Nyoto Dulu Ah....(Soto Lamongan)
02.28 | Author: Urip SR
Seperti biasa sudah menjadi rutinitas apabila selesai melaksanakan tugas, refreshing adalah hal terpenting setelah penat mendera selama seharian penuh. Selain istirahat di hotel, memanjakan lidah dengan kuliner lokal adalah wajib. Kali ini Soto Lamongan pun dicicipi bagaimana rasanya menikmati soto di tempatnya Kota Lamongan.

Soto Lamongan makanan khas dari Kota Lamongan (Jawa Timur) seringkali dijumpai di sudut-sudut kota dengan cirinya yang khas, yaitu dengan tenda. Soto adalah kuliner rakyat di Indonesia dan setiap daerah mempunyai ciri khas tersendiri, seperti halnya soto Lamongan.

Yang mencirikan soto Lamongan adalah kuahnya yang berwarna kuning. Bahannya dari daging ayam, kaki, dan jeroan ( Ati dan Rempela ). Bumbunya: Kunir, Jinten , Ketumbar , Laos , Bawang Merah , Bawang Putih , Sere, Daun Purut , Kemiri , merica, kecap asin, micin, dan garam, jangan lupa pula ditambahkan ikan bandeng yang direbus bersama bumbu tersebut sampai hancur(durinya disingkirkan terlebih dahulu).

Untuk pelengkapnya Suun , Telor, Sladri , Poyah ( Krupuk Udang dan bawang putih goreng) , lombok (cabe,kemiri,garam). cara menyajikan dengan nasi putih.

Kami menikmati kuliner ini di pusat jantung kota Lamongan, wuih..segernya, ternyata tidak jauh beda antara soto lamongan yang ada di Jakarta maupun di tempat asalnya. Yang sangat beda adalah si penyaji yang manis dan ramah asli gadis Lamongan. Wah..wah...wah...Nikmat..!!!

.
Serba-serbi Workshop
02.21 | Author: Urip SR
Acara Workshop Pengendalian Wereng batang Coklat dan penyakit utama padi selain pembahasan RTL juga dimeriahkan dengan acara pameran inovasi teknologi pengendalian OPT.
Bertempat di halaman samping gedung "Graha Bhinneka Karya" (Gd.Korpri) Jl. Kusuma Bangsa, berdiri tenda tempat stand pameran berlangsung. Pameran diikuti oleh mitra swasta 15 perusaaan pestisida (Formulator), dan 3 instansi pemerintah al, BB-Padi, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT), dan BPTPH Prov. Jawa Timur.

Agenda workshop antara lain :

- Pembuatan RTL sebagai wujud nyata pengendalian Wereng Batang Coklat tahun 2011
- Pameran inovasi teknologi perlindungan tanaman padi

Workshop wereng batang coklat ini bertujuan untuk :

a. Mengidentifikasi dan mengevaluasi serangan wereng batang coklat saat ini.
b. Mengevaluasi varietas padi tahan wereng batang coklat dan definisi ketahanan
c. Meningkatkan produksi untuk mencapai target 70,6 juta ton GKG.
d. Mengkoordinasikan semua institusi terkait dalam rangka mencapai target produksi 2011.

Tempat:

Acara workshop pengendalian wereng batang coklat dilaksanakan di Graha Bhinneka Karya, Gedung Korpri, Lamongan pada 20 April 2011.

Peserta:

Peserta workshop pengendalian wereng batang coklat adalah Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian Kabupaten di Jawa Timur (Gresik, Sidoarjo, Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Madiun, Ngawi, Ponorogo, Kediri, Tulungagung, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Jember, Banyuwangi), BPTPH, BPTP, Badan SDM, LPHP se-Jawa Timur, HKTI, KTNA, Koordinator POPT, Bakorluh, Bapeluh, Swasta, Gabungan kelompok tani, dan kelompok tani.

Agenda Kegiatan:

- Pendaftaran - Panitia
- Laporan pelaksanaan workshop
- Sambutan dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur
- Arahan sekaligus pembukaan workshop
- Laporan situasi hama dan penyakit padi di Jawa Timur
- Teknik pembuatan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
- Pembagian grup pembuatan RTL berdasarkan kabupaten
- Ishoma
- Presentasi RTL masing-masing kabupaten (Diskusi)
- Rangkuman hasil diskusi RTL
- Pembacaan rumusan dan penutupan.

Pameran Inovasi Teknologi Perlindungan Tanaman:

- BB-Padi
- BBPOPT
- BPTPH Prov. Jawa Timur
- PT. Bayer Indonesia
- PT. Dupont Indonesia
- PT. Tritama Wirakarsa
- PT. Arysta Life Science
- PT. FMC
- PT. BASF
- PT. Vitafarm
- PT. Petrokimia Kayaku
- PT. Petrosida Gresik
- PT. Centa Brasindo Abadi
- CV. Saprotan Utama
- PT. Mitra Kreasi Dharma
- PT. Biotis
- PT. Agricon
- PT. Tanindo Subur Prima

Posisi serangan wereng batang coklat (WBC) pada tahun 2011 ini menjadi sangat penting walaupun serangannya yang sampai puso belum terlalu luas. Hal ini disebabkan, pada tahun 2011 atas instruksi Presiden SBY agar produksi nasional mencapai 70,6 ton GKG dan surplus beras 10 juta ton sampai 2015. (USR)***

.
Apa itu RTL...???
01.44 | Author: Urip SR
Oleh-oleh dari Lamongan bukan sotonya, tetapi RTL (Rencana Tindak Lanjut) pengendalian hama wereng batang coklat (WBC) dan hama penyakit utama padi, sebagai wujud nyata pengendalian WBC tahun 2011. Dengan mengambil Tema "Normalisasi Produksi Padi Pasca Ledakan Wereng Batang Coklat"
RTL itu sendiri bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi serangan wereng batang coklat saat ini (MK. 2011). Mengevaluasi varietas padi tahan wereng batang coklat dan definisi ketahanan. Meningkatkan produksi untuk mencapai target 70,6 juta ton gabah kering giling (GKG), serta mengkoordinasikan semua institusi terkait dalam rangka mencapai target produksi tahun 2011.
Namun demikikian untuk mencapai target pada MK. 2011 dalam perjalanannya mengalami hambatan dengan adanya OPT, terutama wereng batang coklat yang telah merusak tanaman padi seluas 105.000 ha pada tahun 2010. WBC saat ini merupakan hama global, bukan saja menjadi hama pada pertanaman padi di Indonesia, tetapi juga telah banyak menyerang pertanaman padi di hina, Vietnam, Thailand, India, Pakistan, Malaysia, Filipina, Jepang, bahkan Korea.
Nah,...RTL merupakan solusi untuk menyelesaikan permasalahan OPT secara terkoordinasi antar institusi Pusat maupun Daerah dalam rangka mencapai target produksi di tahun 2011.
Semoga..!!!(USR)***
.
SPOT STOP...!!!
01.30 | Author: Urip SR
Arahan Dirjen Tanaman Pangan pada saat pembukaan Workshop Wereng Batang Coklat dan Penyakit utama padi di Lamongan (20/4) yang baru lalu. Workshop menghasilkan kertas kerja yang merupakan dasar kita untuk mengimplementasikan secara nyata di tingkat lapang. Langkah nyata dalam pengendalian wereng batang coklat melalui RTL di Jawa Timur ini merupakan rangkaian dari workshop-workshop yang telah ada sebelumnya, dimulai dari Jawa Tengah (Tegalgondo), Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur. Setelah itu tidak ada lagi workshop serupa artinya permasalahan eksplosif hama wereng sudah bisa diatasi. Tidak ada lagi laporan adanya spot-spot hopperburn akibat serangan wereng batang coklat terhadap tanaman padi.
SPOT STOP...!!!
Mampukah kita? Pertanyaan besar yang menyeruak diantara benak para hadirin yang memenuhi aula gedung Korpri Jl. Kusuma Bangsa Lamongan. Kunci sukses pengendalian adalah terkoordinasi antara pusat dan daerah dalam mengambil kebijakan yang cepat. Aparat yang sinergis, tanggap terhadap segala permasalahan OPT yang berkembang.
Petani bersama pemerintah harus mempunyai semangat yang sama dalam menghentikan penyebaran wereng coklat. Dirjen Tanaman Pangan,Udhoro Kasih Anggoro, dalam Workshop Pembuatan Rencana Tindak Lanjut Pengendalian Wereng Coklat dan Hama Penyakit Utama Padi di Lamongan, Jawa Timur, Rabu (20/4/2011), memaparkan empat strategi yang diterapkan untuk mempertahankan ketahanan pangan.

Udoro menjelaskan strategi pertama, yaitu perluasan areal tanam untuk meningkatkan produktivitas dari 5,1 ton menjadi 5,3 ton per hektar. Strategi kedua, pengamanan produksi dengan cara menurunkan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan menurunkan kehilangan hasil.

Strategi ketiga, penguatan kelembagaan petani dan pembiayaan untuk petani. Sementara strategi keempat, penguatan produktivitas melalui varietas yang sesuai kondisi lahan di wilayah setempat sehingga terjadi peningkatan sebesar 0,3 kuintal per hektar.

Dia berharap dengan strategi tersebut, maka upaya surplus sebesar 70,6 ton gabah kering giling (GKG) menjadi kenyataan. "Upaya ini sebagai penerjemahan instruksi presiden yang isinya gerakan lawan hama dengan langkah nyata sebaik-baiknya," ujar Udhoro.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Made Jana Mejaya menyampaikan, workshop sebelumnya dilaksanakan di Tegalgondo, Solo, Jawa Tengah, pada 31 Maret 2011, yang dihadiri perwakilan dari tujuh kabupaten/kota eks karesidenan Surakarta dan yang kedua di Sukamandi pada 12 April 2011 dihadiri perwakilan 10 kabupaten di Jawa Barat dan Banten.

Workshop di Lamongan dihadiri perwakilan 15 kabupaten di Jawa Timur yang mengalami serangan hama wereng, yakni Banyuwangi, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Kediri, Lamongan, Lumajang, Madiun, Ngawi, Ponorogo, Sidoarjo, Situbondo, Tuban, dan Tulungagung. Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka normalisasi produksi padi pascaledakan wereng coklat.

Lamongan merupakan salah satu kabupaten yang wilayahnya cukup parah diserang wereng coklat. Respons atas rencana tindak lanjut ditunjukkan oleh Gubernur Jawa Tengah dengan menyuplai 40 ton bibit kepada petani. Dengan adanya RTL, mampu bermanfaat bagi petani dan mampu mengamankan produksi beras nasional.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jawa Timur Wibowo Eko Putro berharap bisa melaksanakan Inpres Nomor 5 Tahun 2011 tentang Bantuan Penanggulangan Padi Puso. Dia menyebutkan, pada 2010 sekitar 21.000 hektar padi di Jawa Timur mengalami puso. Penyebab kegagalan panen tersebut adalah wereng, banjir, dan kekeringan.

Wibowo menyatakan, peran Jawa Timur dalam pengadaan beras nasional sebesar 17 persen. Petani Jatim perlu survive dalam melawan OPT. "Bukan penggantiannya yang diharapkan, melainkan bagaimana melindungi petani dalam mempertahankan produksi pertanian," kata Wibowo.

Wakil Bupati Lamongan Amar Saifudin menyatakan, Pemkab Lamongan siap bersinergi dalam pelaksanaan RTL. Pemkab Lamongan berusaha memperbaiki infrastruktur pertanian berupa pembangunan jalan, perbaikan irigasi, serta perbaikan sarana pertanian lainnya.

Pakar Wereng Batang Coklat dari BB-Padi, Profesor Baehaki Suherlan Effendi, mengatakan bahwa RTL adalah kegiatan yang berkelanjutan yang dilakukan secara terus-menerus. Diperlukan kebersamaan dalam menanam padi, terutama dalam tanam serentak atau berjemaah.
.