WASPADAI OPT UBI JALAR
23.21 | Author: Urip SR
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian menargetkan produksi komoditas ubi jalar pada tahun 2008 dengan total produksi 2,250 juta ton umbi basah dari sasaran luas tanam 0,215 juta hektar. Upaya untuk meningkatkan produksi tersebut dilakukan melalui pengamanan meliputi pengamatan, peramalan dan pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).

Faktor pembatas budidaya ubijalar

OPT yang seringkali muncul pada musim hujan adalah akibat jamur yang menyebabkan terjadinya penyakit kudis ( Elsinoe batatas ) pada daun dan batang dan busuk hitam pada ubi yang disebabkan oleh jamur Ceratocystis fumbriata. Sebaliknya pada akhir musim kemarau kerusakan ubi lebih banyak ditimbulkan oleh hama boleng Cylas formicarius. Penyakit busuk hitam hama boleng keduanya sangat menurunkan mutu, sehingga tidak memenuhi sarat untuk dikonsumsi maupun untuk bahan industri. Biasanya oleh petani ubijalar yang terserang busuk hitam maupun hama boleng dibuang begitu saja di lahan. Padahal kebiasaan petani seperti ini sangat merugikan karena dapat menjadi sumber infeksi pada musim berikutnya. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama boleng pada musim kemarau panjang dapat mencapai 50%, khususnya di daerah yang beriklim kering pada tanah yang agak berlempung. Di tanah berpasir, serangan hama boleng relatif lebih rendah.
Penyakit kudis yang disebabkan oleh jamur Elsinoe batatas/Sphaceloma adalah penyakit penting pada tanaman ubijalar. Penyakit lainnya adalah layu fusarium dan virus. Penyakit tersebar luas di beberapa Negara produsen ubijalar terutama yang beriklim tropis. Penyakit ini berkembang lebih pada cuaca lembab dan sejuk, oleh karena itu pengairan yang berlebihan harus dihindari. Penyakit kudis menyerang tulang-tulang daun, batang dan pucuk, yang dicirikan dengan daun-daun menjadi keriting. Pada serangan berat pucuk menjadi kerdil dan akhirnya mati.
Keengganan petani dalam pengendalian OPT pada ubijalar, karena mereka beranggapan salah bahwa ubijalar dapat memberikan hasil tanpa pemberian input. Budidaya yang ala kadarnya sehingga hasil produksi ubijalar pun tidak optimal. Seharusnya ubijalar dapat memberikan hasil yang cukup optimal apabila pengelolaan budidayanya diperlakukan sama seperti budidaya padi, pemupukan yang berimbang, pengamatan OPT yang rutin, dan dilakukan pengendalian OPT. Niscaya hasilnya akan lebih baik dan keuntungan dari ubijalar pun akan dinikmati.

Pengendalian OPT

Pengendalian OPT pada tanaman ubijalar ( Ipomaea batatas ) adalah dengan sistem pengendalian terpadu (PHT). OPT pada ubijalar dapat dikelompokan menjadi tiga golongan besar, yaitu gulma, hama, dan penyakit. Gulma (tumbuhan pengganggu) pada ubijalar akan menimbulkan gangguan, khususnya pada awal pertumbuhan sampai umur 1,5 bulan, bila tidak dilakukan penyiangan/pengendalian. Jenis gulma pada tanaman ubijalar tergantung pada jenis dan tingkat kesuburan tanah, iklim, serta jenis rotasi tanaman. Hama dan penyakit umumnya dikendalikan apabila ada serangan. Bahkan di tingkat petani, hama dan penyakit belum disadari sebagai penyebab rendahnya taraf produktifitas yang dicapai.
Pengendalian OPT secara terpadu pada prinsipnya merupakan pemanfaatan secara optimal berbagai komponen, baik yang bersifat preventif, kultur teknis, biologi, dan cara kimiawi merupakan alternatif terakhir apabila semua cara tidak tidak ada yang efektif. Dalam budidaya ubijalar pengendalian OPT dilakukan mulai dini, dari saat penyiapan lahan , pemilihan stek dari persemaian sampai usaha sanitasi setelah panen (penanganan pasca panen).
Hama ubijalar meliputi serangga perusak daun, perusak batang/umbi. Hama boleng Cylas formicarius merupakan serangga hama yang paling ditakuti petani, serangga dewasa (imago) makan tunas, daun, dan umbi. Larva/ulat merupakan stadia yang paling merusak, makan di dalam ubi ditandai oleh adanya lubang-lubang kecil pada kulit luar ubi. Ubi yang rusak berbau khas dan pahit sehingga tidak layak untuk dimakan. Kerusakan yang berat terjadi pada musim kemarau, dimana sering terjadi keretakan tanah akibat kekeringan sehingga memudahkan infeksi oleh hama Cylas. Musuh alami Cylas adalah Cocopet Euborellia philippinensis, Jamur Beauveria bassiana, Bacillus thuringiensis, serangga tabuhan Microbracon cylasovarus dan parasitoid Bassus cylasovarus.
Pengendalian penyakit pada tanaman ubijalar adalah dengan penggunaan bibit/stek yang sehat, bebas penyakit, penanaman varietas tahan, rotasi tanaman bukan inang, sanitasi dan eradikasi tanaman pada saat panen. Pemberian mulsa jerani dapat mengurangi serangan penyakit, karena mengurangi percikan air hujan dan siraman yang membawa pathogen dari bagian bawah tanaman kebagian atas tanaman, selain itu pengguguran daun stek pada saat tanam, bertujuan untuk mengurangi sumber inokulum.
Penggunaan varietas unggul merupakan cara pengendalian yang aman dan mudah, sampai saat ini ada lima varietas unggul yang dimiliki oleh Balitkabi yang agak tahan terhadap hama boleng dan penggulung daun.. Dari 321 koleksi plasma nutfah ubijalar yang dimiliki Balitkabi terpilih 5 klon berpotensi unggul, mereka masing-masing diberi nama varietas Sari, Boko, Sukuh, Jago, dan Kidal. Kelima varietas yang dilepas pada tahun 2001 ini agak tahan terhadap hama boleng, hama penggulung daun dan tahan penyakit kudis dan bercak daun.
Dengan pemahaman OPT dan cara pengendalian yang benar diharapkan mampu memberikan solusi kepada petani ubijalar yang tersebar di sentra produksi seperti di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Karang Anyar Jawa Tengah, dan Mojokerto Jawa Timur, sehingga sasaran produksi yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebesar 2,250 juta ton umbi basah bisa terpenuhi. Semoga! (USR)***
Referensi: Pedoman Umum Perlindungan Tanaman Pangan 2008.
Ditjen Tanaman Pangan.2008
Majalah Pangan hal. 25. Vol.I – No.02/Nop 2003.
Majalah Trubus No. 403 – Juni 2003. Hal.84
Foto-foto: Dokumentasi BBPOPT/kel. Fungsional.
|
This entry was posted on 23.21 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

2 komentar:

On 20 November 2008 pukul 23.28 , Urip SR mengatakan...

blog ini sebagai media untuk berbagi masalah OPT (hama dan penyakit)
mudah2an bisa memberikan solusi bagi dunia pertanian anda

 
On 21 November 2008 pukul 06.22 , Urip SR mengatakan...

sudah saatnya kita berbagi dengan para petani yang ada di pedesaan, dengan blog seperti semoga menjadi ajang komunikasi para petani, praktisi dan peneliti di bidang pertanian. bravo...!