Pengendalian WERENG BATANG COKLAT
15.23 | Author: Urip SR
Berita di Harian Kompas yang melaporkan serangan Wereng Batang Coklat 2 hari berturut-turut dapat dijadikan sebagai peringatan dini, agar kita selalu waspada dalam menghadapi musim tanam (MT) 2010. Kita tidak perlu mencari kambing hitam siapa yang salah, kita justru mengapresiasi positif dengan berita tersebut. Kita jadikan sebagai cermin untuk mawas diri untuk semua pihak yang bekerja melayani petani.
Sudahkan kita bekerja melayani petani dengan baik? Apakah selalu ada penyuluhan di tingkat Desa? Apakah sudah sinergi antara petugas penyuluh dengan petugas lainnya? Apakan teknologi penelitian yang ada sudah diterapkan di tingkat petani?
Itulah segudang pertanyaan yang selalu menghantui pikiran kita. Jawabannya ada di nurani masing-masing. Mari kita melayani petani dengan hati.
Kembali ke judul tulisan tersebut diatas (kita tinggalkan dulu polemik yang tiada ujung), kenapa terjadi serangan wereng batang coklat (WBC) padahal teknologi pengendalian sudah kita kuasai.
Mari kita urai satu persatu.

Penyebab timbulnya WBC...

Kemampuan berkembang biak WBC sangat tinggi, bertelur banyak (100-600 butir), siklus hidupnya pendek (kurang lebih 28 hari, yaitu stadia telur kl 8 hari, nimfa kl 18 hari, imago praoviposisi kl 2 hari), masa hidup imago dewasa kl. 8 hari, mempunyai daya sebar cepat, dan daya serang ganas. Laju perkembang-biakan pada varietas peka dengan lingkungan optimum dalam satu musim tanam dapat mencapai 2000 kali.
Adanya penanaman varietas rentan/peka dan pola tanam yang tidak teratur, sebagai pemicu perkembangan dan penyebaran WBC.
Penggunaan insektisida yang tidak bijaksana, tidak memenuhi 6 tepat (jenis, konsentrasi, dosis, volume semprot, cara, waktu dan sasaran), sehingga WBC dapat menjadi kebal terhadap insektisida dan terbunuhnya musuh alami menyebabkan WBC cepat berkembang. Gunakan insektisida yang terdaftar dan diijinkan untuk padi. Apabila di persemaian dan atau tanaman muda belum ada WBC tetapi disemprot insektisida maka semakin berpeluang untuk terserang hama WBC.
Serangga dewasa dan nimfa menetap dan menghisap pelepah daun di bagian bawah/pangkal tanaman, sehingga petani kurang perhatian sejak dini.
Pengaruh faktor iklim mikro yang lembab dan hangat. Tidak hanya musim hujan tetapi musim kemarau yang basah menjadi pendorong perkembangan dan ledakan WBC.

Kerusakan tanaman oleh WBC

Apabila populasi tinggi, warna daun dan batang tanaman berubah menjadi kuning, kemudian berwarna coklat jerami, dan akhirnya seluruh tanaman bagaikan disiram air panas kuning coklat dan mengering (hopper burn).
WBC juga menularkan penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa.

Karakteristik WBC

WBC berukuran kecil, nimfa yang baru menetas berukuran 1 mm dan dewasa 3 mm.
Bentuk makroptera merupakan indikator populasi pendatang dan emigrasi, sedangkan brakhiptera merupakan populasi penetap yang biasanya menghasilkan keturunan yang menyebabkan kerusakan tanaman.
Populasi WBC dapat meningkat lebih tinggi dengan aplikasi insektisida yang tidak bijaksana karena dapat mengakibatkan resistensi (hama menjadi kebal) dan resurjensi (populasi menjadi berkembang lebih cepat terutama karena musuh alaminya musnah).

Pengendalian WBC

Pratanam (persiapan - persemaian) Persiapan benih bermutu bersertifikat yang tahan terhadap koloni WBC setempat.
Eradikasi/sanitasi singgang atau sisa tanaman yang terserang virus kerdil rumput dan kerdil hampa.
peningkatan pengamatan populasi WBC sejak awal persemaian.
Pemusnahan bibit/persemaian yang terserang berat WBC.

Fase tanaman muda (tanam - anakan maksimum/ (40 hst)
Menanam varietas yang telah terbukti tahan / toleran terhadap populasi WBC di daerah masing0masing. Hindari menanam varietas rentan/peka.
Tanam sistem legowo dan pemupukan NPK harus berimbang.
Tanamana yang terserang WBC berat dilakukan sanitasi selektif/eradikasi, demikian juga tanaman yang bergejala virus kerdil rumput dan kerdil hampa dilakukan sanitasi selektif/eradikasi.
Penggunaan insektisida efektif untuk WBC, yang terdaftar dan diijinkan untuk tanaman padi. Aplikasi pasa saat mencapai ambang pengendalian: populasi > 10 ekor/rumpun pada tanaman berumur kurang dari 40 hst.

Fase Primordia - tanaman tua ( ≥ 40 hst/primordial - menjelang panen)

Tanaman yang terserang berat dilakukan sanitasi/eradikasi selektif dan yang puso dieradikasi total.
Penggunaan insektisida apabila populasi ≥ 20 ekor/rumpun pada tanaman berumur ≥ 40 hst.
Kerapkali aplikasi insektisida menjadi tidak efektif dan tidak efisien karena populasi sudah terlampau tinggi, faktor pemilihan jenis insektisida dari segi sifat kerjanya dan teknik aplikasi yang tidak memenuhi 6 tepat.

PELESTARIAN MUSUH ALAMI

Banyak sekali musuh alami yang diketahui efektif untuk menekan perkembangan populasi WBC antara lain predator jenis laba-laba, kumbang Coccinelid, Ophionea, dan Paederus, kepik Cyrtorhinus, predator yang hidup di air, parasitoid telur seperti Anagrus, Oligosita, dan Gonatocerus, parasitoid nimfa dan dewasa antara lain Elenchus dan Pseudogonatopus, serta cendawan/jamur patogen serangga antara lain Beauveria bassiana, Hirsutella, dan Metarhizium.
Jangan menyemprot insektisida jika tidak perlu karena akan memusnahkan musuh alami.

Keterangan : Gb.1 Imago WBC sayap panjang/Makroptera (Foto Repro).
Gb.2 Siklus hidup WBC.
Gb.3 Telur WBC yang terparasit Gonatocerus sp.(Foto: Repro)

Daftar Pustaka:
Leaflet Pengamatan & Pengendalian Wereng Batang oklat (WBC)
Balai Besar Peramalan OPT
Penyusun:
Harsono Lanya, Mustaghfirin, Baskoro SW, Urip SR


This entry was posted on 15.23 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

3 komentar:

On 14 Mei 2010 pukul 22.03 , Nikmatnya Hidup mengatakan...

info yang sangat bermanfaat nih, biar panen ga terganggu :)

 
On 21 Mei 2010 pukul 10.45 , Anonim mengatakan...

Thank you...
Terima kasih atas atensinya. Salam kenal.

 
On 9 Juni 2010 pukul 15.16 , F 4 IQ mengatakan...

pak urip siiippppppppppppppppppppppppppp tenannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn jos gandossssss. maturnuwun atas infonya pak