Serangan belalang pada ubikayu (Foto: C. Irwan) |
Pertanyaan saya adalah: “Bagaimana cara mengantisipasi agar tidak terjadi ledakan populasi belalang?” Mohon penjelasan. Terima kasih..!!!
(Parjono, Trimurjo - Lampung Tengah)
Belalang Kembara Lampung (Foto: Cahyadi Irwan) |
Meningkatnya serangan hama belalang secara umum dipengaruhi oleh adanya beberapa faktor, antara lain:
Pengaturan/penerapan pola tanam dan strategi budi daya tanamn yang belum sesuai dengan rekomendasi;
Pergiliran varietas belum berjalan sebagaimana mestinya;
Terjadinya fenomena iklim yang kondusif;
Penurunan aktivitas petani dalam mengawal pertanaman yang belum sejalan dengan prinsip budi daya tanaman sehat;
Terkendalanya tanaman sehat oleh karena kelangkaan sarana produksi; dan
Belum tercapainya kesamaan persepsi dalam menerapkan prinsip dan strategi PHT.
Mengenai tanaman inangnya, bila dilihat per komoditas, hama belalang banyak menyerang tanaman padi (baik padi sawah maupun padi gogo) dan tanaman jagung. Belalang kembara cenderung memilih makanan yang disukainya, yaitu spesies tumbuhan dari family Graminae (padi, jagung, sorgum, tebu, gelaga, alang-alang, dan rerumputan). Disamping tumbuhan dari familiGraminae, belalang ini juga sering menyerang daun kelapa, bambu, kacang tanah, petsai, sawi, dan kubis daun.Sedangkan tanaman kacang hijau, kedelai, kacang panjang, ubi kayu, tomat, ubi jalar, dan kapas tidak disukai oleh belalang.
Jika populasi belalang dilapangan masih tinggi dan keadaan curah hujan sangat rendah, hama belalang tetap berpotensi menyerang pertanaman terutama padi dan jagung yang masih ada di sekitar kelompok belalang dan daerah lain yang masih dalam jangkauan migrasinya. Oleh karena itu, perlu segera melakukkan usaha-usaha pengendalian untuk menurunkan ledakan populasi belalang secara cepat dan tuntas untuk mengamankan pertanaman yang masih ada dilapangan. Usaha-usaha pengendalian belalang antara lain sebagai berikut:Pelatihan, bimbingan, dan koordinasi sebagai bekal operasional: Petugas (POPT-PHP) dan petani/kelompok tani perlu diberi bekal melalui pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis serta organisasinya. Dengan demikian, mereka mampu memantau perkembangan populasi belalang sekaligus dapat mengantisipasi pengendaliannya. Selain itu, mereka harus melakukan koordinasi dengan semua Dinas, Instansi terkait (kehutanan, perkebunan dan perusahaan perkebunan), dan masyarakat pada umumnya. Pengamatan dan pelaporan: Pengamatan bertujuan untuk memantau/memonitor terjadinya penerbangan belalang dewasa, tempat dan konsentrasi belalang dewasa hinggap, terjadinya penetasan telur dan ditemukannya nimpha. Dengan pengamatan tersebut, maka dengan mudah dapat dilakukan pengendalian. Tindakan pengendalian yang telah dilakukan ini kemudian dilaporkan kepada aparat yang lebih tinggi dan berwenang.
Pengendalian secara fisik dan mekanik: pengendalian secara fisik dapat dilakukan dengan menggunakan lampu/obor pada malam hari untuk menangkap dan mengumpulkan belalang dewasa untuk dimusnahkan. Sedangkan pengendalian secara mekanik dapat dilakukan dengan memasang perangkap dari jarring ikan atau sapu lidi.
Pengendalian secara kimiawi: Belalang instar 1-3 dan dewasa 4-5 menggunakan hand sprayer, mist blower, dan swing fog. Untuk instar 4-5 menggunakan jarring dan pengusiran dengan menggunakan asap belerang.
Jangka panjang: Beberapa program kegiatan dan strategi jangka panjang yang dapat diterapkan adalah identifikasi terjadinya eksplosi dan studi lapangan, pemantauan berkelanjutan dan pengendalian, dan mengurangi areal padang alang-alang.
(Sumber : Majalah Peramalan OPT Vol.13/2/Nop/2014)***
.
2 komentar:
Baymak Kombi Servisi olarak sizlere en iyi hizmeti sunmaktayız.
Terimakasih Informasinya Sangat Bermanfaat Jelly Gamat Walatra G Sea