Penyakit Blas (Pyricularia grisea)
14.55 | Author: Urip SR
Penyakit Blas (Pyricularia grisea) pada tanamn padi tersebar hampir di seluruh Indonesia, terutama di daerah pertanaman padi lahan kering. Infeksi penyakit blas pada lahan kering sering lebih terjadi daripada di lahan sawah, walaupun tergantung juga pada varietas padi yang ditanam.Varietas padi unggul yang responsif terhadap pupuk nitrogen, pertanaman yang rapat, dan suhu tanah yang tidak mendukung juga mendorong perkembangan penyakit blas.
Penyakit blas ditularkan melalui konidia yang disebarkan oleh angin.  Konidia berbentuk seperti buah alpukat, meruncing kearah ujung, dan memiliki dua sekat.  Pembentukan dan pelepasan konidia sangat tergantung pada keadaan lingkungan.Makin tinggi kelembaban udara, maka makin banyak konidia yang dihasilkan.  Satu bercak dapat menghasilkan 2.000 – 6.000 konidia setiap hari selama 14 hari.  Faktor iklim juga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan penyakit blas. Suhu yang cocok untuk pembentukan spora berkisar antara 10 C -35 C dengan suhu optimum 28 C dan kelembaban > 92% Pembentukan spora (sporulasi) meningkat dengan meningkatnya kelembaban.
Jamur Pyricularia grisea mampu bertahan pada jerami dan gabah, yang merupakan sumber inokulum primer di lapangan. Tanaman inang penyakit blas di antaranya adalah Agropyron repens, jajagoan  (Echinochloa crusgalli), rimput belulang (Elcusine indica), barley (Hordium vulgare), dan lain-lain.
Gejala
Gejala penyakit blas berupa bercak-bercak pada daun, ruas, malai, dan gabah.Pada daun padi, berbentuk oval atau elips dengan kedua ujung meruncing, seperti belah ketupat.
Bagian tengah bercak biasa nya berwarna kelabu atau keputih-putihan, dengan tepi berwarna coklat atau merah kecoklat-coklatan.Bentuk dan warna bercak sangat bervariasi tergantung pada lingkungan, umur bercak, dan tingkat ketahanan varietas padi.  Pada varietas padi yang rentan, bercak tidak membentuk tepi yang jelas dan bercak dikelilingi oleh warna kuning pucat, yang di sebut “halo”. Blas yang menyerang pada buku batang padi akan terlihat pada pangkal pelapah daun yang membusuk, kemudian akan berubah menjadi kehitam-hitaman , dan mudah patah. Bercak bisa terjadi pada leher malai dan yang terinfeksi berubah menjadi kehitam-hitaman dan patah, sehingga mengakibatkan malai menjadi hampa.Mirip gejala serangan beluk.
Pengendalian
Pengendalian penyakit blas (Pyricularia oryzae Cav.) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.    Pergiliran tnaman dengan tnaman bukan padi, terutama tanaman yang tidak menjadi inang.
2.    Penanaman varietas padi yang tahan.
3.    Pengaturan jarak tanam, yaitu pada setiap beberapa baris dibuat jarak tanam selebar dua kali jarak tanam biasanya .
4.    Pemupukan berimbang
5.    Penyemprotan pupuk mikro Silika (Si) dan seng (Zn), misalnya Biomax dan Zilfo 90 WP yang masing-masing mengandung Silika 20%. Konsentrasi anjuran untuk BioMax 2 ml/l air dan Zilfo 90 WP 2 g/l air
6.    Dan dikombinasikan dengan penyemprotan fungsida yang terdaftar untuk penyakit blas.
7.    Di daerah-daerah yang selalu mengalami serangan berat dapat dilakukan perlakuan benih dengan fungsida yang sesuai dengan aturan.
(Dari berbagai Sumber)***

This entry was posted on 14.55 and is filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: