Yukk..Bertanam Padi Dalam Polybag
11.22 | Author: Urip SR
Tanaman padi dalam Polybag, hijau menyejukkan (Foto: Urip SR)
Padi merupakan bahan pangan pokok masyarakat Indonesia yang memegang peranan penting untuk dikembangkan.  Berbagai inovasi Teknologi telah dihasilkan untuk menunjang peningkatan produksi padi.  Solusi bagi yang berlahan sempit tetapi bisa menanam padi, sekedar menyalurkan hobi bercocok tanam, tanaman padi dalam polybag bisa bersanding dengan tanaman hortikultura lainnya yang biasa ditanam di polybag.  Menyejukkan sekaligus menghasilkan. Mau coba ? Manfaatkan tiap jengkal tanah yang ada.!
Berjejer rapi sepanjang bahu jalan antara green house berbaur menjadi satu dengan tanaman hortikultura lainnya seperti cabe, kangkung, bayam cay sim dan tomat.  Tanaman menggunakan media kompos ini dipersiapkan untuk mengisi space kosong diantara rumah kaca (green house) di kompleks kantor BBPOPT Jatsari.
Tanaman ini semuanya organik tanpa menggunakan pupuk kimia maupun pestisida.  Secara estetika kehadiran tanaman ini menambah asri pemandangan di kompleks kantor.
Sebanyak 300 tanaman padi hibrida organik berumur 35 hari setelah tanam (HST) tumbuh subur dengan rata-rata jumlah batang mencapai 22,2 batang per polybag (rumpun).
Tanaman padi organik (Foto: Urip SR)
Selain tanaman padi juga ditanam kacang kedelai, kacang hijau, dan jagung semuanya menggunakan polybag dengan media tanam kompos.
Menurut panitia semua tanaman dalam polybag dipersiapkan untuk mengisi space (ruang kosong) di kompleks kantor dalam rangka Pekan Peramalan OPT Tanaman Pangan yang baru saja berlalu.
Tanaman padi hibrida dalam polybag memberi pelajaran kepada pengunjung bahwa lahan sempit bukan halangan untuk bercocok tanam.
Salah satu tantangan dalam pembangunan pertanian adalah adanya kecenderungan menurunnya produktivitas lahan.  Disisi lain sumberdaya alam terus menurun sehingga perlu diupayakan untuk tetap menjaga kelestariannya.  Demikian pula dalam usahatani padi, agar usahatani padi dapat berkelanjutan, maka teknologi yang diterapkan harus memperhatikan faktor lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, sehingga agribisnis padi dapat terlanjutkan.
Penyiraman setiap 3 hari sekali (Foto: Urip SR)
Selama ini produksi padi nasional masih mengandalkan sawah irigasi, namun ke depan bila hanya mengandalkan padi sawah irigasi akan menghadapi banyak kendala.  Hal tersebut disebabkan banyaknya lahan irigasi subur yang beralih fungsi ke penggunaan lahan non pertanian, tingginya biaya pencetakan sawah baru dan berkurangnya debit air.  Dilain pihak lahan kering  tersedia cukup luas dan pemanfaatannya untuk pertanaman padi belum optimal.






Usaha Tani Padi dalam polybag :
Populasi tanaman : 300 polybag
Hasil per polybag : 40 gram GKP (Asumsi)
(300 polybag X 40 gram = 12.000 gram = 12 Kg (GKP)
Dengan rendemen 67% setelah digiling menghasilkan beras 8,04 Kg.


Coba bayangkan kalau setiap rumah tangga di Indonesia menanam padi dalam polybag? Tentu dapat dijadikan andalan produksi padi nasional?  Lahan sempit, siapa takut. Yukk tanam padi di polybag. (Urip SR/Indok)***
.
This entry was posted on 11.22 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

1 komentar:

On 9 Juni 2018 pukul 13.09 , stenote mengatakan...

Ide yang menarik... Boleh saya berbagi artikel tentang Sawah Padi Longji di Guilin, China di http://stenote-berkata.blogspot.com/2017/12/sawah-padi-di-longji.html
Lihat juga video di youtube https://youtu.be/-FEADXHsiSM