Untung Tanpa Pamrih
14.47 | Author: Urip SR
Tak banyak orang yang mampu tetap teguh bersusah payah membaktikan diri dan berkorban untuk orang lain secara konsisten tanpa pamrih.  Bergulat dengan lumpur sawah, menenteng alat semprot, mengamankan hamparan sawah kelompok tani agar sawahnya terbebas dari serangan OPT.  Yah,  tanpa pamrih demi melihat kelompok taninya berhasil panen.  Itulah sosok Untung Suharjo (45) seorang petani yang tergabung dalam Regu Perlindungan Tanaman (RPT) dari Giripeni, Wates, Kulon Progo.
Bersama 10 orang temannya ia mendirikan RPT “Martani” yang wilayah tugasnya meliputi Kulon Progo Selatan (Kec. Panjatan, Wates, dan sekitarnya).
Melalui RPT “Martani” ia ikut membantu petani lainnya dalam menghadapi daerah sumber serangan dan eksplosi hama-penyakit.  Ia juga ikut mengkoordinasikan pengendalian OPT antara Brigade Proteksi Tanaman, POPT dan instansi terkait.
Dibawah bimbingan dari LPHP Bantul, RPT “Martani” melakukan kegiatan pengendalian khususnya pada daerah-daerah endemis OPT.  Selain itu ia juga memotivasi dan menggerakkan petani dalam melaksanakan perlindungan tanaman secara cepat, tepat dan serempak.
    Menurut Untung yang terpenting adalah menerapkan prinsip-prinsip pengendalian OPT dengan baik sesuai dengan prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
    Memakai baju seragam RPT, ia bersemangat tatkala diajak berbicara mengenai ekosistem sawah, maklum saja ia juga sebagai petani pemandu di kelompoknya.  Untung bertekad untuk tidak pernah berhenti belajar dan berbagi, setidaknya berbagi untuk  kelompoknya dan kelompok tani lainnya disekitar Kulon Progo.
“Saat ini ada tiga RPT di Kab. Kulon Progo, masing-masing RPT berkekuatan 10 personil, jadi ada 30 personil yang terbagi di Kulon Progo Selatan, Utara dan Tengah,” jelas      Untung.
    Tak berhenti hanya disitu Untung Suharjo juga aktif sebagai pengurus umum RPT Provinsi DI. Yogyakarta.
Kreatifitas Untung tak hanya sebagai Regu Perlindungan Tanaman di Kulon Progo saja.  Pria bertubuh tegap ini aktif sebagai petani pengamat dan petani pemandu bagi kelompok tani di daerahnya.  Saat ditemui ia bersama teman-temannya berseragam lengkap ikut menyemarakkan acara lomba BP3K se Provinsi DIY di Kec. Nanggulan, Kulon Progo.  Baginya menularkan ilmu serta pengalaman hidupnya sebagai petani pemandu merupakan sebuah kebanggaan tersendiri yang tidak bisa dinilai dari apapun.  Memang tak banyak orang seperti Untung yang mampu tetap teguh bersusah payah membaktikan diri dan berkorban untuk orang lain secara konsisten dan tanpa pamrih. (USR)***
|
This entry was posted on 14.47 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: