berdarah, sariawan, ulkus lambung, tekanan darah tinggi (hipertensi), kadar kolestrol darah tinggi (hiperkolestrolemia), lemas akiba kadar glukosa darah rendah, tomat juga berfungsi untuk mengobati demam, rasa haus, rematik, gout, dan memar akibat benturan. Daun tanaman tomat berkhasiat sebagai penyejuk.
Cara pemakaiannya tidak sulit. Makan buah masak dalam keadaan segar, bisa juga direbus dengan air secukupnya, lalu lumatkan dan saring. JIka tidak menderita kencing manis (diabeter mellitus) boleh ditambahkan gula pasir secukupnya dan diminum setelah dingin.
Untuk pemakaian luar, digiling halus buah masak atau daun segar, setelah itu dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti kulit yang terbakar sinar matahari, jerawat, radang kulit, kurap, luka, dan borok kronis. Jus tomat juga bisa digunakan sebagai masker untuk mengencangkan dan melembutkan kulit wajah.
Praktik pengobatannya tidak sulit. Untuk mengatasi jerawat bisa di lakukan dengan beberapa langkah ini. Tambah jus tomat (100 ml) dengan 25 ml alkohol 70%, kocok hingga merata. Gunakan campuran untuk menggosok muka yang berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.
Sembuhkan Demam Sedangkan pengobatan demam bisa ditempuh cara ini. Cuci tomat (3 buah), lalu di potong-potong seperlunya. Lumatkan dalam setengah cangkir air masak dan satu sendok makan madu murni. Panas dan saring, lalu diminum. Lakukan itu tiga kali sehari. Khusus penderita diabetes mellitus dilarang menambahkan madu murni agar kadar glukosa darah tidak meningkat.
Menurut Ayo Mengenal Tanaman Obat yang diterbitkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, untuk pengobatan radang gusi atau gusi berdarah bisa dilakukan langkah sederhana ini. Cuci bersih buah tomat yang sudah masak, lalu dimakan. Lakukan itu secara rutin sehari dua kali selama sekitar satu bulan.
Tomat yang masuk dalam kelas Solanaceae ini dikenal dengan nama beragam di berbagai daerah. Di Sumatera dikenal dengan nama terong kaluwat dan di lingkungan Suku Sunda disebut dengan kemir, leunca komir. Orang Jawa bisa menyebut dengan nama ranti bali, terong sabran,dan tomat. Mereka yang tinggal di Sulawesi menyebutnya kamantes, samate, samatet, tamato, tamati, tomate.
Tanaman tomat ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur dan subur. Buah biasa dimakan langsung, tapi sekarang juga populer dengan disajikan dengan untuk minuman jus. Namun, buah tomat bisa juga dikonsumsi dan dimasak di dapur, seperti dalam wujud sambal tomat atau acar tomat.
Pucuk atau daun muda bisa disayur. Buah tomat yang umum ada di pasaran bentuknya bulat. Yang berukuran besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut sebagai tomat buah. Tomat enis ini bisa disantap dalam bentuk buah segar. Yang berukuran lebih kecil dikenal sebagai tomat sayur karena digunakan untuk pelengkap bumbu masakan. Yang kecil-kecil sebesar kelereng disebut tomat ceri dan digunakan untuk campuran membuat sambal atau pelengkap hidangan selada.(USR)***
.
|
Poster Pengendalian VKR (Urip SR) |
Virus Kerdil Rumput Tipe-2 ditularkan oleh Wereng Batang Coklat (
Nilaparvata lugens Stal). Virus Kerdil Rumput (
Grassy stunt virus) bersifat persisten dalam tubuh serangga. Virus ditularkan setelah 4 hari berada dalam tubuh serangga. Virus tidak dapat ditularkan melalui telur atau keturunan wereng batang coklat (WBC). Namun demikian, jika WBC telah mengandung virus, maka virus tersebut tetap berada dalam tubuhnya walaupun berganti kulit. Penyekit VKR biasanya timbul secara epidemik setelah terjadi eksplosi WBC. Hal ini kemungkinan disebabkan karena tidak semua individu WBC yang ada di dalam suatu populasi WBC yang mampu menularkan. Tanaman inang VKR adalah padi liar (
Oryza nivara). Tanaman yang terserang VKR berwarna kuning oranye, daun menyempit, kaku dan tegak. Pada bagian daun terdapat bintik-bintik warna coklat. Tanaman tumbuh pendek, jumlah anakan banyak dan tidak menghasilkan malai. Infeksi VKR dapat terjadi di persemaian atau tanaman muda di lapangan. Tanaman yang berumur lebih dari 4 MST lebih tahan terhadap VKR daripada tanaman muda. (USR)***
.
|
|
Gejala serangan virus Tungro (Foto: Urip) |
Tungro merupakan penyakit virus yang penting pada padi. Serangan penyakit virus tungro dapat merusak pertanaman padi dalam suatu areal yang luas dalam waktu singkat (Eksplosi). Virus tungro ditularkan oleh Wereng Daun Hijau (
Nephotettix virescens). Virus tungro dalam tubuh serangga dapat bertahan selama 5 hari, namun tidak dapat ditularkan melalui telur. Serangga vektor dapat menularkan virus dalam waktu 2 jam setelah mengisap tanaman sakit. Pada varietas padi yang rentan, Wereng Daun Hijau (WDH) mengisap cairan pada jaringan phloem tanaman dan lebih efektif memperoleh dan menularkan virus. Pada varietas padi yang tahan, WDH lebih banyak mengisap cairan pada jaringan xylem, sehingga kurang efisienmemperoleh dan menularkan virus. Infeksi tungro pertama terjadi di persemaian, karena pada stadia ini tanaman sangat sensitif terhadap inokulasi virus. Gejala serangan tungro akan tampak pada tanaman umur 2-3 minggu setelah tanam, yaitu pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan jumlah anakan berkurang. Helaian daun dan pelepah memendek. Warna daun berubah dari hijau menjadi kuning sampai kuning oranye, kemudian menjadi kuning coklat dimulai dari pucuk daun kearah pangkal daun-daun tua. Daun muda yang terserang tungro sering tampak bercak-bercak atau warna hijau pucat hingga bergaris-garis putih sejajar dengan tulang daun, yang panjangnya berbeda. Pada daun tua terlihat bintik-bintik coklat bekas tusukan serangga penular. Akibat yang ditimbulkan oleh serangan virus tungro adalah masa pembungaan tertunda, malai yang dihasilkan kecil-kecil keluar tidak sempurna, dan pada bulir terdapat bintik-bintik coklat kehitam-hitaman. (Bersambung)***
.
|
Gejala serangan Kutu Putih (Foto: Idah Faridah) |
Indonesia merupakan salah satu Negara penghasil singkong terbesar di dunia, bersama Brasil, Nigeria, dan Thailand. Selain sebagai bahan untuk diversifikasi pangan, singkong juga berperan sebagai sumber pakan, bahan baku industri, dan bahan baku energi. Sejak tahun 2010, keberlanjutan produksi singkong di Indonesia terancam oleh adanya invasi hama kutu putih Phenacoccus manihoti yang berasal dari Brasil. Areal singkong di Indonesia yang berisiko terserang kutu P. manihoti seluas 146.000 ha, dengan potensi kehilangan hasil 882.000 hingga 2.441.000 ton per tahun.
Petani singkong di Lampung Tengah masih belum banyak melakukan tindakan dalam mengendalikan hama penyakit, biasanya petani hanya mengendalikan gulma dengan cara mekanik dan herbisida selebihnya tidak ada tindakan pengendalian.
Ancaman hama baru ini menurut Kortikab POPT-PHP Lampung Tengah Bpk Ponijan pada tahun 2013 pun sudah ditemukan. Gejala bagian pucuk tanaman ubi kayu mengkerut, menggerombol seperti bunga dan terdapat kutu putih didalamnya.
Terindikasi hama kutu tersebut adalah Phenacoccus manihoti. Terdapat jenis kutu lainya yang ditemukan di tanaman singkong di Lampung Tengah. Kutu Phenacoccus manihoti merupakan hama invasif/asing berasal dari negara inang nya yaitu ubi kayu Amerika Latin (Brazil dan Paraguay), masuk ke Kongo Afrika tahun 1970 dan menimbulkan kerusakan sampai 82%, tahun 2000 seluruh Afrika terserang kutu tersebut, hingga menimbulkan kerusakan parah pada singkong. Di Thailand, hama itu masuk pada Tahun 2009 dan menyerang 230.796 hektar (21%) dan sejak saat itu menjadi hama utama singkong disana. Menurut Prof. Dr. Ir. Aunu Rauf, M.Sc dari IPB, di Indonesia hama ini ditemukan pertama kali di Bogor, Jawa Barat pada tahun 2010. Serangan hama ini akan lebih berkembang di musim kemarau, dilaporkan Kehilangan hasil di Asia mencapai 30- 50%.
