Apa itu PGPR?
12.10 | Author: Urip SR
Contoh Perlakuan PGPR pada cabe (Foto : Google)
PGPR kepanjangan dari Plant Growth Promoting Rhizobacteria (Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman) yang mengandung Pseudomonas fluorescens (PF) dan Bacillus polymyxa (BP). Merupakan bakteri berguna bagi pertumbuhan tanaman yang mengkolonisasi perakaran dengan mekanisme :
•    Menekan perkembangan penyakit tular tanah : penyakit layu fusarium, penyakit layu bakteri, penyakit Phytopthora, Penyakit Rhizoctonia, Penyakit Sclerotium, penyakit pustule bakteri, penyakit hawar bakteri, penyakit antraknosa, penyakit bercak daun, dan penyakit karat daun.
•    Memproduksi fitohormon (biostimulan) : IAA, Sitokinin, Giberilin, penghambat produksi etilen.
•    Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (biofertilizer) : meningkatkan penyerapan/pengambilan unsur N, Fe, dan Mn.
•    Meningkatkan jumlah perakaran halus, luas permukaan akar bertambah.  Kemampuan menyerap nutrisi dan air meningkat, kebugaran tanaman bertambah sehingga lebih tahan terhadap gangguan hama dan patogen atau mampu mengkompensasi kerusakan tanaman.
Penggunaan PGPR (Dosis 1 gelas per 20 liter air)
Tanaman cabai : Maksimal 3 x aplikasi
•    Perendaman benih :
1.    Campurkan 3-4 sendok makan bahan biakan dengan 1 gelas air masak, aduk hingga merata.
2.    Cuci benih cabai yang akan direndam hingga bersih.
3.    Rendam benih selama semalam (10-12 jam).
4.    Angkat benih dan kering anginkan ditempat teduh.
5.    Benih siap disemaikan.
•    Penyiraman persemaian ( 1 minggu sebelum ditanam) :
1.    Campurkan 1 gelas bahan biakan dengan 20 liter air, aduk hingga merata.
2.    Siramkan dengan alat gembor/emprat ke persemaian.
•    Penyiraman pertanaman (1 bulan setelah tanam) :
1.    Campurkan 1 gelas bahan biakan dengan 20 liter air, aduk hingga merata.
2.    Siramkan dengan gembor ke sekitar perakaran sampai batas lingkar tajuk.
•    Bisa untuk komoditas hortikultura lainnya seperti :
1.    Bawang merah (perlakuan 14 HST dan 40 HST)
2.    Melon/Timun (perlakuan 21 HST dan 45 HST)
3.    Tomat (perlakuan 7 hari sebelum pindah tanam dan 45 HST)
4.    Kacang Panjang (perlakuan 21 HST dan 45 HST)
5.    Padi (perlakuan 7 hari sebelum pindah tanam dan 40 HST)
•    Perlakuan benih/bibit :
1.    Bawang merah (sesaat sebelum tanam tanah disiram dengan larutan)
2.    Melon/Timun (direndam selama 2-3 jam)
3.    Tomat (direndam selama 3-4 jam)
4.    Kacang Panjang (direndam selama 1 jam)
5.    Padi (direndam selama semalam)
Sumber : Pos Pelayanan Agens Hayati “BUANA LESTARI”
NGANJUK – JAWA TIMUR
.
Atasi Wasir dengan Tomat
11.56 | Author: Urip SR
Tomat berkhasiat atasi wasir (Foto : Urip SR)
Buah Tomat yang biasa ditanam di pekarangan rumah mempunyai segudang khasiat untuk pengobatan, antara lain mengatasi sakit wasir, radang gusi, hipertensi, dan demam.
Buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) yang rasanya manis, asam, dan sifatnya sedikit dingin memiliki segudang khasiat untuk pengobatan.  Buah tomat bisa digunakan untuk mengatasi sakit wasir, gangguan penceraan, seperti perut kembung, tidak nafsu makan, susah buang air besar(sembelit).  Buah tomat juga bisa digunakan untuk mengobatai sakit kuning, radang hati, radang saluran nafas (bronchitis), dan sesak nafas (asma bronchial).Penyakit lainnya yang dapat disembuhkan oleh buah tomat adalah radang usus buntu, radang gusi, gusi berdarah, sariawan, ulkus lambung, tekanan darah tinggi (hipertensi), kadar kolestrol darah tinggi (hiperkolestrolemia), lemas akiba kadar glukosa darah rendah, tomat juga berfungsi untuk mengobati demam, rasa haus, rematik, gout, dan memar akibat benturan. Daun tanaman tomat berkhasiat sebagai penyejuk.
 Cara pemakaiannya tidak sulit.  Makan buah masak dalam keadaan segar, bisa juga direbus dengan air secukupnya, lalu lumatkan dan saring.  JIka tidak menderita kencing manis (diabeter mellitus) boleh ditambahkan gula pasir secukupnya dan diminum setelah dingin.
    Untuk pemakaian luar, digiling halus buah masak atau daun segar, setelah itu dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti kulit yang terbakar sinar matahari, jerawat, radang kulit, kurap, luka, dan borok kronis.  Jus tomat juga bisa digunakan sebagai masker untuk mengencangkan dan melembutkan kulit wajah.
    Praktik pengobatannya tidak sulit. Untuk mengatasi jerawat bisa di lakukan dengan beberapa langkah ini. Tambah jus tomat (100 ml) dengan 25 ml alkohol 70%, kocok hingga merata. Gunakan campuran untuk menggosok muka yang berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.
Sembuhkan Demam
             Sedangkan pengobatan demam bisa ditempuh cara ini. Cuci tomat (3 buah), lalu di potong-potong seperlunya. Lumatkan dalam setengah cangkir air masak dan satu sendok makan madu murni. Panas dan saring, lalu diminum. Lakukan itu tiga kali sehari. Khusus penderita diabetes mellitus dilarang menambahkan madu murni agar kadar glukosa darah tidak meningkat.
              Menurut Ayo Mengenal Tanaman Obat yang diterbitkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, untuk pengobatan radang gusi atau gusi berdarah bisa dilakukan langkah sederhana ini. Cuci bersih buah tomat yang sudah masak, lalu dimakan. Lakukan itu secara rutin sehari dua kali selama sekitar satu bulan.
              Tomat yang masuk dalam kelas Solanaceae ini dikenal dengan nama beragam di berbagai daerah. Di Sumatera dikenal dengan nama terong kaluwat dan di lingkungan Suku Sunda disebut dengan kemir, leunca komir. Orang Jawa bisa menyebut dengan nama ranti bali, terong sabran,dan tomat. Mereka yang tinggal di Sulawesi menyebutnya kamantes, samate, samatet, tamato, tamati, tomate.
               Tanaman tomat ini tidak tahan hujan, sinar matahari terik, serta menghendaki tanah yang gembur dan subur. Buah biasa dimakan langsung, tapi sekarang juga populer dengan disajikan dengan untuk minuman jus. Namun, buah tomat bisa juga dikonsumsi dan dimasak di dapur, seperti dalam wujud sambal tomat atau acar tomat.
               Pucuk atau daun muda bisa disayur. Buah tomat yang umum ada di pasaran bentuknya bulat. Yang berukuran besar, berdaging tebal, berbiji sedikit, dan berwarna merah disebut sebagai tomat buah. Tomat enis ini bisa disantap dalam bentuk buah segar. Yang berukuran lebih kecil dikenal sebagai tomat sayur karena digunakan untuk pelengkap bumbu masakan. Yang kecil-kecil sebesar kelereng disebut tomat ceri dan digunakan untuk campuran membuat sambal atau pelengkap hidangan selada.(USR)***
.
Waspadai Virus Kerdil Rumput Tipe-2
12.47 | Author: Urip SR
Poster Pengendalian VKR (Urip SR)
Virus Kerdil Rumput Tipe-2 ditularkan oleh Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal).  Virus Kerdil Rumput (Grassy stunt virus) bersifat persisten dalam tubuh serangga.  Virus ditularkan setelah 4 hari berada dalam tubuh serangga.  Virus tidak dapat ditularkan melalui telur atau keturunan wereng batang coklat (WBC).  Namun demikian, jika WBC telah mengandung virus, maka virus tersebut tetap berada dalam tubuhnya walaupun berganti kulit.  Penyekit VKR biasanya timbul secara epidemik setelah terjadi eksplosi WBC.  Hal ini kemungkinan disebabkan karena tidak semua individu WBC yang ada di dalam suatu populasi WBC yang mampu menularkan.  Tanaman inang VKR adalah padi liar (Oryza nivara).  Tanaman yang terserang VKR berwarna kuning oranye, daun menyempit, kaku dan tegak.  Pada bagian daun terdapat bintik-bintik warna coklat.  Tanaman tumbuh pendek, jumlah anakan banyak dan tidak menghasilkan malai.  Infeksi VKR dapat terjadi di persemaian atau tanaman muda di lapangan.  Tanaman yang berumur lebih dari 4 MST lebih tahan terhadap VKR daripada tanaman muda. (USR)***
.
Tungro Pada Tanaman Padi
12.29 | Author: Urip SR
Gejala serangan virus Tungro (Foto: Urip)
Tungro merupakan penyakit virus yang penting pada padi.  Serangan penyakit virus tungro dapat merusak pertanaman padi dalam suatu areal yang luas dalam waktu singkat (Eksplosi).  Virus tungro ditularkan oleh Wereng Daun Hijau (Nephotettix virescens).  Virus tungro dalam tubuh serangga dapat bertahan selama 5 hari, namun tidak dapat ditularkan melalui telur.  Serangga vektor dapat menularkan virus dalam waktu 2 jam setelah mengisap tanaman sakit.  Pada varietas padi yang rentan, Wereng Daun Hijau (WDH) mengisap cairan pada jaringan phloem tanaman dan lebih efektif memperoleh dan menularkan virus.  Pada varietas padi yang tahan, WDH lebih banyak mengisap cairan pada jaringan xylem, sehingga kurang efisienmemperoleh dan menularkan virus.  Infeksi tungro pertama terjadi di persemaian, karena pada stadia ini tanaman sangat sensitif terhadap inokulasi virus.  Gejala serangan tungro akan tampak pada tanaman umur 2-3 minggu setelah tanam, yaitu pertumbuhan tanaman menjadi kerdil dan jumlah anakan berkurang.  Helaian daun dan pelepah memendek.  Warna daun berubah dari hijau menjadi kuning sampai kuning oranye, kemudian menjadi kuning coklat dimulai dari pucuk daun kearah pangkal daun-daun tua.  Daun muda yang terserang tungro sering tampak bercak-bercak atau warna hijau pucat hingga bergaris-garis putih sejajar dengan tulang daun, yang panjangnya berbeda.  Pada daun tua terlihat bintik-bintik coklat bekas tusukan serangga penular.  Akibat yang ditimbulkan oleh serangan virus tungro adalah masa pembungaan tertunda, malai yang dihasilkan kecil-kecil keluar tidak sempurna, dan pada bulir terdapat bintik-bintik coklat kehitam-hitaman. (Bersambung)***
.