Kumbang Landak (Dactylispa baliyi Gest.)
Beberapa orang atau petani mungkin belum terlalu familiar dengan salah satu hama pada tanaman jagung ini. Saya termasuk salah satu orang yang beruntung dapat melihat serangan hama ini di Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, karena menurut POPT setempat yang sudah selama puluhan tahun bertugas baru kali ini melihat serangan hama ini.
Kumbang mini ini memiliki nama kumbang landak (Dactylispa baliyi Gest.) yang termasuk ke dalam famili Hispidae, Ordo Coleoptera. Kumbang landak memiliki daerah sebaran di Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Selain tanaman jagung, hama ini memiliki tanaman inang yaitu Sorgum, padi dan ilalang. Kumbang landak banyak ditemui di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 800 m. Hama ini sering ditemukan bila curah hujan cukup yaitu lebih dari 50 mm/bulan. Bila hujan kurang dari jumlah tersebut, larva akan mengalami hambatan pertumbuhan dan akhirnya mati.
Bioekologi
Telur : diletakkan di jaringan daun muda sebelah atas di antara epidermis daun (6 – 13 hari)
Larva : Larva yang baru ditetaskan akan langsung menggerek dan makan pada jaringan daun. Larva hidup dan makan di dalam jaringan daun. Pada serangan berat, dalam sehelai daun dapat ditemukan lebih dari 150 ekor larva. Stadia larva I-IV sekitar 18 – 24 hari.
Pupa : berada pada daun yang mengering (8 – 14 hari)
Imago : Sayap depan tebal dan sayap belakang tipis berwarna hitam, Seekor betina bertelur sampai 75 butir.
Gejala Serangan
Serangan kumbang landak terjadi pada umur 43 – 70 hst. Hama ini merusak daun, menggerek jaringan daun sejajar dengan tulang daun dan meninggalkan bekas gigitan yang memanjang atau membentuk gorong-gorong di dalam daun. Hama ini menyerang tanaman berumur lebih dari satu bulan. Serangan yang berat dapat menyebabkan daun mengering.
Cara Pengendalian :
a.    Pengendalian dengan musuh alami :
-    Parasit telur dan larva dari famili Eulophidae dan Braconidae
-    Predator dari kumbang famili Pentatomidae
-    Parasit/predator, yaitu spesies Tuchinidae, Sarcophagidae, Icheunomidae, katak.
b.    Kultur Teknis/pola tanam
-    Penanaman lebih awal
-    Waktu tanam serempak
-    Pergiliran tanaman
c.    Pengendalian Fisik dan Mekanis
-    Sanitasi iang air
-    Pembakaran sisa tanaman
d.    Pengendalian kimiawi dengan insektisida berbahan aktif isoksation, khlorpirifos, sianofenfos, diazinon, karbofuran.
(Dewi Nirwati, POPT Ahli Pertama/Urip SR)***
.
|
This entry was posted on 16.34 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

2 komentar:

On 13 Mei 2016 pukul 18.33 , Baymak Servisi mengatakan...

Baymak Servisi olarak sizlere en kaliteli hizmeti sunmaktayız.

 
On 18 Mei 2016 pukul 18.27 , Klima Servisi mengatakan...

Bilgi için teşekkürler...