Di daerah tanam serentak, keberhasilan usaha pengendalian tikus lebih efektif dan efisien dibanding di daerah yang tidak tanam serentak.
Pada periode persemaian, petani lebih sering berada di sawah untuk menggarap/mengolah sawahnya, sehingga petani sekaligus sebagai pelaku pengendalian harus lebih intensif.
Daya tarik persemaian terhadap kedatangan tikus cukup tinggi.
Sekitar persemaian sebagai fokus lokasi pengendalian tikus (pada lokasi pengendalian sempit berdampak positif terhadap sasaran luas).
Pada kondisi pratanam - fase vegetatif, individu/populasi tikus dewasa belum berkembangbiak; merupakan padat populasi awal. Apabila padat populasi awal dapat ditekan secara dini, artinya dapat mencegah perkembangbiakan yang potensinya dapat mencapai 1.140 ekor/pasang/tahun, maka serangan tikus selanjutnya dapat ditekan.
Apabila pengendalian dini tersebut telah dilaksanakan secara massal dan serentak serta tuntas maka pengendalian di pertanaman tidak perlu dilakukan/diminimalkan, sehingga biaya pengendalian dapat ditekan.
KUNCI SUKSES PENGENDALIAN TIKUS
Pengendalian dini, serentak, massal, terprogram, berkesinambungan, melibatkan partisipasi semua masyarakat tani dalam komando/koordinasi pimpinan wilayah dan petugas terkait.
TEKNIK PENGENDALIAN
Strategi pengendalian tikus dilaksanakan pada saat persiapan tanam (persemaian dan pengolahan tanah sawah).
Upaya tanam serentak pada satuan hamparan yang luas merupakan prasyarat penerapan PHT tikus untuk lebih efektif dan efisien.
BUBU PERANGKAP TIKUS DIPERSEMAIAN
Persemaian dipagar plastik setinggi 40 – 50 cm, berjarak 50 - 100 cm dari pematang dan dikelilingi parit/air.
Dipasang bubu tikus sebanyak 2 buah tiap persemaian/pemilikan petani.
Pemerangkapan tikus dengan bubu dilakukan selama periode persemaian.
Hasil tangkapan bubu (tikus) diambil setiap hari pada pagi hari.
Pengolahan tanah segera dilakukan pada awal persemaian agar tikus tidak tersebar dan lebih tertarik pada lokasi persemaian.
Dilakukan secara bersamaan/massal untuk memperoleh hasil yang maksimal.
UMPAN BERACUN (RODENTISIDA)DI SEKELILING PESEMAIAN
Dipasang umpan beracun (rodentisida) pada pematang di luar pagar plastik sekitar persemaian sebagai komplemen dan atau pengganti bubu tikus.
Banyaknya umpan beracun siap pakai (anti koagulan) 5 - 10 titik(20 gram tiap titik umpan) pada setiap persemaian/pemilikan petani.
Amati umpan pada hari kedua setelah pemasangan. Apabila umpan dimakan setiap titik mencapai 50% atau lebih maka umpan beracun perlu ditambah menjadi sejumlah semula atau 2 kali. Selanjutnya pengamatan umpan dilakukan setiap hari dan dilakukan penambahan umpan seperti cara sebelumnya.
Pengolahan tanah segera dilakukan pada saat awal persemaian agar tikus lebih tertarik pada lokasi persemaian.
Dilakukan secara bersamaan/massal agarmemperoleh hasil yang maksimal., untuk itu musyawarah, koordinasi, dan pengaturannya harus terlaksana dengan baik.
KOMPLEMEN PENGENDALIAN PRATANAM
Gerakan sanitasi/kebersihan lingkungan di lokasi sarang tikus.
Pemasangan umpan beracun di sekitar sarang tikus dan lubang-lubang aktif.
Melaksanakan gropyokan (bongkar, bunuh, betulkan), dapat dengan pemanfaatan anjing pemburu.
Melakukan pengemposan asap beracun pada liang aktif.
Konservasi dan pemanfaatan musuh alami, antara lain adalah burung hantu (Tyto alba).
KOORDINASI/KOMANDO GERAKAN
Pengendalian tikus perlu dikoordinasikan/ dikomando dengan baik pada tingkat kelompok, hamparan, wilayah, untuk itu peran pimpinan wilayah mutlak diperlukan.
MANFAAT PENGENDALIAN PRATANAM
Menekan kerugian/susut hasil panen akibat serangan tikus, apabila pengendalian tuntas pada pra-tanam maka aman sampai panen.
Menekan kebutuhan tenaga dan biaya untuk pengendalian tikus.
Berdasarkan pengalaman kelompok tani binaan (di daerah endemis tikus); pengamanan hasil panen > 1,0 ton GKP/ha lebih tinggi dibandingkan kelompok tani yang tidak melaksanakan pengendalian tikus pratanam/ di persemaian.
Sumber: Leaflet Pengendalian Tikus Pratanam BBPOPT @2010
Foto Courtesy BBPOPT Jatisari
This entry was posted on 11.17 and is filed under
Pengendalian OPT
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
0 komentar: