Hama Kacang Hijau Fase vegetatif
08.36 | Author: Urip SR
Pengamatan kacang Hijau (Foto: Urip SR)
Pada awal fase vegetatif, daun majemuk pertama telah membuka penuh, tanaman tumbuh dan berkembang hingga berbunga pada umur 20 hst. Namun, pada fase vegetatif ini, banyak ditemukan OPT, baik hama, penyakit, maupun virus. Hama utama yang mungkin di jumpai di pertanaman ialah ulat grayak, ulat jengkal, penggerek pucuk, pelipat/penggulung daun, kumbang tanah, dan tungau merah.Sedangkan penyakit yang muncul adalah busuk pangkal batang, penyakit layu, embun tepung, bercak daun, dan kudis. Pada fase fase vegetatif ini virus penting juga muncul, yaitu virus mozaik kacang hijau dan virus mozaik kuning buncis. Cara pengelolaan OPT yang dapat diterapkan adalah melalui cara mekanik, eradikasi tanaman terserang, penggunaan agens hayati, dan penggunaan pestisida apabila sungguh-sungguh diperlukan.
Pertanyaan saya adalah: “Bagaimana cara-cara tersebutn diaplikasikan?” Mohon penjelasan.Terima kasih.


(Sulistyo,Tanggamus, Lampung)

Solusi :
Pengendalian hama kacang hijau fase vegetatif antara lain dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
1. Pengendalian secara mekanik:
Kerusakan daun pada fase ini relatif tidak menurunkan produksi secara nyata. Oleh karena itu, pengendalian hama daun seperti ulat grayak cukup dilakukan dengan cara mekanis, karena biasanya pada fase ini hama tersebut baru mulai meletakkan telur atau larva kecil masih mengelompok dan kemungkinan besar populasi musuh alami mulai meningkat. Untuk menekan populasi hama secara awal dapat dilakukan dengan:
a. Mengumpulkan dan mematikan ulat grayak instar 1 – 2 yang masih mengelompok pada permukaan bawah daun dan kelompok telur pada daun bagian atas
b. Mengumpulkan dan mematikan ulat jengkal instar dewasa;
c. Mengumpulkan daun yang terserang penggulung daun.
2. Pengendalian secara eradikasi:
Tanaman yang mati karena penyakit layu R. solani, virus mozaik kacang hijau, dan virus mozaik kuning buncis segera dicabut dan dimusnahkan dengan cara dibakar ditempat lain. Selain itu, sanitasi dapat dilakukan terhadap tanaman inang lain yang dapat menjadi sumber inkulum virus dan tempat hidup vektor pembawa virus.
3. Pengendalian dengan memanfaatkan agen hayati:
Apabila secara operasional memungkinkan dan populasi ulat grayak dominan, maka dapat diupayakan dengan menggunakan S1-NPV (Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus). Sedangkan untuk menekan populasi ulat buah dapat dilakukan dengan penyemprotan Ha-NPV (Heliothis armigera Nuclear PolyhedrosisVirus).
4. Pengendalian dengan menggunakan insektisida:
Apabila populasi OPT telah mencapai ambang batas dapat dikendalikan dengan aplikasi pestisida efektif.  Hama ulat dianggap telah mencapai ambang batas apabila:
a. Ulat grayak:  180 instar 2/10 rumpun; 10 instar 3/10 rumpun atau 25% kerusakan daun.
b. Ulat jengkal: 200 instar 1/10 rumpun; 120 instar 2/10 rumpun; 20 instar 2/10 rumpun atau > 25% kerusakan daun.
c. Ulat buah: 50 instar 1/10 rumpun
d. Embun tepung, bercak daun dan penyakit kudis, intensitas kerusakan 20%.
.
This entry was posted on 08.36 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

1 komentar:

On 16 Mei 2016 pukul 16.59 , Baymak Kombi Servisi mengatakan...

Baymak Kombi Servisi olarak sizlere en iyi hizmeti sunmaktayız.