Memburu "Queen of The Fruit"
05.08 | Author: Urip SR
Wanayasa, Purwakarta, 12 - 14 Nopember 2008
Perjalanan yang cukup melelahkan itu akhirnya berujung di persinggahan rumah Bapak Ade Sugena ketua HKTI Kec. Wanayasa, seperti yang sudah-sudah setiap kali surveilans pasti "kulo nuwun" dahulu ke tempat para tokoh yang berkompeten. Tentu saja yang punya wilayah sudah disowani terdahulu yaitu di Dinas Pertanian & Kehutanan Purwakarta.
Terik matahari masih menyengat, udara panas kota Purwakarta memicu keluar keringat lebih deras, baru setelah motor melaju ke wanayasa semilir angin menerpa dan udara sejukpun menemani sepanjang perjalananan. Kali ini perburuan "Sang Ratu Buah" pun dimulai dari rumah ketua HKTI yang petani manggis itu. Dengan antusias pak Ade pun memyambut kedatangan kami "Tim Surveilans Pest List OPT Manggis BBPOPT" inilah tim exspedisi tahap pertama yang berangkat dalam rangka kegiatan pest list yang sasarannya 6 komoditas.
Nafas tua mulai terengah-engah saat menaiki lereng dengan kemiringan 45 - 65 derajat disitu tumbuh pohon manggis yang berumur ratusan tahun, seperti yang dituturkan pak Ade, "Ini adalah kebun warisan orang tua, saya tidak tahu persis kapan menanamnya, populasi pohon manggis di kebun ini kurang lebih ratusan pohon."
Pantesan jarak tanamnya tidak beraturan, karena pada tempo doeloe pohon manggis selain hasil buahnya juga sebagai tanaman penghijauan (Reboisasi), batang pohonnya yang besar dan perakarannya yang kuat mampu menghambat terjadinya longsor pada lereng bukit.

Buah manggis (Garcinia mangostana) yang biasa dijuluki Queen of The Fruit merupakan salah satu jenis buah-buahan tropis yang mempunyai peluang besar untuk diekspor ke luar negeri. Salah satu sentra produksi manggis di Indonesia adalah di Jawa Barat, khususnya di Kab. Purwakarta. Kecamatan Wanayasa dan Pasawahan merupakan daerah sentra utama produksi manggis, bahkan varietas yang terkenal antara lain dinamakan varietas Wanayasa.

Nah, sekarang sudah memasuki inti dari ekspedisi Pest List OPT, untuk apa sebenarnya kegiatan ini dilakukan?

Inilah sebagai pembuka saat "kulo nuwun" di tempat para tokoh yang telah disebutkan diatas. Dengan harapan petualangan kecil ini bisa bermanfaat untuk teman-teman blogger. Yach..semacam catatan kaki lah!?

Ekspor manggis (G mangostana) Indonesia juga telah mengalami hambatan non-tarif berupa peraturan karantina Negara tujuan ekspor. Negara tujuan ekspor mempersyaratkan adanya “Pest List” dari masing-masing komoditas yang diekspor beserta informasi tambahan mengenai OPT tersebut. Informasi tambahan yang diperlukan anatara lain adalah biologi, ekologi, dan inang alternatif masing-masing jenis OPT. Informasi tersebut akan digunakan oleh Negara tujuan ekspor untuk melakukan analisa resiko OPT (PRA, Pest Risk Analysis). ”Pest List” ini disusun berdasarkan hasil survey (yang didukung oleh adanya bukti specimen atau “voucher specimens”) dan akan dilakukan monitoring secara berkala untuk memastikan apakah ada OPT baru yang ditemukan.

Tujuan dan sasaran pest list OPT manggis untuk mengembangkan daftar OPT manggis di sentra produksi manggis di Jawa Barat.

Pelaksanaan surveillance ini diharapkan hasilnya dapat membantu petugas lapangan di daerah sentra manggis di Jawa Barat. Surveillance ini sesuai dengan prosedur penyiapan, penanganan, dan penyiapan daftar OPT yang digunakan dalam International Standart for Phytosanitary Measures (ISPM) dan mencakup pedoman pelaksanaan surveilans, penentuan target komoditas dan OPT, determinasi OPT, dan pedoman pengumpulan data serta pembuatan “voucher specimens”.


KONDISI AGROEKOSISTEM

Luas Kabupaten Purwakarta seluas 97.172 hektar, terdiri dari lahan sawah 15.532 hektar dan lahan kering 72.444 hektar. Dari luas tersebut yang dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian seluas 39.680 hektar. Jumlah curah hujan rata-rata selama lima tahun terakhir sebanyak 276,08 mm pertahun, dengan jumlah hari hujan 967 hari.

KOMODITI UNGGULAN HORTIKULTURA

Komoditas unggulan adalah komoditas yang diusahakan berdasarkan keunggulan kompetitif maupun komparatif yang ditopang oleh pemanfaatan teknologi yang sesuai dengan agroekosistem untuk meningkatkan nilai tambah dan mempunyai multiflier effect terhadap perkembangan sektor lain (Badan Agribisnis Deptan.1997), pemilihan komoditas unggulan harus berdasarkan atas dimensi wilayah dan pasar.

Pendekatan wilayah akan menjamin kesinambungan produksi melalui pemanfaatan keunggulan komparatif daerah sebagai basis pengembangan (spesifik atau keunggulan lokal). Berdasarkan batasan-batasan tersebut terdapat beberapa jenis tanaman unggulan komoditi hortikultura salah satunya adalah manggis (Mangostana garcinia) yang terdapat di Kabupaten Purwakarta. Populasi manggis di Kabupaten Purwakarta sebanyak 86.546 pohon, apabila dikonversikan setara dengan 865,46 hektar. Jumlah tersebut tersebar di 6 kecamatan yaitu Kecamatan Wanayasa, Kiarapedes, Bojong, Darangdan, Pasawahan, dan Pondoksalam.

Data tersebut secara rinci tersaji pada tabel berikut:

Tabel Penyebaran tanaman manggis di Kab. Purwakarta.

No.

Kecamatan

Jumlah Pohon

Luas (Ha)

1

Wanayasa

35.790

357,90

2

Kiara Pedes

35.005

350,05

3

Bojong

11.450

114,50

4

Darangdan

2.876

28,76

5

Pondok Salam

735

7,35

6

Pasawahan

690

6,90


Jumlah

86.546

865,46

Sumber: Distanbun Kab. Purwakarta

CARA PENGAMATAN

Pengamatan serangan OPT dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Pengamatan populasi OPT dilakukan dengan menghitung jumlah individu per stadia OPT per unit contoh seperti per pucuk, per daun, atau per buah.
  • Pengamatan tingkat kerusakan dilakukan dengan menghitung persentase kerusakan dengan menggunakan rumus atau formula sesuai dengan tingkat kerusakan yang diakibatkan kerusakan mutlak atau tidak mutlak (sistem skoring).
  • Untuk serangga yang sifatnya aktif sehingga menyulitkan pengamatan visual maka pengamatan dilakukan dengan menggunakan jaring serangga dengan jumlah ayunan yang ditetapkan sama, yaitu 10 ayunan.
Jenis manggis yang banyak dibudidayakan oleh petani Purwakarta adalah varietas lokal , yang dikenal oleh petani ada dua jenis yaitu kaliagung dan kaliangger (Ade Sugema.2008). Kedua jenis tersebut banyak kesamaan dalam bentuk, rasa, warna kulit buah, warna daging dan aroma.

Keunggulan jenis manggis tersebut mempunyai daya simpan yang cukup lama, permukaan kulit halus, tahan terhadap OPT (penggerek buah dan busuk akar), kelebihan tersebut dijadikan dasar dalam proses sertifikasi secara resmi dilepas dengan nama varietas wanayasa pada tanggal 25 Desember 2006.

Semua sampel OPT baik serangga maupun gejala serangannya pada tanaman manggis dibawa untuk dikoleksi sebagai bahan untuk penyusunan pest list. Beberapa hal penting pada waktu mengumpulkan dan menangani OPT adalah: identitas OPT, tempah/wadah, contoh OPT, dan penulisan label.

Perjalanan yang cukup melelahkan ini akhirnya berakhir di Base Camp Pest List di sebuah Villa "Alam Hijau"disinilah tempat kami beristirahat selama mengadakan survei, setiap malam kami mengadakan diskusi kecil mengenai temuan kami dihutan manggis. Perburuan Sang Ratu Buah pun berakhir disini. Terik matahari kembali menyengat, kami beristirahat di pinggiran kota Purwakarta sambil menikmati menu khas Purwakarta "Sate Maranggi" keringat kembali mengucur deras karena pedasnya sambal maranggi. Petualangan akan kembali lagi di Kota Santri Pekalongan dalam episode "Perburuan Raja Buah (Durian). Tapi sabar ya.....!!!

(Ucapan terima kasih kepada Bp. Kuswana dan Bp. Sugianto (POPT) pemadu kami di lapang dan Bp Ade Sugema ketua HKTI Wanayasa "trima kasih pak, atas suguhan manggisnya. Tak lupa Aki Ohang, semuanya i love you) Tim kami yang solid: Ir. Baskoro SW, Aris, dan Ita.***

This entry was posted on 05.08 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: