Alunan di tengah sawah
15.04 | Author: Urip SR
Bubuy bulan
Bubuy bulan sangray bentang
Panon poe
Panon poe disasate

Unggal bulan
Unggal bulan abdi teang
Unggal poe
Unggal poe oge hade

Situ Ciburuy
laukna hese dipancing
Nyeredet hate
Ningali ngeplak caina

Duh eta saha
Nu ngalangkung unggal enjing
Nyeredet hate
Ningali sorot socana


Alunan lembut tanpa syair itu (instrumentalia) mendayu-dayu menyatu bersama kerumunan para tamu membuat riuh rendah ritme irama pasundan, menyeruak dibawa semilir angin. Tiga anak muda membawakan lagu2 daerah tatar sunda menyatu dengan suasana siang itu. Acara panen padi sawah varietas unggul baru di Citalang, Purwakarta berlangsung singkat. Sederet panitia berkostum hitam-hitam khas petani hilir mudik mempersilahkan para tamu undangan. Acara berjalan tergesa-gesa, barangkali terbawa suasana duka siang itu. Pemangku hajat orang nomer satu di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dikabarkan oleh panitia telah berpulang ke Rahmatullah sehingga mempengaruhi perhelatan siang itu. Lewat pengeras suara panitia mengumumkan berita duka cita :

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun
Ikut Berbela Sungkawa Yang sedalam-dalamnya
atas kepergian dan wafatnya Bapak Dr. Ir. H. Endang Suhendar, MS
(Kepala Dinas Pertanian Prov Jawa Barat)
Pada Hari Senin, 3 September Pukul 23.00 WIB.
Semoga segala amal perbuatan beliau diterima disisi Allah SWT
Dibukakan Pintu ampunan yang seluas-luasnya dan Mendapat Tempat yang Layak Disisi Allah SWT. Amin
Dan bagi keluarga yang ditinggalkan, diberikan kekuatan, ketabahan dan kesabaran dalam menerima cobaan dan takdir dari Allah SWT.


Semua mengheningkan cipta sesaat menghantarkan almarhum kembali keharibaan Sang Khalik. Kembali alunan kacapi seruling memecah keheningan siang itu..............................
Kututup tulisan ini dengan puisi karya Azizah Hefni "Tentang kematian"

Tentang sebuah kematian
Tanpa tiang bendera
Atau tanda-tanda
Juga kabar-kabar

Hadir di celah pagi malam
Di sela tarik dan desah
Pada ujung-ujung waktu tanpa detak
Juga pangkal-pangkal sudut ruangan

Bahwa Tuhan memberi kertas
Dengan garis-garis tebal peringatan
Akan wicara kuasa yang takkan bisa tersentuh
Oleh sesuatu yang halus
atau sekecil apapun

Kemudian,
Untuk alam
Juga geliat-geliat nyawa yang dititipkan
Bersediakah bila
Tuhan memintamu untuk pulang


Citalang, 4/9/2012
.


|
This entry was posted on 15.04 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: