Gorontalo Selayang Pandang
15.33 | Author: Urip SR
Survey OPT Jagung edisi tgl. 18 - 21 September 2012 di Gorontalo.
Jagung termasuk komoditas penting di Indonesia, baik sebagai bahan pangan dan pakan maupun bahan baku industri.  Masalah yang dihadapi dalam budidaya jagung antara lain adalah Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).  Maka untuk mengantisipasi lonjakan OPT pada jagung dilakukan surveilance OPT Jagung pada berbagai stadia tanam.  Berikut adalah hasil laporan surveilance di Provinsi Gorontalo.
Provinsi Gorontalo terletak antara Oo 19' — 1° 15' Lintang Utara dan 121° 23' — 123° 43' Bujur Timur.
Wilayah provinsi ini berbatasan langsung dengan dua provinsi lain, diantaranya Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Barat dan Provinsi Sulawesi Utara di sebelah Timur. Sedangkan di sebelah Utara berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi dan di sebelah Selatan dibatasi oleh Teluk Tomini.
Luas Provinsi Gorontalo secara keseluruhan adalah 11.967,64 km2. Jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia, luas wilayah provinsi ini hanya sebesar O,63 persen.
Provinsi Gorontalo terdiri dari 5 (lima) kabupaten dan 1 (kota), yaitu Kabupaten Boalemo, Kabu paten Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo Utara, dan Kota Gorontalo.  Kabupaten sampel yang disurvey adalah Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato, pemilihan kedua kabupaten tersebut berdasarkan luas tanaman dan sisa pertanaman yang ada, kabupaten yang lain sudah panen dan kondisi lahan sedang dalam pengolahan tanah.

OPT yang dilaporkan menyerang adalah Penggerek Batang (Ostrinia furnacalis) seluas 184.55 Ha, Penggerek Tongkol (Helicoverpa armigera) seluas 244.15 Ha, Tikus (117.7 Ha), Ulat Grayak (25 Ha), Belalang (37 Ha), lalat bibit (37.75 Ha), penyakit bulai (29.2 Ha), penyakit bercak daun (4.3 Ha), dan wereng jagung seluas (15.5 Ha).  Total luas serangan OPT adalah 695.15 Ha dari luas tanam 27.588.5 Ha.(Berdasarkan laporan periode Juli II 2012, sumber BPTPH Gorontalo)
Hasil Surveylance  OPT Jagung di Kab. Boalemo :
Pengamatan dilaksanakan di 3 (tiga) Kecamatan yakni : 1) Kec. Dulupi meliputi Desa Polohungo, Tanah Putih, dan Kota Raja, 2) Kec. Tilamuta, meliputi Desa Lahumbo, Mohunggo, dan Hungayonaa, 3) Kec. Botumoito, meliputi Desa Potanga, dan Botumoito.
Umur tanaman jagung di kecamatan Dulupi berkisar antara 85 – 100 HST, Kec. Tilamuta (75 – 98 HST), Botumoito (60 – 75 HST).  Fase tanaman jagung rata-rata pemasakan tongkol, hanya di kecamatan Botumoito fase vegetatif.
Keadaan Intensitas serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang ditemukan antara lain adalah Penggerek Tongkol (Helicoverpa armigera) dengan intensitas serangan minimum berkisar antara 4.54 – 5.18 %, dan intensitas serangan maksimum ( 8.42 – 10.54 %). Penggerek batang (Ostrinia furnacalis) intensitas serangan maksimum (0.00 – 9.16 %), Tikus intensitas serangan maksimum (1.11 – 1.75 %).
Keadaan populasi hama yang ditemukan hama belalang (Locusta migratoria) berkisar antara 0.00 – 0.17 ekor/batang (minimum), 0.20 – 0.30 ekor/batang (maksimum), Kutu Aphis 0.00 – 0.10 ekor/batang, dan wereng jagung (Peregrimus maydis) (2.07 – 8.13) ekor/batang.
Keadaan penyakit yang ditemukan antara lain Hawar Daun Jagung (Helminthosporium turcicum) dengan intensitas serangan berkisar antara 4.81 – 7.03 %,  dan Penyakit Karat daun (Puccinia polysora) 0.00 – 2.96 %.
Keadaan populasi musuh alami (OPMS) berkisar antara 0.07 – 0.77 ekor/batang.  Musuh alami yang paling dominan adalah spider (laba-laba).
Hasil Surveylance  OPT Jagung di Kab. Pohuwato :
Pengamatan dilaksanakan di 3 (tiga) Kecamatan yakni : 1) Kec. Marisa meliputi Desa Marisa Selatan, Marisa Utara dan Teratai, 2) Kec. Paguat, meliputi Desa Libuo, Kemiri, dan Paguat, 3) Kec. Tilong Kabila, meliputi Desa Moutong, Tamboo, Motilango, yang terakhir masuk kabupaten Bone Bolango.
Umur tanaman jagung di kecamatan Marisa berkisar antara 65 – 90 HST, Kec. Paguat (75 – 98 HST), Tilong Kabila (35 – 45 HST).  Keadaan tanaman jagung fase pembentukan biji sampai dengan bobot maksimum (Kec. Paguat), fase penyerbukan dan pembungaan (Kec. Marisa) dan fase vegetatif (Kec. Tilong Kabila, Kab. Bone Bolango).
Keadaan Intensitas serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang ditemukan antara lain adalah Penggerek Tongkol (Helicoverpa armigera) dengan intensitas serangan minimum berkisar antara 0.00 – 5.55 %, dan intensitas serangan maksimum ( 10.54 – 13.64 %). Penggerek batang (Ostrinia furnacalis) intensitas serangan maksimum (0.00 – 9.16 %), Tikus intensitas serangan maksimum (0.00 – 1.75 %).
Keadaan populasi hama yang ditemukan hama belalang (Locusta migratoria) berkisar antara 0.10 – 0.17 ekor/batang (minimum), 0.20 – 0.30 ekor/batang (maksimum), Kutu Aphis 0.00 – 0.10 ekor/batang, dan wereng jagung (Peregrimus maydis) (1.50 – 8.40) ekor/batang.
Keadaan penyakit yang ditemukan antara lain Hawar Daun Jagung (Helminthosporium turcicum) dengan intensitas serangan berkisar antara 0.00 – 4.81 % (Minimum), dan 5.55 – 7.03% (Maksimum)
Keadaan populasi musuh alami (OPMS) berkisar antara 0.07 – 0.77 ekor/batang.  Musuh alami yang paling dominan adalah spider (laba-laba).
Saran Pengendalian pada OPT utama Jagung di lokasi Surveylance :
Kondisi pertanaman jagung yang di survey dominan berumur tua (Fase pemasakan tongkol) OPT utama yang perlu mendapat perhatian adalah Penggerek Tongkol (Helicoverpa armigera).  Rekomendasi pengendalian yang diberikan antara lain :
Pengendalian Hayati :
Pemanfaatan musuh alami parasit Trichogramma sp yang merupakan parasit telur penggerek tongkol dan Eriborus argentitiopilosa parasit larva muda penggrek tongkol.
Pemanfaatan cendawan Metarhizium anisopliae, menginfeksi larva.
Pemanfaatan bakteri Bacillus thurigensis
Pemanfaatan virus HaNPV menginfeksi larva.
Kultur Teknis :
Pengolahan tanah yang baik akan merusak pupa yang terbentuk dalam tanah dan dapat mengurangi populasi Helicoverpa armigera (penggrek tongkol).
Kimiawi :
Untuk mengendalikan larva H. armigera pada jagung, penyemprotan insektisida dilakukan setelah terbentuk rambut jagung pada tongkol dengan selang 1-2 hari hingga rambut jagung berwarna coklat.(USR)***
Ucapan trima kasih kepada Bpk Yusbar Ismail, Bu Haira Mappa, Sofyan Nento, Bu Yucke Hongi Dkk
This entry was posted on 15.33 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: