Kamis, 10 Juni 2010 | 05:38 WIB

Semarang, Kompas - Keterlambatan penanganan serangan hama wereng di 28 kabupaten di Jawa Tengah telah merugikan petani tak kurang dari Rp 90 miliar. Kondisi itu termasuk bencana ketahanan pangan.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah Priyantono Djarot Nugroho, Rabu (9/6) di Semarang, mengemukakan, serangan wereng yang terdeteksi mencakup areal 6.000 hektar. ”Dari segi kebencanaan, kegagalan sektor pertanian menyediakan pangan dalam jumlah besar sudah kategori bencana pangan. Target stok pangan Jateng kemungkinan bisa berkurang sebagai akibat meluasnya hama wereng,” katanya.

Priyantono menjelaskan, meluasnya hama wereng itu diduga akibat pola tanam yang tidak terkontrol oleh petugas pertanian di lapangan. Cakupan daerah serangan wereng yang paling parah justru di sentra pertanian padi, seperti Klaten, Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Purworejo, dan Pekalongan.

Terkait serangan wereng, Kepala Bagian Humas Perum Bulog Divisi Regional Jateng Siti Farida menjamin stok beras masih aman.

Sementara itu, koordinator pengamat hama Dinas Pertanian dan Tanaman Jateng wilayah Purbalingga, Katiran, mengatakan, di wilayahnya sekitar 65 hektar sawah diserang hama penggerek batang dan lebih dari 3 hektar sawah diserang hama wereng coklat. Sementara areal sawah yang diserang tikus 140 hektar.

Sebagian besar areal sawah yang diserang ketiga macam hama itu seluruhnya gagal panen. Usia tanaman padi yang diserang hama 55 hari atau hampir separuh masa tanam hingga panen. Hama ini tersebar di sejumlah kecamatan. (WHO/MDN)

This entry was posted on 14.39 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: