Penyakit Virus Kerdil Kedelai
15.24 | Author: Urip SR
Tanaman kedelai yang daun-daunnya berkerut dan tumbuh kerdil umumnya terserang oleh penyakit virus.  Penyakit ini umumnya banyak menyerang tanaman kedelai pada musim kemarau seiring dengan meningkatnya populasi vektor penyakit dilapangan yang mulai berkembang pada akhir musim kemarau.  Salah satu penyakit yang disebabkan virus pada tanaman kedelai adalah virus kerdil kedelai atau Soybean Stunt Virus (SSV).  Penyakit ini ditularkan oleh serangga penular kutu daun Aphis glycines dan A. Craccivora secara non persisten.  Persentase penularan dapat mencapai 70% - 90% tergantung waktu infeksinya.  Selain itu, penularannya dapat juga secara mekanis dan melalui benih.Virus kerdil kedelai mudah menyebar dengan jangkauan yang luas karena tanaman inangnya banyak. Tanaman yang dapat menjadi inang antara lain tembakau, kacang buncis, kacang hijau, kacang panjang, kacang tunggak, dan kacang babi.    Tanaman kedelai yang terserang virus akan menjadi kerdil, pada helai daun tampak mosaic yang kurang jelas.  Daun yang terserang agak menggulung, kecil, dan keriput.Jarak antara cabang menjadi pendek dan tangkai daunnya juga memendek.Tanaman kedelai yang terserang memperlihatkan warna terang pada tulang-tulang daunnya dan helaian daun agak melengkung.  Gejala khas pada biji kedelai yang terserang virus adalah berupa belang coklat yang konsentris pada kulit bijinya.  Pengendalian virus kerdil kedelai dapat dilakukan dengan memadukan beberapa komponen pengendalian sebagai berikut:
1.    Pengendalian secara kultur teknis:
a.    Menunda tanam kedua (MK II) setelah kedelai pertama (MK I) minimal selama 2 minggu (masa bera)
b.    Menanam kedelai secara serentak dengan menggunakan benih bebas virus yang berasal dari tanaman sehat dalam satu wilayah pada awal musim, terutama setelah tanaman padi.
c.    Penanaman varietas kedelai yang tahan terhadap serangga penular, misalnya varietas Orba dan varietas Wilis.
d.    Penanaman varietas yang tahan terhadap virus kerdil kedelai, misalnya varietas Taichung, Bonus, Lokon, Dempo, dan Sumbing
e.    Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inangnya.
2.    Pengendalian secara fisik dan mekanis:
a.    Sanitasi tanaman kedelai yang terserang dengan cara mencabut dan memusnahkannya dengan cara dibakar.
b.    Menghilangkan atau membersihkan tumbuhan pengganggu yang merupakan tumbuh inang bagi virus.
3.    Pengendalian secara kimiawi:
Apabila dijumpai serangga penular di daerah berjangkitnya penyakit virus dapat dilakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif imdakloprid missal Dagger 200 SL dengan konsentrasi 10-15 ml/ tangki atau insektisida berbahan aktif profenofos seperti Biocron 500 EC dengan konsentrasi 15-20 ml/tangki.
(USR)***
This entry was posted on 15.24 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

2 komentar:

On 27 Oktober 2015 pukul 10.49 , Anonim mengatakan...

- Virus kerdil kedelai (Soybean dwarf virus, SDV) atau Indonesian soybean dwarf luteovirus (ISDV)
- Virus katai kedelai (Soybean stunt virus, SSV) atau Cucumber mosaic cucumovirus,
(sumber : http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/info-teknologi/2045-penyakit-penyakit-virus-pada-kedelai.html)

 
On 16 Mei 2016 pukul 17.38 , Baymak Servisi mengatakan...

Bilgi için teşekkürler...