MEMBURU NAGA MERAH
06.50 | Author: Urip SR
Episode Pest List Buah Naga
Karawang (3/12/2008). Seperti judul komik era tujuhpuluhan, dimana pada era itu booming komik mendominasi bacaan segala usia, banyak nama komikus yang saya ingat diluar kepala seperti Ganes TH, Yan Mintaraga, Man, Dika Kameswara (Pos Kota) dll. Atau cerita silat dari Asmaraman Kho Ping Hoo yang bisa saya lahap 4 ju
dul dalam seminggu, inilah hiburan satu-satunya di era tujuhpuluhan yang murah meriah. Nonton TV bisa dinikmati selepas mahgrib itupun harus berjalan kaki sekitar 2 km menuju ibukota kecamatan. Ingatanku semakin liar menelusuri masa-masa lampau, dimana aku dimanjakan dengan bacaan komik pada masa itu, dan itu mengilhami salah satu judul tulisanku kali ini “MEMBURU NAGA MERAH” aku lupa siapa pengarang cerita silat ini yang jelas kali ini aku pinjam buat judul tulisan pop ilmiahku. Episode kali ini begitu menyeramkan, begitu membaca judul ini pikiran menerawang jauh ke dunia persilatan tentang petualangan yang penuh tantangan dan intrik-intrik. Inilah petualangan kecil memburu “Naga Merah”. Buah Naga Merah Hylocereus undatus. Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari. Seperti biasa sebelum melakukan surveilans, peralatan dan bahan yang diperlukan dipastikan tidak ada yang tertinggal. Peralatan yang digunakan adalah GPS eXplorist 200 sebagai perekam koordinat lokasi, Laptop, kamera digital untuk merekam obyek OPT yang ditemukan, dissecting kit, kaca pembesar, gergaji, pisau cutter, meteran, killing jar (botol pembunuh serangga), alcohol 70%, Ethyl ecetat, Form pengamatan, kertas label, dan alat tulis. Perjalanan ditempuh hanya memakan waktu 30 menit dari Jatisari, lokasi sudah terdeteksi berkat pemandu kami bapak Junaedi yang menunggu diperempatan Klari. Beruntung Tim Pest List bisa memasuki kawasan pabrik karena sebelumnya kebun buah naga ini begitu terisolasinya karena siempunya tidak menyukai segala bentuk publikasi termasuk beberapa media pertanian yang ditolak bahkan dari televisi swasta pun sama mengalami penolakan bahkan pihak Dinas Pertanian setempat pun tidak tahu-menahu tentang kebun naga ini. Betul-betul naga merah yang tersembunyi. Perburuan dimulai via telpon ke pengelola kebun pak Junaedi, isyarat bahwa permohonan kami meninjau kebun diijinkan. Mobil kamipun dikawal menuju kompleks pabrik, dua orang Satpam sudah membukakan pintu gerbang dan mempersilahkan masuk. “Silahkan masuk, dari Tim Pest List BBPOPT, ya!” Kebun buah naga yang dibudidayakan secara komersial ini terletak di desa Gintungkerta, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang dengan ketinggian tempat 33 M Dpl, secara geografis terletak antara 06o 22’ 13” LS dan 107o 21’ 02” BT. Kebun seluas 3 hektar ini ditanami Buah naga secara monokultur dengan varieras buah naga merah Hylocereus undatus (buahnya berwarna merah dengan daging buah putih). Populasi tanaman dikebun ini 18.625 pohon, merupakan kebun buah naga yang paling luas di kabupaten Karawang. Kebun yang terletak di dalam lingkungan pabrik sehingga tidak terlihat dari luar dan tidak pernah diekspos. Menurut pengelola kebun pihak investor ingin menjadikan buah naga sebagai icon Kota Karawang selain sebagai ”lumbung padi” Jawa Barat. Buah naga dapat berkembang dengan kondisi tanah dan ketinggian lokasi apapun, namun tumbuhan ini cukup rakus akan unsur hara, sehingga apabila tanah mengandung pupuk yang bagus, maka pertumbuhannyapun akan pesat sekali. Dalam waktu 1 tahun, tanaman bisa mencapai ketinggian 3 meter lebih. Berdasarkan beberapa sumber, buah naga belum banyak dibudidayakan di Indonesia, sementara ini data yang diperoleh untuk kabupaten Karawang hanya ada di kecamatan Klari seluas 3 hektar dan ini menurut pemiliknya merupakan kebun terluas yang ada di Jawa Barat. Perbanyakan tanaman ini dengan cara stek batang yang berumur cukup tua, tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu 38 – 40o C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai berbuah pada umur 11 – 17 bulan.
HASIL MONITORING
Berdasarkan hasil pengamatan di kebun dengan pohon sampel yang diamati seba
yak 30 pohon maka OPT yang ditemukan adalah : Penyakit busuk batang, Jamur (merusak bunga), semut, burung, dan musang. Gejala masing-masing OPT buah naga dilapang adalah sebagai berikut: 1. Semut : menyerang bagian ujung batang yang masih muda, pergelangan ruas batang dan skitar bunga. Masuk dan membuat rumah didalam batang. Bagian yang diserang berwarna kuning, berlubang dan kemudian secara perlahan kering dan mati. 2. Jamur : menyerang tanaman buah naga menyebabkan penyakit layu fusarium. Jamur ini menyerang karena tanah atau media tanamnya tidak bisa membuang air dengan lancar. Tanaman yang terserang jamur menjadi layu dan pelan – pelan kering. 3. Penyakit Busuk batang: Selain layufusarium, serangan jamur juga menyebabkan penyakit busuk pangkal batang pada tanaman buah naga. Jamur yang menyerang pangkal batang ini jamur Sclerotium rolfsii Sacc. Serangan jamur ini bahkan bisa menghabiskan batang sehingga tinggal “tulang” kayunya saja. 4. Burung: menyerang bakal buah dan buah yang hampir masak dengan cara mematuk daging buah sampai habis, sampai saat ini burung tersebut belum teridentifikasi namun pihak pengelola menamakan ”burung penyantap buah naga”. 5. Musang: sama seperti burung namun musang hanya memakan buah yang masak tidak sampai habis, sisa buah ditinggalkan separuh di pohon. Untuk kedua penyakit jamur tersebut diatas masih diperlukan identifikasi laboratorium untuk memastikan penyebabnya, sebagian sampel dibawa ke Laboratorium Phytopatology BBPOPT Jatisari untuk dilakukan identifikasi lebih lanjut. Berdasarkan hasil surveilans buah naga OPT yang paling dominan dari 30 sampel tanaman yang diamati adalah ”busuk batang”. Kemudian penyakit jamur, hal ini disebabkan kondisi kebun yang terlalu becek/lembab dan banyak ditumbuhi rumput, kurangnya sanitasi kebun menyebabkan kedua penyakit tersebut mendominasi areal perkebunan.
PENANGANAN SPESIMEN
Setiap pengamatan OPT diambil gambar/foto dan contoh sampel OPT sebagai bukti visualisasi OPT yang berasosiasi dengan tanaman buah naga, sedangkan sampel tanaman dibawa ke laboratorium untuk keperluan identifikasi berdasarkan spesies. Spesimen serangga hama dikoleksi dalam bentuk spesimen kering, sedangkan untuk serangga yang berukuran kecil akan dilakukan penangan khusus dan diambil fotnya dibawah mikroskup, sehingga akan memudahkan identifikasi. Gejala penyakit dibuat herbarium dan diisolasi untuk koleksi dalam media PSA sebagai pendukung untuk mengidentifikasi penyebab penyakitnya.

KILAS BALIK BUAH NAGA

Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah jadi mencolok sekali di antara warna naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan
inilah buah itu di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang loy (buah naga). Thang loy orang Vietnam ini kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (buah naga). Macamnya Nama buah naga diberikan pada buah-buah yang dapat dimakan dari tumbuhan: • Hylocereus undatus, yang buahnya berwarna merah dengan daging buah putih • Hylocereus polyrhizus, yang buahnya berwarna merah muda dengan daging buah merah dan • Selenicereus megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih Morfologi Morfologi tanaman buah naga terdiri dari akar, batang, duri dan bunga serta buah. Akar buah naga hanyalah akar serabut yang berkembang di dalam tanah di batang atas sebagai akar gantung. Akar tumbuh di sepanjang batang di bagian punggung sirip di sudut batang. Di bagian duri muncul ini akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk buah naga hitam dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik seekor naga. Oleh sebab itu, buah ini disebut buah naga. Batangnya berbentuk segitiga, durinya pendek sekali dan tidak mencolok, sampai mereka dianggap "kaktus tak berduri". Bunganya mekar mulai senja, kalau kuncup bunga sudah sepanjang 30 cm. Itulah saatnya kita mengundang para tetangga dan handai taulan pencinta bunga untuk menyaksikan mekarnya buah naga.Mahkota bunga bagian luar yang krem itu mekar pada pukul sembilan (kira-kira), lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benangsari yang kuning. Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh pada tengah malam. Itulah sebabnya ia tersiar luas ke seluruh dunia sebagai night blooming cereus. Sambil mekar penuh ini, ia menyebar bau yang harum. Ternyata bau ini disebar ke seluruh penjuru angin malam, untuk menarik para kelelawar, agar sudi kiranya datang bertandang untuk menyerbuki bunga itu. Dalam gelap gulitanya hutan belantara malam, mata kelelawar memang kurang awas, tetapi hidungnya "tajam" Pembudidayaan buah naga Orang biasanya memperbanyak tanaman dengan cara setek atau menyemai biji. Tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu antara 38-40o C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai berbuah pada umur 11- 17 bulan. Kota Malang berada 400-700 dpl, sangat cocok untuk budidaya buah naga merah. Walaupun memiliki udara yang cukup sejuk, namun mendapatkan sinar matahari yang cukup merupakan modal untuk pertumbuhan buah naga merah . Buah naga dapat berkembang dengan kondisi tanah dan ketinggian lokasi apapun, namun tumbuhan ini cukup rakus akan unsur hara, sehingga apabila tanah mengandung pupuk yang bagus, maka pertumbuhannyapun akan pesat sekali. Dalam waktu 1 tahun, tanaman bisa mencapai ketinggian 3 meter lebih. Berdasarkan beberapa sumber, buah naga belum banyak dibudidayakan di Indonesia, sementara ini data yang diperoleh baru daerah : Mojokerto, Jember, Malang, Pasuruan, Bayuwangi, Kulon Progo, dan Karawang. Dengan luas areal masing-masing tidak lebih dari 3 ha, kecuali Karawang seluas 3 ha terletak di Desa Gintungkerta, Kecamatan Klari, Karawang terletak ditengah kompleks pabrik tekstil. Manfaat Buah Naga Dibalik rasanya yang manis menyegarkan, buah naga kaya akan manfaat. Banyak orang percaya buah ini dapat menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula darah. Memang belum ada penelitian pasti tentang manfaat buah ini. Namun, mengingat asalnya dari jenis buah kaktus, kita percaya buah naga mengandung vitamin C, beta karoten, kalsium dan karbohidrat. Yang pasti buah naga tinggi serat sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses pencernaan. Episode kali ini begitu menyenangkan, selesai pengamatan Pak Junaedi memetik buah yang sudah masak (pada saat survey belum saatnya musim panen) hanya satu buah saja yang dipetik sebagai rasa pelepas dahaga ditengah luasnya kebun buah. Pikiranku kembali menerawang jauh ke dunia persilatan tentang petualangan yang penuh tantangan dalam penaklukan Sang Naga. Bagaikan dibelit Naga Merah, karena kami berempat berada di titik tengah kebun seluas 3 ha dengan padat populasi tanaman 18.625 pohon (wuih..banyak sekali ya.., kalau ga percaya...silahkan hitung sendiri). (Karawang, awal Desember 2008/uripsr@ymail.com)***

Ucapan terima kasih kepada: (Ibu Rosa dan Pak Hendry, atas ijinnya kami bisa memasuki kompleks pabrik), Kang Junaedi sebagai pemandu lapang, dan Tim kami yang Solid Mas Baskoro, Mr. Devied dan Pak Joko Priyono (selamat jalan Pak, pada awal Desember 2008 beliau purna tugas
sebagai abdi negara).

Daftar Pustaka: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
This entry was posted on 06.50 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

5 komentar:

On 10 Juni 2009 pukul 11.26 , dwita ardiana mengatakan...

bisa dapat contact person pemilik kebon?

 
On 8 Maret 2010 pukul 13.57 , mkjkt12@spunindo.com mengatakan...

Pak Urip, kalau boleh bisakah saya dapatkan contact person atau pengelola/pemilik kebun?

 
On 20 Juni 2010 pukul 14.59 , Ciptadi mengatakan...

Tanaman yang potensial..
untuk pemasarannya sendiri gimana pak?

 
On 20 April 2014 pukul 17.45 , Unknown mengatakan...

Maaf kebon naga di kerawang 3 htr blom yg paling luas.. kami memiliki kebon naga merah seluas 10 hektar.. dgn masa panen 8 bulan.. ) perkebunan nusantara VIII

 
On 21 November 2015 pukul 11.30 , Unknown mengatakan...

Pak Jerry,kebun buah naga yang bapak bilang ada 10 hektar itu lokasinya di mana?