Morfologi
Morfologi dan siklus hidup Phenacoccus manihoti menurut CABI, 2013. Telur berbentuk lonjong berwarna kuning keemasan tertutup ovisacs wol berwarna putih panjang 0,30 – 0,75mm, lebar 0,15 –0,30 mm. Antena pada instar pertama terdiri dari 6 bagian, sedangkan instar selanjutnya 9 bagian tapi kadang kadang terlihat 7-8 bagian, nimfa dan dewasa berwarna pink, instar pertama mempunyai panjang dan lebar tubuh 0,40 – 0,75 mm dan 0,20 – 0,30 mm, Instar kedua mempunyai panjang dan lebar tubuh 1,00 – 1,10 mm dan 0,50 – 0,65 mm, Instar tiga mempunyai panjang dan lebar 1,10 – 1,150 dan 0,50 – 0,60 mm, Instar empat/dewasa mempunyai panjang dan lebar 1,10 – 2,6 mm dan 0,50 – 1,40 mm. Betina dewasa berbentuk bulat berwarna pink berselimut lilin tepung putih, mata lebih menonjol, kaki berkembang dengan baik, segementasi tubuh sangat jelas terlihat. Siklus hidup Phenacoccus manihoti rata rata dari telur – dewasa sekitar 28,48 harihari,telur akan menetas 7-8 hari setelah diletakan, nimpha instar 1 rata-rata 4,85 Hari, instar 2 rata rata 4,20 hari, instar 3 rata-rata 4,58 hari. Betina mempunyai umur lebih panjang yaitu 34,38 hari, rata2 mampu bertelur 570 butir. Kutu putih merupakan serangga Parthenogenesis artinya bisa berkembang biak tanpa kehadiran kutu jantan, kutu putih hanya menghasilkan keturunan betina.
Gejala serangan
Gejala serangan menurut sumber literatur menyebutkan ketidanormalan daun dan tunas, daun menguning dan keriput/keriting, mati pucuk, melemahnya batang sehingga tidak dapat digunakan untuk bibit, memendeknya ruas batang. Pemencaran kutu lewat angin, hewan, bahan tanaman, pakaian.
Pengendalian
Upaya pengendalian kutu putih yang dilakukan dengan pendekatan PHT antara lain sebagai berikut :
Menanan varietas tahan (sampai saat ini belum ada vareitas yang tahan terhadap kutu putih)
Pengendalian biologi (agen hayati: seperti parasitoid Anagyrus lopezi, predator Plesiochrysa ramburi, cendawan Beauveria Bassiana dan Metarhizium sp dan pestisida nabati)
Praktek budidaya tanaman (sanitasi pada lahan yang sebelumnya terserang, pembersihan tanah 2 minggu sebelum tanam)
Pengendalian mekanis : memotong bagian tanaman terserang dan membakarnya
Monitoring dan dukungan kebijakan.
Pestisida (prefentif seperti merendam bibit dalam larutan pestisida kimia sebelum ditanam, dan kuratif)
Keberadaan hama kutu putih singkong spesies Phenacoccus manihoti di Indonesia masih sangat terbatas dan masih belum banyak informasi penyebaranya, oleh karena itu monitoring, pemantauan serta pelaporan hama kutu putih ini sangat diperlukan.
Semoga bermanfaat! (Idah Faridah/Urip SR)***
Referensi :
http://eviekepompong.blogspot.com/
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/64214
www.cabi.org/isc/datasheet/40173
www.plosone.org
Makalah kutu putih singkong di Indonesia dan upaya pengendalian hayati dengan parasitoid, Aunu Rauf, 2014, disampaikan dalam seminar kutu putih vs parasitoid pengelolaan hama asing invasif berbasis ekologi, Bogor 24 September 2014.
.
|
Kumbang Landak (Dactylispa baliyi Gest.) |
Beberapa orang atau petani mungkin belum terlalu familiar dengan salah satu hama pada tanaman jagung ini. Saya termasuk salah satu orang yang beruntung dapat melihat serangan hama ini di Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, karena menurut POPT setempat yang sudah selama puluhan tahun bertugas baru kali ini melihat serangan hama ini.
Kumbang mini ini memiliki nama
kumbang landak (
Dactylispa baliyi Gest.) yang termasuk ke dalam famili Hispidae, Ordo Coleoptera. Kumbang landak memiliki daerah sebaran di Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Selain tanaman jagung, hama ini memiliki tanaman inang yaitu Sorgum, padi dan ilalang. Kumbang landak banyak ditemui di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 800 m. Hama ini sering ditemukan bila curah hujan cukup yaitu lebih dari 50 mm/bulan. Bila hujan kurang dari jumlah tersebut, larva akan mengalami hambatan pertumbuhan dan akhirnya mati.
BioekologiTelur : diletakkan di jaringan daun muda sebelah atas di antara epidermis daun (6 – 13 hari)
Larva : Larva yang baru ditetaskan akan langsung menggerek dan makan pada jaringan daun. Larva hidup dan makan di dalam jaringan daun. Pada serangan berat, dalam sehelai daun dapat ditemukan lebih dari 150 ekor larva. Stadia larva I-IV sekitar 18 – 24 hari.
Pupa : berada pada daun yang mengering (8 – 14 hari)
Imago : Sayap depan tebal dan sayap belakang tipis berwarna hitam, Seekor betina bertelur sampai 75 butir.
Gejala SeranganSerangan kumbang landak terjadi pada umur 43 – 70 hst. Hama ini merusak daun, menggerek jaringan daun sejajar dengan tulang daun dan meninggalkan bekas gigitan yang memanjang atau membentuk gorong-gorong di dalam daun. Hama ini menyerang tanaman berumur lebih dari satu bulan. Serangan yang berat dapat menyebabkan daun mengering.
Cara Pengendalian :a. Pengendalian dengan musuh alami :
- Parasit telur dan larva dari famili Eulophidae dan Braconidae
- Predator dari kumbang famili Pentatomidae
- Parasit/predator, yaitu spesies Tuchinidae, Sarcophagidae, Icheunomidae, katak.
b. Kultur Teknis/pola tanam
- Penanaman lebih awal
- Waktu tanam serempak
- Pergiliran tanaman
c. Pengendalian Fisik dan Mekanis
- Sanitasi iang air
- Pembakaran sisa tanaman
d. Pengendalian kimiawi dengan insektisida berbahan aktif isoksation, khlorpirifos, sianofenfos, diazinon, karbofuran.
(Dewi Nirwati, POPT Ahli Pertama/Urip SR)***
.
|
Penyakit Gosong Bengkak (Foto Suci Niscahya Bhakti) |
Tongkol jagung saya membengkak berwarna hitam, ada beberapa yang muncul. Bahkan hampir setiap kali menanam jagung selalu ada yang bengkak. Saya petani dari kecamatan Campaka Purwakarta, yang mau saya tanyakan adalah
“Tanaman jagung saya terserang apa, dan bagaimanakah cara mengendalikannya?”
Mohon penjelasannya. Terima kasih.
Endang Sulaiman
Petani Kec. Campaka, Kab. Purwakarta
Jawa Barat
Jawab :
Cendawan ini menyerang butiran jagung, butiran yang terserang menjadi besar, dari warna putih menjadi coklat kehitaman sehingga disebut penyakit gosong (Smuts). Jagung yang sudah terserang tidak dapat dipanen lagi. Pembesaran butiran jagung karena patogen merangsang pertumbuhan sel inang.
Gejala :
Cendawan penyebabnya yaitu
Ustilago maydis. Penyakit ini menyerang tanaman jagung, terutama pada tongkolnya. Sampai sekarang serangannya tidak begitu mendatangkan kerugian di Indonesia, tetapi di Amerika Serikat penyakit ini sangat menurunkan produksi.
Penyebaran :
Pertumbuhan patogen cocok pada kondisi kering disertai suhu tinggi pada awal pertumbuhannya. Penyebaran patogen melalui benih (seed borne), tanah, aliran air, dan angin.
Pengendalian :
Jarak tanam jangan terlalu rapat. Tanaman jagung yang terlalu subur akan mengakibatkan kelembaban yang tinggi. Biasanya tanaman seperti itu mudah terserang penyakit cendawan hitam.
Hindari penggunaan kompos atau pupuk kandang yang berbibit penyakit.
Perlakuan benih dengan fungisida, tetapi prosedur ini tidak efektif jika tanah yang ditanami mengandung spora
Ustilago maydis.
Tanaman yang sakit dibakar dan jangan diberikan ternak atau digunakan dalam pembuatan kompos.
Penanaman dengan varietas yang resisten
Biji sebelumnya di disinfeksi, misalnya dengan larutan sublimat
Penerapan rotasi tanaman atau jangan terus menerus menanam jagung di suatu tempat.
Selamat Mengendalikan…!!!(Urip SR & Suci Niscahya Bhakti)***
.