Ketika matahari naik sepenggalah, aku masih di tengah hamparan sawah yang sebagian besar sudah panen. Beberapa petak hamparan sisa musim tanam yang lalu (MT. 2008/2009) masih menunjukkan bekas serangan hama wereng batang coklat (WBC) yang terkena puso.
Seorang petani menunjukkan bekas serangan wereng dan populasi wereng pada hamparan yang ditumbuhi singgang (Bekas potongan tanaman padi yang mulai tumbuh tunas baru).
Singgang inilah sebagi sumber inokulum tempat persinggahan sementara sang wereng coklat untuk melangsungkan siklus hidupnya.
Sesuai laporan petugas POPT (Pengamat Organisme pengganggu Tumbuhan) target monitoring di arahkan di Kecamatan Pemalang bagian selatan meliputi desa Paduraksa, Mengori, Sewaka.
Hama Wereng Batang Cokelat merupakan salah satu resiko dalam pengembangan komoditas tanaman padi. Mengenal ciri-ciri WBC secara baik merupakan dasar untuk melakukan usaha pengamanan produksi.
Memahami dan mengenal satu persatu hama yang sering menyerang tanaman padi diantaranya adalah:

Wereng Batang Cokelat (Nilaparvata lugens Stal.)
Hemiptera: Delphacidae

Wereng Batang Cokelat (WBC) sebelumnya termasuk hama sekunder dan menjadi hama utama akibat penyemprotan pestisida yang tidak tepat pada awal pertumbuhan tanaman, sehingga membunuh musuh alami. Pertanaman yang dipupuk nitrogen tinggi dengan jarak tanam rapat merupakan kondisi yang sangat disukai WBC.
Stadia tanaman yang rentan terhadap serangan WBC adalah dari pembibitan sampai fase masak susu. Gejala kerusakan yang ditimbulkannya adalah tanaman menguning dan cepat sekali mengering. Umumnya gejala terlihat mengumpul pada satu lokasi-melingkar disebut hopperburn.
Ambang ekonomi hama ini adalah 15 ekor per rumpun. Siklus hidupnya 21 - 33 hari. Mekanisme kerusakan adalah menghisap cairan tanaman pada sistem vaskular (pembuluh tanaman)

Pengendalian WBC:
  • Pengendalian secara kultural dan penanaman varietas yang tahan WBC sangat dianjurkan. Beberapa varietas yang dilepas oleh IRRI yang mengandung gen ketahanan terhadap WBC adalah IR26, IR36,IR56, IR64, dan IR72. Varietas tahan WBC yang sudah dilepas antara lain: Widas, Ketonggo, Ciherang, Cisantana, Tukad Petanu, Tukad Balian, Tukad Unda, Kalimas, Singkil, Bondoyudo, Sintanur, Cimelati, Konawe, Batang Gadis, Ciujung, Conde, dan Angke. Sewaktu-waktu varietas tahan dapat menjadi rentan akibat perubahan biotipe WBC.
  • Pemberian pupuk K untuk mengurangi kerusakan.
  • Insektisida (bila diperlukan) antara lain yang berbahan aktif: amitraz, bufrofezin, beauveria bassiana, BPMC, fipronil, imidakloprid, karbofuran, karbosulfan, metolkarb, MIPC, propuksur, atau tiametoksam.

Ucapan terima kasih kepada: Sdr Sodikin (Staf Teknis Laboratorium PHPTPH Wilayah Pekalongan), Sdr Kasyanto POPT Kec. Pemalang yang telah menemani saat survey OPT di Kabupaten Pemalang.***
This entry was posted on 02.16 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

3 komentar:

On 28 April 2009 pukul 13.49 , Deni mengatakan...

semakin kesini kayaknya hama semakin beragam aja ya Kang..

 
On 11 Mei 2009 pukul 23.17 , hengky mengatakan...

berantas hama wereng di pemalang

 
On 16 Juni 2010 pukul 13.16 , dhan mengatakan...

hama wereng memang sangat meresahkan para petani,