Makna Sebuah Puasa....
20.28 | Author: Urip SR
Seekor burung Garuda di usia 40 Tahun, membutuhkan puasa 150 hari, untuk mendapatkan vitalitasnya kembali. Cakar yang kuat dan paruh baru yang tajam. Seekor ulat bulu yang menjijikan, juga membutuhkan puasa untuk menjadi kupu-kupu yang indah. Seekor Ular juga membutuhkan puasa untuk mendapatkan kulit barunya yang jauh lebih menawan.
Manusia membutuhkan puasa satu bulan di bulan Ramadhan, untuk mendapatkan kembali keindahan dalam hidupnya, yaitu lebih nikmat dengan parasaan penuh taqwa.
Kekeringan hati, kesibukan yang menyita, sering kali manusia berjalan bagaikan robot atau boneka-boneka hidup. Hanya berjalan dan menjalani tanpa perenungan yang mendalam tentang perjalanan hidup. Allah SWT menghadiahi satu bulan penuh makna, barokah, hidayah dan ampunan. Bulan Suci Ramadhan. Siapa yang beriman diajaknya untuk memasuki kepompong Ramadhan dengan suka cita, agar sehat jasmani dan rohani, serta kembali menjadi hamba yang bertaqwa.
Sepintas serasa berat, namun segala kebaikan pasti ada bayaranya. Jika anda bermain golf, ingin memukul jauh, maka anda harus mengayunkan stick golf lebih kencang. Jika Anda ingin mendapat nilai tiga dalam permainan basket, maka anda harus keluar dari garis three point. Anda harus melempar lebih kencang dan tepat.
Anda ingin sesuatu tanpa, mau membayarnya dengan harga, maka lupakan saja, karena anda pasti akan menemui kekecewaan. Allah SWT tidak akan membingungkan hambaNya dengan hal-hal yang tidak pasti. Esok pagi matahari terbit di timur, dan itu sebuah kepastian. Anda isi terus menerus mesin pencernaan anda dengan makanan, maka tidak akan mendapatkan sensasi-sensasi yang Tuhan rencanakan untuk kita yang berpuasa. Mengenal rasa lapar, lebih solider, belajar bersabar, belajar disiplin, belajar jujur.
Banyak kebaikan dalam ibadah puasa. Bulan Ramadhan bagi anda yang muslim, maka bulan ini adalah bulan yang sempurna untuk membuat perubahan. Ada beberapa aktivitas baru, yang bisa kita gunakan untuk breaking the patern, Ada kondisi fisik, mental yang berbeda, yang bisa lebih mudah untuk memunculkan aktivitas baru dan pemikiran baru.
Bulan Ramadhan, dimana aktivitas berdialog dengan Tuhan dan diri sendiri lebih intent, maka bulan ini sangat baik untuk menemukan jati diri, panggilan jiwa, hal-hal yang sesuai dengan keinginan dan hati nurani kita.
Jangan lewatkan kesempatan ini, untuk sebuah perubahan besar dalam kehidupan anda. Semakin sukses, semakin bahagia dan semakin bermakna.
Bulan indah, dimana banyak hati dipenuhi dengan cinta dan banyak do’a dikabulkan. Banyak kegembiraan dan keceriaan. Gunakan moment ini untuk mendapatkan sensasi-sensasi baru dalam kehidupan.
Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Mohon maaf lahir dan bathin dan semoga kita menjadi hambaNya yang bertaqwa.(USR)***

Sumber:
From: teknik_kimia_ undip@yahoogroups.com
& wong-pemalang@yahoogroups.com
.
Alkisah, dalam sebuah perjalanan, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya berpergian naik pesawat ke Jakarta, disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan. ” Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si pemuda. “Oh… mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore nengokin anak saya ke dua”,jawab ibu itu.” Wouw… hebat sekali putra ibu” pemuda itu
menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.” Kalau saya tidak salah ,anak yang di
Singapore tadi , putra yang kedua ya bu??Bagaimana dengan kakak adik-adik
nya??”” Oh ya tentu ” si Ibu bercerita :”Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, ke tujuh menjadi Dosen di Semarang.””

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat
baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. ” Terus bagaimana dengan anak pertama ??”Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ” anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak”. Dia menggarap sawahnya sendiri
yang tidak terlalu lebar.”

Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu….. kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di
pekerjaannya, sedang dia menjadi petani ??? “

….Dengan tersenyum ibu itu menjawab,
” Ooo …tidak tidak begitu nak….Justru saya sangat bangga dengan anak pertama karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani." kata si Ibu mantap.

Sumber: Triwibowo Yuwono (Faperta GAMA)***
.
Setelah absen 2 bulan (Juni-Juli) nyaris tidak ada kabar beritanya, tidak ada aktifitas posting selama 2 bulan, blog ini ibarat kuburan sepi dari pengunjung...menyedihkan memang...!!!
Selama 2 bulan bukan berarti tidak ada berita tetapi rasa males yang mendera membuat sulit untuk bangkit....kata survey mengatakan bahwa seorang blogger hanya mampu bertahan paling lama 2 tahun dalam beraktifitas blogging. Semoga saja survey itu bisa terpatahkan apabila semangat untuk menulis selalu mengusik disetiap gerak aktifitas kita. Sebenarnya setumpuk ide selama 2 bulan ini menguap sia-sia tanpa tertuang dalam sebait kalimat. Selama perjalanan sang waktu selama 2 bulan banyak sekali kejadian-kejadian menarik disekitar kita, namun semua terlupa...tertumpuk-tumpuk dengan kejadian baru sehingga memori kita terbatas untuk mengingatnya kembali. Inilah catatan yang tersisa.....

Bandung, 17 Juli 2009

Perjalanan Cikampek - Bandung tak menyiratkan firasat apa-apa, berjalan mulus bahkan selama perjalanan ditemani seorang cewek yang sama-sama berdinas, lumayan sebagai teman ngobrol daripada manyun. Kebetulan teman ngobrol berwawasan luas sehingga acara ngobrolnya terasa hidup, renyah dan mengalir bak air sungai. Obrolan terhenti sesaat menjelang sampai di tempat tujuan masing-masing. Sebut saja Rini (kalau ga salah) bekerja di sebuah Loka Riset Penelitian yang sedang berdinas ke Bandung, sama seperti Rini akupun harus mempersiapkan diri untuk berkemas turun di terminal Leuwi Panjang, Berpisah dengan teman ngobrol tanpa meninggalkan kesan, hanya sebuah nama dan tempat bekerja yang sempat teringat. Begitu menapakkan kaki di terminal, waktu menunjukkan pk. 08.30 WIB, aku harus buru-buru kontak teman di BPTPH Bandung untuk memandu menuju lokasi kantor, maklum jarang main ke Bandung. Betapa terkejutnya sewaktu merogoh kantong celana...HP dicelana tidak ada...seribu satu prasangka buruk menghantui pikiran...apakah HP jatuh di dalam Bis atau di copet....tetapi hati kecil mengatakan bahwa ini pasti terjatuh kemudian ditemukan orang. Setelah berkecamuk perang batin akhirnya merelakan HP yang hilang. Dengan modal bertanya akhirnya sampai jualah di tempat tujuan (BPTPH Bandung Jl. Ciganitri II) walaupun muter-muter berganti angkot sampai tiga kali. Atas saran seorang teman pelacakan terhadap HP yang hilang pun dilakukan dengan cara di calling ternyata masih ada nada sambung namun tidak ada yang mengangkat, seandainya HP itu dicopet tentu nomornya dibuang dan dihubungi tentu tidak ada nada panggil, tetapi ini ada nada panggilnya cuma tidak ada yang ngangkat HP...akhirnya disimpulkan bahwa HP itu terjatuh dan belum ditemukan orang.
Singkat cerita...akhirnya aku harus melupakan HP yang hilang. Kalau masih berjodoh HP itu tentu akan kembali lagi namun kalau belum rezekinya ya raiblah HP itu, semua bisa saja terjadi.
Mencoba ikhlas melepaskan barang kesukaan kita merupakan bagian dari keimanan seseorang bahwa didunia ini tidaklah abadi semuanya bisa terjadi dari yang ada menjadi tiada, dari yang tiada menjadi ada, kalau Tuhan berkehendak semua bisa saja terjadi.