BURUNG HANTU (Tyto alba)
06.27 | Author: Urip SR
Keterbatasan dan Kesulitan Penerapan Teknologi Tikus di Lapangan

• Keberadaan tikus di lahan garapan dianggap biasa.
• Tikus yang menghuni fasilitas umum, merupakan habitat alternatif.
• Pengendalian belum memperhatikan perilaku, biologi, dan ekologi tikus.
• Kegandrungan petani menggunakan racun akut.
• Penurunan drastis populasi musuh alami oleh perburuan liar.
• Keterbatasan sarana, tenaga, dan kemampuan untuk mengkoordinasi petani.
• Petani berlahan terbatas sangat lemah dalam membiayai keperluan pengendalian, mencari nafkah di luar bidang pertanian.
• Petani berlahan luas bertempat tinggal jauh diluar desa.
• Lokasi berbatu dan bertingkat/ teras disenangi tikus untuk berlindung.

Potensi Tyto alba Sebagai Agen Pengendali hayati

• Pakan yang spesifik, yaitu 98 - 99% tikus.
• 1 – 2% adalah mamalia lainnya seperti burung kecil, ular, katak, jenis cecurut, dan kadal.
• Mampu mengkonsumsi tikus sampai 5 (lima) ekor perhari.

Keuntungan:

• Mampu menekan populasi tikus secara efektif.
• Tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
• Tidak memerlukan biaya dan tenaga yang besar serta;
• Meningkatkan efisiensi waktu petani.

Klasifikasi Burung Hantu Barn Owl (Tyto alba)

Phylum Chordata
Sub-phylum Vertebrata
Class Aves
Ordo Strigiformes
Family Strigidae
Genus Tyto; terdiri dari 10 spesies
Tyto alba (Barn Owl) terdiri dari 35 sub spesies

Karakter morfologi Tyto alba

• Kepala besar, paruh seperti kait
• Mempunyai cakar kokoh
• Mata lebar dengan muka berbentuk cakram, membantu memfokuskan suara datang
• Sayap berbentuk bundar dan berekor pendek
• Bulu lembut, berwarna putih atau kekuningan pada bagian bawah
• Sisi atas ekor berwarna kekuningan dengan garis-garis hitam
• Pada mata bagian atas berwarna coklat

Distribusi

Genus Tyto terdiri dari 10 spesies, termasuk burung hantu dari Afrika (Grass Owl) dan Australia serta New Guinea (Masked Owl).
Burung hantu Tyto alba (Barn Owl) terdiri dari 35 sub spesies.
Distribusi burunghantu T. alba dapat dijumpai di eropa, banyak di Amerika Utara dan sebagian Amerika Selatan, menyebar mencakup sebagian Afrika, India, Asia Tenggara, Australia, dan Kepulauan Pasifik.
Penyebaran di Asia Tenggara dan Selatan meliputi India, Burma, Thailand, Kamboja, Laos, Malaysia, Sumatera, dan Jawa.

Perilaku dan Habitat

• Aktif pada malam hari (nocturnal), bersembunyi pada siang hari
• Menghuni lubang pohon, atap gedung, jurang atau tebing karang
• Pohon atau areal pertanaman
• Tidak pernah dijumpai bersarang di atas tanah
• Dapat bersarang apa kandang buatan (gupon)
• Umumnya terbatas pada perkebunan kelapa sawit, karena kurangnya tempat cocok untuk bersarang
• Selalu ditemukan di daerah-daerah pemukiman sekitar perkebunan kelapa sawit tradisional, jumlah rendah
• Dapat dikembangkan pada areal persawahan
• Lokasi pertanian padi, disekitarnya banyak perpohonan
• Tidak bersifat migratori
• Umumnya sebagai binatang penetap 1,6 – 5,6 km sekitar sarang

Penerapan Tyto alba Sebagai Pengendali Tikus

Tyto alba untuk pengendalian tikus pada pertanaman padi yang dilaksanakan sejak tahun 1989 di Malaysia, dapat menekan kerugian oleh tikus dari 15 – 20% menjadi hanya 3% pada tahun 1997 dan 1998
• Penggunaan burung hantu untuk pengendalian tikus sawah sangat berhasil dilaksanakan di Cherrang Rotan, Klentan Malaysia
• Penenmpatan kotak sarang burung hantu untuk pengamanan areal pertanaman padi di 11 (sebelas) Negara Bagian Malaysia sampai tahun 1998 mencapai 3.589 kotak sarang untuk mengamankan seluas 271.242 ha atau 1 (satu) kotak sarang untuk sekitar 75 hektar areal sawah
• Di Indonesia, pemanfaatan burung hantu untuk pengendalian tikus pertama kali dilakukan diareal perkebunana kelapa sawit di Sumatera Uatar dan cukup berhasil
• Selanjutnya dikembangkan untuk pengendalian tikus dibeberapa wiayah di propinsi Sumatera Barat, jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Wilayah propinsi lainnya
• Walaupun jumlah dan tingkat keberhasilan secara kuantitatif kurang diketahui, namun dirasakan cukup efektif untuk mengendalikan tikus sawah

Perilaku Makan dan Makanan
• Anak burung hantu setelah berumur 7 (tujuh) minggu (periode berbulu
55 – 65 hari), meninggalkan sarang induknya dan mencari makanan sendiri
• Mampu terbang sejauh 12 km
• Mampu menemukan mangsa dari jarak 500 m
• Indera pendengaran dan penglihatan sangat tajam, walaupun dalam keadaan gelap gulita
• Saat terbang, burung hantu tidak mengeluarkan suara
• Pakan spesifik, yaitu 98 – 99% tikus
• 1 – 2% adalah mamalia lainnya seperti burung kecil, ular, katak, jenis cecurut, dan kadal
• Memakan atau menelan mangsanya
• Bagian lemak dan daging dicerna, sedangkan tulang dan kulit serta rambut/ bulunya dipisahkan
• Kemudian dikeluarkan dalam bentuk gumpalan (pelet), melalui mulut yang dijatuhkan disekitar sarang

Pengembangan Tyto alba Sebagai Agen Pengendali Hayati

Persyaratan
• Disekitar lahan cukup pepohonan tinggi
• Petani tidak menggunakan rodentisida untuk mengendalikan tikus
• Pemburu liar dilarang menganggu/ menembak/ menangkap burung hantu
• Dibuat gupon yang digunakan sebagai sarang dan tiang bertengger

Pemeliharaan dan Pelepasan Burung Hantu
• Areal lokasi baru, dipelihara burung hantu yang masih muda berumur kurang dari 1 (satu) bulan (berburu menyerupai lidi)
• Pemanfaatan burung hantu yang sudah dapat terbang akan hilang
• Minimal satu pasang ditempatkan pada gupon sarang baru.
• Berada pada areal/ disekitar lahan pertanaman padi
• Dipelihara dan diberi makan tikus setiap hari terbiasa dengan lingkungannya
• Burung hantu dapat terbang tidak akan pergi menjauh, kembali ke sarangnya
• Selama belajar sendiri mencari makan, pada gupon untuk selama waktu tertentu masih disediakan pakan tikus sampai secara mandiri burung hantu dapat mencari makanannya.
• Bila burung hantu sudah bertelur, maka dipersiapkan gupon baru sebagai calon sarang bagi keturunannya
• Pada saat anak burung hantu sudah dapat terbang, maka akan memisahkan diri dari induknya dan mencari tempat baru sebagai sarang.
• Pemindahan keturunan baru ke areal lain dapat dilakukan dengan prosedur seperti di atas.

Penyunting:
Uripsr@ymail.com
Sumber: Ir. Joko Priyono/BBPOPT Jatisari
This entry was posted on 06.27 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

21 komentar:

On 1 April 2009 pukul 19.10 , Anonim mengatakan...

boleh nih berbagi ilmu.
Saya huda, dari proteksi tanaman IPB tingkat 2. Salam kenal.

Mw tanya, di indonesia sendiri sudah diterapkan dimana aja pa?

 
On 8 April 2009 pukul 02.18 , terrine mengatakan...

ada yang tahu cara memelihara burung hantu jawa,kalo di jawa barat biasa disebut "bueuk" tolng email ke djokerz@gmail.com

 
On 21 Desember 2009 pukul 08.54 , Anonim mengatakan...

@ Huda: Salam kenal kembali, Burung hantu diterapkan di Sumatra Utara pada kebun sawit utk mengendalikan tikus, hampir semua perkebunan sawit sdh menangkarkan burung hantu. Kemudian di luar negeri di Malaysia utk sawit juga.
@ Puji: Cara memelihara burung hantu, tar dikirim via email. sabar ya. Salam kenal juga.

salam dari saungurip

 
On 21 Juni 2010 pukul 00.47 , Anonim mengatakan...

kira-kira selain di perkebunan pengendalian menggunakan burung hantu bisa digunakan dimana lagi pak ?

http://niatrikusuma08.student.ipb.ac.id

 
On 7 Agustus 2010 pukul 09.38 , nur mengatakan...

saya kmarin nemu anakan burung hantu, kliatanya udh lumayan gedhe, tp bulu2 nya belum 100% ganti, msi ada bulu2 lembut gt..
ada yg tau cara ngerawatnya ngga, klo ada tlong kasih tau caranya ke email aq nuradicahya@yahoo.com
aq kasihan ngeliatnya..

 
On 15 Agustus 2010 pukul 22.50 , Anonim mengatakan...

pak kami butuh burhan untuk pengendalian tikus di perkebunan Kelapa sawit, bisa dibantu untuk mendapatkannya dimana sebayak 10 pasang dulu. Jika ada gambar dan vidio mengenai burhan juga kami membutuhkan.
terima kasih

masykur_bgaaqc@yahoo.co.id
081953312343

 
On 26 November 2010 pukul 08.42 , Anonim mengatakan...

salam pa, saya imam
gmana yah cara yg mudah menangkap burhan

 
On 23 Mei 2011 pukul 23.29 , GudangMovies4us mengatakan...

bro,, gmn cara merawat burung hantu mulai dari telur menetas(piyik)..thnx

 
On 17 Juni 2011 pukul 16.14 , vsint mengatakan...

Wah artikelnya bagus juga gan,,thanks ya...he

 
On 12 September 2012 pukul 13.34 , Cleaning Services mengatakan...

keren

 
On 12 September 2012 pukul 13.35 , parking mengatakan...

mantap

 
On 12 September 2012 pukul 13.36 , motivator indonesia mengatakan...

tips yg bgs

 
On 12 September 2012 pukul 13.37 , amstrong indonesia mengatakan...

semoga bermanfaat

 
On 12 September 2012 pukul 13.39 , security service mengatakan...

terima kasih atas tips nya

 
On 12 September 2012 pukul 13.40 , pemeliharaan mesin mengatakan...

di kasih makan apa ya?

 
On 1 Februari 2013 pukul 14.46 , Media buying houses mengatakan...

I am visiting the site you are sharing Excellent blogs and articles on the site.

 
On 1 Maret 2013 pukul 13.04 , airport pickup w2 mengatakan...

Hello, i would like to read more information about this topic because i think that is really interesting, besides, the post has very good information.

 
On 4 April 2013 pukul 15.16 , Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
 
On 4 April 2013 pukul 15.24 , Unknown mengatakan...

Aku dpt baby burhan usia 3hr, mata ny aj blm terbuka......... Kr2 cr merawat dn makanan ny apa y? Tlg di email y ke hzuku53@yahoo.co.id ato my whatsapp 0852 7005 0929

 
On 6 Juli 2013 pukul 05.22 , Anonim mengatakan...

Mau tanya,apa burung hantu itu berisik?ada burung besar berwarna putih,hanya bersuara malam hingga subuh,tiap mampir di pohon kelapa belakang rumah pasti berisik seperti gagak

 
On 27 Maret 2014 pukul 18.41 , rizwanty mengatakan...

Mau tanya klo mau ngusir burung hantu dr atap rmh kaya gmn ya caranya? D atap rmh sy ada burung hantu liar yg tinggal. Tiap malem suka berbunyi. Anakku ketakutan.