Secara umum, pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Dengan adanya kemajuan dalam bidang ilmu kimia dan pengembangan alat-alat analisis, banyak senyawa kimia yang berasal dari tumbuhan telah diisolasi dan diidentifikasi bahkan telah disintesis.
Kandungan senyawa-senyawa tumbuhan dapat menunjukkan berbagai macam aktivitas biologi pada serangga seperti penghambatan/penolakan makan, aktivitas penolakan peneluran, aktivitas penghambat pertumbuhan dan perkembangan, dan efek kematian, karena itu bioaktif tersebut dapat digunakan untuk pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).
Hasil deskripsi Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat terdapat 54 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai pestisida nabati. Saat ini penelitian terhadap tumbuhan bahan pestisida nabati terus berkembang.
Beberapa contoh tumbuhan yang telah diuji efektivitas daya racunnya antara lain sebagai berikut:
1. Nimba/Mimba (Azadirachta indica)
Bagian Tanaman yang digunakan adalah daun dan biji, mengandung senyawa kimia zat Azadirachtin, Meliantriol, Salanin. Efektif untuk hama wereng coklat.
Nimba mampu mengendalikan sekitar 127 jenis hama dan mampu berperan sebagai insektisida, fungisida, bakterisida, nematisida, moluskisida, antivirus, dan mitisida.
Nimba tidak membunuh hama secara cepat tetapi berpengaruh terhadap penghambatan daya/ nafsu makan, pertumbuhan, reproduksi, pemandulan, peletakan telur, proses ganti kulit, perkawinan, daya tetas telur dan pembentukan khitin yang akhirnya dapat menyebabkan kematian hama.
Cara sederhana membuat larutan siap semprot adalah dengan menumbuk biji sampai halus masukkan dalam air sambil diaduk-aduk dan dibiarkan 24 jam kemudian disaring, untuk 1 kg biji yang telah ditumbuk halus dilarutkan kedalam 20 lt air. Untuk daun jumlahnya 2 kali (2 kg daun mimba yang telah ditumbuk dilarutkan dalam 20 lt air).
Mengingat nimba mudah ditanam oleh petani, maka dapat dikatakan bahwa nimba adalah sebagai biopestisida mandiri bagi petani di masa depan.
2. Gadung Racun (Dioscorea hispida)
Bagian tanaman yang digunakan adalah umbi, sebagai pestisida, yang mengandung zat diosgenin dan saponin.
3. Bengkuang (Pachyrryzus erosus)
Bagian tanaman yang digunakan adalah biji polong, yang mengandung zat pachyrrizid (rotenoid) merupakan racun yang menghambat operasional sel. Diketahui efektif terhadap beberapa OPT antara lain ulat grayak, ulat krop dan ulat daun kubis.
4. Rumput Babandotan
(Ageratum conyzoides)
Bagian tumbuhan yang digunakan adalah daun, batang, bunga dan akar, sebagai pestisida yang mengandung zat saponin, polifenol, flavonoid dan minyak atsiri
5. Sirsak (Annona muricata L)
Bagian tumbuhan yang digunakan adalah biji dan daun, yang mengandung zat annonain, bermanfaat sebagai insektisida menyebabkan kematian sel, sebagai penolak serangga dan penolak tidak mau makan.
6. Selasih (Ocimum bacilicum)
Bagian tanaman yang digunakan adalah daun dan biji, mengandung zat juvocimene, yang bersifat toksis/ mengganggu perkembangan serangga.
Selasih lebih dikenal sebagai pemikat lalat buah. Daun diekstrak lalu dicampur sedikit air, dan lebih efektif dengan cara menyuling sehingga menghasilkan minyak atsiri. Dipasang dengan menggunakan perangkap lalat buah.
CARA PEMBUATAN PESTISIDA NABATI SECARA UMUM
• Bahan tumbuhan ditumbuk/digiling sampai halus, dicampur air dengan perbandingan 100 gr bahan dalam 1 lt air.
• Saring ekstrak bahan tumbuhan tersebut pada tempat yang sudah disiapkan.
• Untuk menekan/menghentikan aktifitas enzim/zat pengurai adalah dengan cara menambahkan zat pelarut metanol/etanol 70 % sebanyak 10 ml atau detergen sebanyak 10 gr teteskan atau masukkan sedikit demi sedikit sambil diaduk atau dengan menggunakan alat ekstraktor selama 2 jam, kemudian biarkan ekstrak tersebut selama 24 jam (sehari semalam).
• Setelah dibiarkan selama 24 jam ekstrak tersebut baru bisa digunakan dengan cara disaring terlebih dahulu agar tidak terjadi penyumbatan pada alat semprot
• Beberapa hasil percobaan menunjukkan hasil yang efektif dengan cara mencampur beberapa tumbuhan bahan nabati seperti daun nimba dengan lengkuas dan serai, daun nimba dengan umbi gadung, daun sirsak dengan rimpang jeringau dan bawang putih; serta dapat dicampur dengan detergen atau sabun colek.

Selamat mencoba (USR)***
Dari berbagai sumber
.
This entry was posted on 12.24 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

3 komentar:

On 1 Desember 2010 pukul 07.12 , azis turindra mengatakan...

Artikel yang bagus pak... mampir-mapir di blog saya pak http://turindraatp.blogspot.com/2009/06/pengertian-partisipasi.html

 
On 3 Desember 2010 pukul 05.32 , Anonim mengatakan...

langsung menuju TKP. Salam kenal Mas Azis

 
On 19 Desember 2010 pukul 22.20 , generasi patah hati(patahhati.generasi9@gmail.com) mengatakan...

mas urip,kenapa tidak diusulkan agar bbpopt jatisari membuatnya,petani karawang tinggal membelinya saja.bukannya lebih memudahkan mereka.atau boleh dikoordinasikan dengan petugas penyuluh dari karawang.untuk mengkoordinirnya dapat dibuat seperti penyemprotan serempak di satu wilayah.bbpot tinggal menyesuaikan penyediaannya sesuai dengan jadwal petugas penyuluh karawang.Bisa juga BBPOT jatisari menawarkan model paketuntuk pencegahan hama wereng coklat.kenakan biaya pengganti bahannya,saya rasa tidak masalah,yang penting efektifitasnya. sehingga BBPOPT jatisari berperan dalam mengurangi penggunaan pestisida kimia secara berlebihan.tawarkan alternatif lain di luar pestisida kimia.Purwakarta sudah terkena hama wereng coklat lagi,karawang hanya tinggal tunggu waktu.mohon agar jangan sampai terulang lagi kejadian yang sebelumnya.terima kasih