Apresiasi memang ditujukan untuk menyegarkan kembali ingatan kita tentang ilmu yang pernah diperoleh dalam hal ini masalah pengelolaan pameran, di instansi plat merah ada sebagian kumpulan orang2 yg menyebut dirinya "kreatif" atau oleh lingkungannya telah dicap sebagai manusia kreatif, sehingga oleh instansinya ditugasi sebagai pengelola yang berhubungan dengan seni kreatif seperti desain pameran, poster, leaflet dan sebagainya. Lalu bagaimana mengasah mereka yang sebenarnya basicnya bukan di industri kreatif ini???
Biro Hukum dan Informasi Publik Kementerian Pertanian pada tahun 2012 ini mengadakan lagi "Apresiasi Pengelolaan Pameran" di Yogyakarta yang bertempat di Jayakarta Hotel & Spa jalan Laksda Adi Sucipto Km,8 Bandara, Yogyakarta.
Apa saja yang diapresiasikan pada kali ini? Mari kita telaah lebih dalam lagi lika-liku dari industri kreatif yang akan dibahas oleh pakar sekaligus pelakunya dari komunitas "Petakumpet" Yogyakarta. Petaumpet adalah wadah berkumpulnya insan2 kreatif dari ISI angkatan 1994. Di wadah inilah para penggiat industri kreatif di Yogyakarta berkumpul.
Lalu untuk apa apresiasi diadakan rutin setiap tahun???
(Pesen lapak dulu..pasti ada sambungannya.....hehehehe :-))
.
Tomcat Naik Daun....!
23.29 | Author: Urip SR
Berita tentang serangga tomcat atau Paederus sp. ini jangan terlalu dibesar-besarin, masyarakat jangan terlalu panik, Sepekan ini Yahoo memberitakan bahaya yg disebabkan oleh binatang dari ordo Coleoptera ini. Tomcat atau Paederus spp. adalah sahabat petani yg berperan sbg predator (pemangsa) hama wereng batang coklat, bersama predator lain seperti Ophionea, Micraspis, dan Spider, krn sangat efektif sbg musuh alami wereng maka OPMS (Ophionea, Paederus, Micraspis, Spider) harus dilestarikan di habitat persawahan. Pencegahannya apabila Paederus hinggap di kulit jgn dipukul dan digaruk, olesin aja remason, insya allah hilang. Luka yg ditimbulkan pun tdk sebahaya flu burung.
Salah seorang teman saya bilang bahwa berita mewabahnya "Tomcat" terlalu lebay, menurutnya kalau terserang tomcat gampang obatnya, kunyah daun petey muda (pucuknya) lalu dibalurkan diatas kulit yang terkena gatal tadi, biarkan beberapa jam dan diulang lagi sampai gatalnya hilang. Itu adalah cara darurat apabila tidak ada obat, dalam kondisi darurat hal itu memungkinkan dilakukan tinggal mencari pucuk daun petey (termasuk petai cina bisa digunakan).
Habitat tomcat atau Paederus spp (spesiesnya lebih dari satu) adalah di persawahan karena tomcat jenis predator yang memakan Nimfa wereng batang coklat (anak wereng), kelimpahan di habitat aslinya apabila tanaman padi mulai berbunga, kehadiran tomcat (Paederus) bersamaan dengan predator lainnya seperti Ophionea sp, dan Miscraspis sp, termasuk laba-laba (Spiders).
Karena efektifnya predator tersebut dalam menekan populasi hama wereng batang coklat, maka predator itu kemudian digabung dalam menghitung populasinya menjadi satu kolom dengan nama OPMS (Ophionea, Paederus, Miscraspis, Spiders).
Paederus ini termasuk ordo Coleoptera bersama dengan dua teman lainnya Ophionea dan Miscraspis.
Sebagai seorang lapang yang biasa melakukan surveilans di persawahan hampir sering ketemu tomcat ini bahkan pernah sekali terserang serangga ini, gejala awal adalah gatal-gatal setelah digaruk beberapa hari kemudian kulit akan melepuh seperti mengalami luka bakar dan mengeluarkan cairan. Di Jawa Barat penyakit ini disebut "Kirarawit" bahasa dermatologinya adalah "Herpes". Gejala itu tidak akan berlanjut apabila langsung ditangani dengan cara mengoleskan salep khusus utuk gatal.
Tapi anehnya sejak terkena serangan tomcat ini sampai sekarang tidak kena lagi, sebagian menyatakan bahwa yang pernah terkena serangan ini selanjutnya tidak akan terserang lagi. Pernyataan ini mungkin perlu kajian lebih lanjut. Karena dahulu teman2 yang magang latihan kerja di BBPOPT Jatisari pasti akan kena penyakit herpes ini, bahkan dulu disebut sebagai "Jatisari Diseases" itu terjadi antara tahun 1990 s/d 2000. Boleh dikata sekarang aman tidak pernah ada lagi peserta magang yang terkena serangan tomcat, sampai akhirnya terdengar lagi serangan itu mewabah di Jawa Timur. Tautan Sekali lagi pesan penulis dalam menyikapi berita ini adalah "Jangan Terlalu Lebay"
Paederus atau tomcat adalah sahabat petani, yang harus dilestarikan di habitat persawahan untuk menekan populasi serangga hama-hama padi terutama wereng batang coklat.
Berharap tulisan ini bermanfaat bukan menambah "lebay" berita tomcat yang sudah lebih dari sepekan nangkring di media online.
Hatur nuhun.(USR)***

Keterangan Foto: Gambar ini pinjam dari Hartanto Sanjaya.name
.
Dialog Pagi Itu....
22.06 | Author: Urip SR
Jogyakarta (20/03/12) Udara Jogya pagi itu sangat dingin, awan yg mendung ditimpa gerimis, semakin menambah males untuk membuka kelopak mata. Suara keras kondektur mengagetkan tidur pulasku. "Bandara, bandara", teriak kondektur bus lantang.
Di jalan Adi Sucipto Km,8 akupun bergegas turun, pas didepan hotel Jayakarta terpampang spanduk "Selamat Datang Peserta Apresiasi Pengelolaan Pameran".
Senyum ramah penjaga resepsionist mengembang, "Ada yang bisa saya bantu Pak?" katanya ramah. Keramah-tamahan dan senyum manisnya membuat hilang seketika pegal2 selama dalam perjalanan.
Setelah kuterangkan maksudku bahwa aku adalah bagian dari peserta Apresiasi.
"Maaf Pak, chek in dan registrasi jam 12.00 s/d 15.00 WIB", jawabnya ramah.
"Kalau sepagi ini Bapak mau chek in kena chas, kalau mau bpk tunggu aja di lobbi sampai jam 12.00 WIB", serunya lagi.
Gilee benerr, mosok harus menunggu 6 jam, capee deh, tanpa pikir panjang akupun pamit, Jogyakarta adalah rumah keduaku, maklum 3 kali survey merambah daerah jogya, sehingga sangat familiar dengan teman2 disini. Balai Proteksi Tanaman Pangan & Hortikultura Wonocatur adalah sasaran tujuanku. Trans Jogya melesat membawaku menuju markas POPT di Daerah Istimewa Jogyakarta yang masih sarat menjaga tradisi leluhur itu.
(Bersambung kalau ga males....:-)
.
VIVAnews - Penampilan serangga yang memiliki nama ilmiah Paederus riparius atau sering disebut Tomcat sekilas tak berbahaya. Tapi, siapa sangka serangga kecil berwarna merah-hitam ini bisa menyebabkan ratusan orang mengalami luka seperti terkena herpes.

Serangan Tomcat di Surabaya misalnya, yang memakan korban para penghuni perumahan dan apartemen. Dikutip dari Wellness, tubuh kumbang berukuran 7-8 mm, yang juga dikenal sebagai semut kanai atau semut kayap ini, mengandung toksin paederin. Di masa lalu, racun yang menyebabkan luka bakar pada kulit manusia ini digunakan untuk membakar kutil. Konsentrasi racun Tomcat 12 kali lebih tinggi daripada racun kobra. Racun ini bahkan bisa bertahan delapan tahun setelah serangga mati.
Kumbang ini sangat suka dengan cahaya di malam hari, sehingga banyak yang menjadi korban adalah pengendara motor, atau mereka yang berada dalam rumah dengan cahaya terang atau sedang berkemah di dekat hutan.
Umumnya, serangan Tomcat terjadi sepanjang tahun namun mencapai puncak pada Juli-September yang memiliki kelembapan iklim.

Pencegahan dan Pengobatan

Kumbang ini sangat tertarik dengan cahaya, sehingga sebaiknya hindari berada terlalu dekat dengan cahaya lampu atau minimalkan penggunaan cahaya dekat pintu dan jendela.
Gunakan jaring nyamuk atau semprot aerosol atau pestisida organik dari campuran laos, daun mimba, dan sereh untuk mematikan kumbang yang masuk.
Bila ada kumbang kanai yang hinggap di kulit, jangan mematikannya di tubuh, namun tiup hingga pergi.
Jika kulit mengalami kontak dengan serangga ini, timbul sensasi terbakar yang kemudian menjadi kemerahan disertai munculnya nanah di bagian tengah dalam beberapa hari.
Segera cuci bagian yang terkena dengan air dan sabun. Jika terjadi reaksi kulit, cuci dengan antiseptik ringan pemanganate kalium dilusian (Kmn04) seperti hydrocortisone 1% dan krim steroid lemah misalnya betametasone dan antibiotik neomycin sulfat 5%.
Jangan menggaruk luka, karena racunnya bahkan dapat berpindah ke bagian lain kulit lewat cairan di luka. Namun, bila luka terjadi pada area mata dan selaput lendir, sebaiknya segera ke dokter.
Dengan pengobatan, umumnya luka akan membaik dalam 10 hari hingga tiga minggu tanpa menimbulkan bekas. Namun, luka dapat membekas jika melibatkan dermis.
Dokter juga menyarankan untuk menghindari sinar matahari agar tak terjadi inflamasi luka yang menyebabkan bekas kehitaman.

Sumber:http://kosmo.vivanews.com/news/read/297455-awas--serangan-serangga-tomcat-mengintai?utm_source=dlvr.it&utm

Ket gambar : Kumbang Paederus riparius (Foto: Wellness/kosmo.Vivanews)

Pembuatan Video Dokumenter Serangan Wereng Batang Coklat dan Pengendaliannya memakan waktu hampir 1 (satu) tahun. Berangkat dari keprihatinan salah seorang peneliti dari Antropologi (FISIP) dan Biologi (FMIPA) Universitas Indonesia bekerja sama dengan antropologi dari The Australian National University, Prof. James J. Fox (salah seorang penggagas Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu di Indonesia) akhir tahun 1980-an tengah melakukan pemantauan hal serangan hama wereng batang coklat dan penyakit yang meledak di berbagai wilayah di P. Jawa selama 2 tahun terakhir. Rasa prihatin akan kondisi ini setelah dua puluh tahun program PHT dilaksanakan di Indonesia. Penelitian dari Ibu Yunita dan tim juga terkait dengan kegiatan tim dalam mendampingi petani untuk mengantisipasi perubahan cuaca/iklim melalui kegiatan pengukuran curah hujan dan pengamatan agroekosistem/agrometeorologi di beberapa lokasi di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Jatisari, merupakan bagian dari kerjasama pembuatan film tersebut, karena sebagian lokasi shooting dan narasumber dilaksanakan di Jatisari. Belum lagi didukung dari SDM Jatisari termasuk dari Laboratorium Entomologi, Laboratorium PCR dan pelaksana lapang yang memperagakan langsung (praktek) lapang pendugaan populasi wereng batang coklat (WBC) melalui sweeping dan identifikasi populasi WBC dan musuh alami.
Kehadiran video dokumenter serangan WBC dan pengendaliannya terdiri dari 2 volume, yang menyoroti tentang Wereng Batang Coklat di Sawah Petani (Vol.1) dan Sawah Tangguh di Tangan Petani (Vol.2), sangat membantu petugas dalam penyuluhan tentang pengendalian OPT khususnya WBC. Film Video Dokumenter ini diproduksi oleh:
Pusat Kajian Antropologi Universitas Indonesia
Academy Professorship Indonesia Bidang Ilmu Sosial & Humaniora
The Research School of Asia the Pacific The Australian National University.
Yang didukung oleh PT. Medco Intidinamika.
(Bersambung...!)
.
Apresiasi Pengelolaan Pameran
11.07 | Author: Urip SR
Biro Hukum dan Informasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian kembali menyelenggarakan "Apresiasi Pengelolaan Pameran" yang kedua, setelah sukses yang pertama diadakan di Bandung, bertempat di Hotel Marbellla Suites Jl. Sentra Dago Pakar Bandung, tanggal 5-7 Desember 2011.
Pada penyelenggaraan yang kedua kali ini mengambil tempat di Yogyakarta (Jayakarta Hotel & Spa) Jl. Laksda Adi Sucipto, KM,8 Bandara Adi Sucipto, yang akan diselenggarakan pada tanggal 20 - 22 Maret 2012.

Perkembangan yang pesat dibidang komunikasi visual, khususnya pameran dan peragaan pada era globalisasi, menuntut para pelakunya profesi dibidang pameran dan peragaan untuk senantiasa mengikuti dan mengantisipasi perkembangannya, sehingga mereka mampu dan dapat memfungsikan media komunikasi visual, khususnya pameran dan peragaan sebagai media penyebarluasan informasi yang pada akhirnya berguna untuk sosialisasi, kampanye publik untuk membangun image dan edukasi.
Dengan memperhatikan pemikiran tersebut, maka apresiasi pengelolaan pameran, khusunya para pengelola pameran dirasakan sangat perlu untuk senantiasa ditingkatkan kualitas (mutu) dan profesionalitas mereka agar dapat menjadi insane pameran dengan kemampuan mumpuni yang pada gilirannya dapat menyampaikan pesan informal dibidang pembangunan pertanian kepada masyarakat dengan efektif dan efisien serta berdayaguna.

Tujuan dan sasaran

Tujuan penyelenggaraan Apresiasi Pengelolaan Pameran Lingkup Kementerian Pertanian adalah :
a. Meningkatkan kesadaran (awareness) para pengelola pameran khususnya mengenai tanggung jawab menghadapi berbagai peluang dan tantangan global;
b. Meningkatkan wawasan para pengelola pameran mengenai strategi dalam meningkatkan peran serta mengoptimalkan fungsi media pameran dalam berbagai dinamika pameran;
c. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pengelola pameran dalam mempersiapkan media pameran.
d. Meningkatkan motivasi pengelola pameran dalam upaya mewujudkan pengelolaan pameran.
Adapun sasaran yang hendak dicapai adalah : berkembangnya kreatifitas penanggungjawab/pengelola pameran, sehingga mereka menjadi lebih kompeten.

Metode dan Prosedur

Metode prosedur yang digunakan dalam penyelenggaraan Apresiasi Pengelolaan Pameran Lingkup Kementerian Pertanian menggunakan metode paparan dan diskusi serta kunjungan lapangan (field Trip).

Keterangan Foto: Peserta Apresiasi Pengelolaan Pameran th 2011 berfoto bersama
(Foto: Haryo Radianto).
.
Surveylance OPT Tanaman Pangan
09.31 | Author: Urip SR
Surveilans adalah suatu proses resmi yang ditujukan untuk mengumpulkan dan mencatat suatu Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) melalui survei, monitoring atau prosedur lain.
Tujuan diadakannya surveilans al: 1) mengetahui keberadaan OPT sasaran, kepadatan populasi, sebaran dan dinamikanya, 2) sebagai dasar analisa peramalan, 3) sebagai dasar Early Warning System, 4) alat evaluasi keberhasilan pengendalian tindakan OPT.
Adapun keuntungan melakukan surveylance adalah sbb: 1) Pemilihan sampel lebih sederhana, 2) metode lebih praktis, mudah dan efisien, 3) dapat memberikan gambaran global tentang situasi OPT, 4) dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, 5) lebih sederhana daripada survei namun lebih lengkap dari monitoring.

Prosedur Pengamatan

Tiap kabupaten diambil 3 kecamatan, dari masing2 kecamatan diambil 3 - 5 desa contoh. Prioritas pemilihan lokasi, daerah dengan luas pertanaman terluas, merupakan kantong serangan menurut data historis pernah terinfestasi OPT. Tiap2 desa diambil 1 hamparan dan tiap hamparan diamati 30 sampel rumpun contoh. Petak contoh terletak pada perpotongan garis diagonal (A) dan pertengahan potongan-potongan garis diagonal terpanjang (B dan C). Jumlah rumpun yang diamati tiap unit contoh adalah 10 rumpun x 3 petak contoh (A,B,C) sehingga total 30 rumpun contoh.
Komponen2 yang diamati adalah luas tanaman terserang, intensitas serangan OPT, kepadatan populasi OPT dan musuh alami , stadia/umur tanaman, varietas dan tindakan pengendalian yang pernah dilakukan petani. Pengamatan rumpun contoh dimulai pada rumpun ke 5 dengan interval 5 langkah. Sedangkan bila petak contoh kecil (tidak luas) pengamatan rumpun contoh dengan bentuk huruf "U".
Sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai, interval waktu pengamatan surveylance berselang setiap 2 (dua) minggu sekali untuk lokasi kabupaten yang sama.

Penilaian kerusakan OPT

Penilaian terhadap kerusakan tanaman dilakukan berdasarkan gejala serangan OPT yang sifatnya sangat beragam. Kerusakan tanaman oleh serangan OPT dapat berupa kerusakan mutlak dan tidak mutlak.

Daftar Pustaka :
Pedoman Pengamatan & Pelaporan Perlindungan Tanaman Pangan.
2008.
.
Tempo.Co (21/11/10) Ribuan hektar tanaman padi di Kabupaten Wajo diserang hama kepik hitam. Hama ini membuat beras yang dihasilkan akan memerah dan kehitaman, serta rasanya pahit.Tanaman padi di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Belawa, Maniangpajo, dan Majauleng yang diserang kepik hitam. Rusalang Angka, petani Maniangpajo mengatakan akibat serangan kepik hitam, petani merugi. "Karena warna beras hitam atau merah dan sangat pahit sehingga tidak ada yang membeli," kata dia.

Berita di Tempo.Co tanggal 21 November 2010 membuka tulisan ini, yang membahas tentang serangan Kepik Hitam di Kabupaten Wajo. Bagi masyarakat Wajo mungkin hama ini menjadi hama utama yang meresahkan, namun tidak bagi petani di Pulau Jawa. Fenomena hama sekunder yang berubah menjadi hama primer patut diwaspadai, mengenal lebih dekat bioekologi dari kepik hitam merupakan salah satu cara untuk mengetahui bagaimana saat yang tepat untuk mengendalikan hama ini.

Kepik hitam (Paraeucosmetus pallicornis (Dallas) (Hemiptera; Lygaeidae) dilaporkan pertama kali menyerang tanaman padi di Desa Toraut, Kec. Dumoga, Sulawesi Utara (Sembel D.T, 1989). Selebumnya penduduk setempat telah mengenalnya dengan nama”Semut Hitam” karena bentuk, ukuran, dan pergerakannya seperti semut hitam. Sekarang hama ini telah menyebar ke Provinsi Gorontalo, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur. (Mangundap, N., 1990). Harsono L dan Aunu Rauf (2008).

BIOEKOLOGI

Kepik hitam aktif pada pagi dan senja hari. Pada siang hari berlindung di pangkal batang/rumpun padi atau pada vegetasi rerumputan di permukaan tanah. Nimfa instar instar-1 dan -2 umumnya berada pada pangkal batang, mengisap cairan tanaman padi dan rerumputan. Nimfa instar berikutnya dan imago merusak bulir padi. Di lapangan lebih banyak ditemukan pada fase matang susu terutama pada kondisi lembab dan cocok bagi kehidupan kepik hitam (Rauf, 2008).

GEJALA SERANGAN

Hama kepik hitam merusak tanaman padi dengan cara menusukkan stiletnya ke dalam bulir padi dan menghisap cairan gabah. Gejala serangan bulir padi menjadi coklat, beras berwarna coklat kehitaman, mudah hancur saat digiling dan apabila dimasak nasinya terasa pahit. Akibat petani merugi dan pedagang padi enggan membeli gabah yang berasal dari lahan terserang.

SIKLUS HIDUP

Hasil pengamatan tim kajian kepik hitam BBPOPT bekerjasama dengan IP3OPT Pinrang, Sulawesi Selatan tahun 2011 sebagai berikut:

Telur
Diletakkan berkelompok atau satu per satu secara acak pada batang padi dan serasah, berbentuk lonjong, berwarna jingga, berukuran panjang 1 mm lebar 0,3 mm dan menetas setelah 4-6 hari.
Nimfa
Berbentuk ramping dan berwarna hitam menyerupai serangga dewasa, kecuali instar ke-1 berwarna merah. Nimfa terdiri dari 5 instar. Lama perkembangan nimfa berkisar 12-21 hari.
Instar-1 berukuran panjang 1 mm, berganti kulit setelah 2-5 hari, ditandai dengan perutnya membesar.
Instar-2 berukuran panjang 2 mm, berganti kulit setelah 2-3 hari dari instar ke-1.
Instar-3 berukuran panjang 3 mm, berganti kulit setelah 2-3 hari dari instar ke-2.
Instar-4 berukuran panjang 5 mm, berganti kulit setelah 2-5 hari dari instar ke-3.
Instar-5 berukuran panjang 7 mm, berganti kulit setelah 4-5 hari dari instar ke-4.
Dewasa
Berukuran panjang 7-7.5 mm, femur tungkai depan membesar dan mempunyai duri sebanyak 8 buah, tungkai tengah berukuran lebih kecil daripada tungkai belakang. Lama hidup dewasa 6-12 hari.
PENGENDALIAN
Potensi kerusakan dan kehilangan hasil produksi padi akibat serangan hama kepik hitam tergolong tinggi. Oleh karena itu rekomendasi pengendalian yang disarankan adalah sebagai berikut:
Teknik bercocok tanam:
Pengolahan tanah dan sanitasi lingkungan untuk menghilangkan sumber serangan, gulma dan mematikan populasi hama yang ada.
Pemupukan yang berimbang dengan dosis spesifik lokasi yang diharapkan dapat memberi ketahanan pada tanaman.
Pola tanam:
Pengaturan jarak tanam dibuat agak lebar untuk menciptakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai untuk perkembangan hama. Misalnya tanam sistem legowo 2:1. Jarak tanam yang terlalu rapat mempertinggi kelembaban iklim mikro yang menjadi faktor pendorong berkembangan hama.
Melakukan pergiliran varietas padi dan pola tanam padi – palawija.
Melakukan pengaturan air secara berkala untuk mengurangi kelembaban di sekitar pertanaman.

Pemanfaatan agens hayati:

Aplikasi jamur entomopatogen seperti Beauveria bassiana. Merupakan mikroorganisme indigenous yang sangat potensil, mengandung racun beauvericin, yang dapat mengganggu fungsi hemolympha dan nucleus sehingga mengakibatkan pembengkakan yang disertai pengerasan pada serangga hama yang terinfeksi.
Pemanfaatan pestisida nabati:
Aplikasi ekstrak daum mimba yang mengandung azadirachtim (C35H44O16), merupakan racun perut, bersifat penghambat pertumbuhan yaitu menggangu proses fisiologi serangga (Kardiman 2002). (Sukar, Idah Faridah, Dwitya Rizkya Gabriel, Urip SR)***

Daftar Pustaka:
Laporan Hasil Pengamatan Lapangan Klarifikasi Hama Baru Kepik Penghisap Bulir Padi di Provinsi Sulawesi Utara Tanggal 4-5 Desember 2008 oleh Prof. Dr. Ir. Aunu Rauf, M.Sc. dan
Ir. Harsono Lanya, MS.2008

Laporan Hasil Kajian Dinamika Populasi dan Pengendalian Kepik Hitam oleh Tim Kajian BBPOPT bekerjasama dengan IP3OPT Pinrang, Sulawesi Selatan 2011
.

Foto: Idah Faridah dkk, desain grafis Urip SR
Materi ini juga sebagai bahan Leaflet pada TA. 2012
.

Kahat Seng (Zinc Deficiency)
20.05 | Author: Urip SR
Kulon Progo (6/03). Pada saat melakukan surveylance seringkali perhatian kita hanya tertuju pada kerusakan tanaman padi yang ditimbulkan oleh hama. Padahal semua kerusakan oleh organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sangat luas, tidak hanya serangan oleh hama dan penyakit saja, tetapi kekurangan salah satu unsur hara pun harus dilaporkan. Seperti pada saat melakukan survey di kecamatan Lendah, Kab. Kulon Progo terdapat pertanaman padi mengalami kekurangan unsur seng
atau dikenal dengan istilah Kahat Seng (Zinc Deficiency). Kami mencoba mengidentifikasi secara visual dengan cara mencabut rumpun yang bergejala dengan mengamati perakaran, warna daun dan pertumbuhan tanaman di sawah, termasuk sawah tempat tumbuh padi. Sawah yang selalu tergenang menyebabkan gejala khlorosis yang berat.
Biasanya setelah sawah dikeringkan tanaman akan sembuh. Pada kasus ini selain khlorosis oleh kahat seng juga muncul gejala serangan kresek/BLB oleh bakteri Xanthomonas campestris, maklum di Kulon Progo frekuensi hujan masih cukup tinggi dan jarak tanam yang rapat sehingga penyakit kresek ini mudah menyerang dengan kondisi sawah yang selalu tergenang.
Kami merekomendasikan jika kekurangan Zn ringan, cukup diberikan 5 kg Zn/Ha (ZnSO4) dan bila gejalanya berat diberikan 20 kg/Ha (ZnSO4).
(uripsr@ymail.com)***

Trima kasih kepada Bp. Ir. Bambang Hermanto, Tarsana Totaruno, SP, MP Staff Teknis BPTPH DIY, dan Bp. Sutiman Koordinator POPT Kab. Kulon Progo, yang membantu selama surveylance.
Keterangan Foto: 1. Pak Sutiman sedang menunjukkan gejala tanaman kahat seng
Foto 2. Gejala khlorotik pada daun tanaman padi yang kahat Zn. (Foto: Urip SR)
.
Hasil jepretan menggunakan kamera digital LUMIX obyek OPT yang bergerak seperti ulat ini harus sabar, masalahnya kalau daunnya tersenggol sang ulat akan berjalan berpindah tempat, ada 10 jepretan hanya ini yang bisa diabadikan. Kami mencoba mengulas sedkit "sang ulat" yang bersemayam di daun padi tersebut.
Di pertanaman padi ulat ini jarang mencapai populasi tinggi. Keadaan ini disebabkan karena banyaknya musuh alami yang menyerang dan merusak hampir seluruh telur, larva, kepompong serta fase dewasa. Ulat ini juga peka terhadap perubahan iklim. Ulat hesperid sering ditemukan pada lahan pertanaman padi fase berbunga. Ulat ini makan daun tanaman padi. Telur hesperid ini diletakkan satu persatu pada daun. Fase telur berakhir sekitar 4 hari. Kepompong ditemukan diantara daun2 padi yang telah diikat satu dengan yang lain membentuk selubung. Kepompong melekat pada salah satu ujung selubung. Masa larva dan kepompong berakhir sekitar 38 hari. Ngengat aktif pada siang hari dan istirahat pada malam hari.
.
HUT Balai Besar Peramalan OPT
07.15 | Author: Urip SR
Jatisari (10/03/2012). Acara ulang tahun Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) yang ke 24 dikemas ala Pesta Kebun, dengan mengambil posisi disamping kolam pemancingan. Kesan hijau menyelimuti suasana pesta, karena disekeliling tumbuh pepohonan besar yang rindang, dari pohon mangga, rambutan sampai kebun koleksi pestisida nabati. Panggung berdiri disamping kiri lapangan Tennis menghadap ke arah kolam. Panitia sengaja mensetting sedemikian rupa agar suasana benar2 akrab dan penuh kekeluargaan. Acara cukup meriah bukan karena iringan organ tunggal dan penyanyi yang aduhai tetapi berbarengan dengan acara door prize RAT Koperasi Mitra Usaha tahun buku 2011, yang rapatnya sudah dilaksanakan sehari sebelumnya (Jumat 9/03). Banjir hadiah mewarnai HUT BBPOT kali ini juga datang dari 2 stake holder yang ikut berpartisipasi dalam acara ini antara lain PT. FMC dan PT. Tritama Wirakarsa (Nordox). Acara yang mendapat restu dari Dirjen Tanaman Pangan ini sebagai refleksi perjalanan BBPOPT selama 24 tahun hingga saat ini. Selain dihadiri oleh Dirjen TP (walaupun cuma nengok sebentar) namun cukup membanggakan pihak panitia, selain itu dihadiri juga oleh perwakilan Direktorat Serealia, Perwakilan kelompok tani, pejabat esselon III dan IV lingkup BBPOPT sendiri, dan pihak swasta. Secara simbolis potong tumpeng dilakukan oleh kepala Balai disaksikan para hadirin tamu undangan.
Pada sambutannya Ir. Sarsito Wahono Gaib Subroto, MM (kepala balai) menyampaikan secara runut sejarah BBPOPT. Sambutan juga disampaikan oleh PT. FMC (Bp. Amir Hamzah), PT. Tritama Wirakarsa (Bp. Ajat Sudrajat), dan Kelompok Tani (Bp. H. Udin) yang menyampaikan peran penting BBPOPT sebagai ujung tombak peramalan OPT yang senantiasa memberikan informasi tentang perkembangan OPT setiap musim tanam. Menurut ketiganya sepakat bahwa kehadiran ramalan BBPOPT dalam menginformasikan trend2 perkembangan OPT di Indonesia masih sangat dibutuhkan.
Acara puncak Mancing bersama, dan hiburan organ tunggal, mancing merupakan hiburan yang banyak peminatnya maklum dari 2 kuintal ikan yang ditanam di empang terdapat ikan yang diberi tanda khusus berupa pita, para pemancing yang mendapatkan ikan ini berhak memperoleh sejumpah hadiah yang telah disediakan oleh panitia. Mancing berlangsung meriah diselingi alunan merdu artis lokal organ tunggal yang menghibur mancing mania.
Kesibukan kerja yang melelahkan pikiran dan otak terlampiaskan pada acara ini, refreshing yang murah meriah ini mampu menumbuhkan rasa kekeluargaan yang dalam. Hadirr juga para purna tugas yang sudah memasuki masa pensiun diantaranya hadir Bp. Ir. Totok Roekitok, Sukar, H. Djaenal Arifin, ketiga purna tugas ini mendapatkan bingkisan kenang2an dari BBPOPT. Alunan musik nostalgia era 80-an mewarnai perhelatan acara ini, gemericik kolam dan teriakan kegembiraan manakala mata kailnya mengenai seekor ikan menambah semarak siang itu. Tidak terasa acara berlalu begitu cepat, seperti juga usia BBPOPT yang menapaki 24 tahun, usia yang cukup dewasa dan matang untuk berprestasi dan berkarya bagi bangsa ini.
Dari lubuk hati yang paling dalam akhirnya "Selamat ultah BBPOPT" semoga selalu menjadi soulmate petani dan petugas lapang. Happy Birtday GBU...!!!***
.
Siput Murbei (Pomacea canaliculata)
06.50 | Author: Urip SR
Siput murbei atau keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) merupakan hama sekunder yang sering membuat pusing petani pada saat awal tanam, hama ini sering menggasak bibit padi yang baru ditanam, sehingga petani sering menanam ulang karena dimakan siput murbei. Hama ini menyukai tanaman padi muda sejak mulai tanam sampai umur tanaman 21 HST. Upaya penyulaman sering dilakukan oleh petani untuk menutupi kerusakan yang ditimbulkan oleh siput murbei. Pada populasi yang tinggi bisa mengakibatkan tanam ulang (replanting) sehingga menyebabkan biaya tanam yang tidak sedikit. Seperti apa sih sosok siput murbei ini?
Mari kita urai secara detail, bagaimana ekobiologi siput murbei ini, harapannya setelah mempelajari ekobiologi ini para petani mampu mengendalikan siput murbei dengan tepat.
Mengetahui keberadaan siput murbei sangat mudah, karena seringkali dijumpai kelompok telur siput murbei yang berwarna kontras menempel di batang padi, di pematang sawah maupun di tanggul2 tersier. Warna kelompok telur siput murbei merah jambu sangat kontras diantara rumpun padi yang hijau. Bentuknya sangat menarik namun kerusakan yang ditimbulkannya bikin gondok petani.

Kerusakan yang ditimbulkan dan upaya pengendalian

Siput murbei memakan tanaman padi muda, menyebabkan adanya bibit yang hilang di pertanaman. Bekas potongan batang dan daun terlihat mengambang.
Menurut buku saku "masalah lapang : hama, penyakit, hara pada padi" terbitan Puslitbangtan dan IRRI. Apabila terjadi invasi siput murbei, sawah perlu segera dikeringkan, karena siput murbei menyenangi tempat2 yang digenangi air. Jika petani menanam dengan sistem tanam pindah maka pada 15 hari setelah tanam pindah, sawah perlu dikeringkan kemudian digenangi lagi secara bergantian (Flash flood = intermitten irrigation). Bila padi ditanam dengan sebar langsung, selama 21 hari setelah sebar, sawah perlu dikeringkan kemudian digenangi lagi secara bergantian. Selain itu perlu dibuat caren di dalam dan di sekeliling petakan sawah sebelum tanam, baik dimusim hujan maupun kemarau. Ini dimaksudkan agar pada saat dilakukan pengeringan, siput murbei akan menuju caren sehingga memudahkan pengambilan siput murbei dan sebagai salah satu cara pengendaliannya.
Waktu kritis untuk mengendalikan siput murbei adalah pada saat 10 hari setelah tanam pindah, atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah). Setelah itu laju pertumbuhan tanaman lebih besar daripada laju kerusakan oleh siput murbei.
Pengendalian dengan pestisida nabati menggunakan tanaman lerak, akar tuba (Deris eliptica) , saponin dan tembakau.
Nah, ulasan singkat ini semoga bermanfaat bagi para petani.
.