Menyusuri Bumi Khayangan (Part. 2)
07.06 | Author: Urip SR
Menurut sejarah di situs resmi Pemerintah kabupaten Wonosobo, nama Dieng berasal dari bahasa Sansekerta. "Di" yang berarti tempat yang tinggi atau gunung, dan "Hyang" yang berarti kayangan (surga). Tidak heran memang karena banyak hal menarik di Dieng yang jarang ditemukan di wilayah lain.

Pelajaran berharga dari petualangan di Bumi Khayangan ini yang utama adalah mensyukuri anugerah Tuhan, betapa kekayaan alam yang tak ternilai dengan panorama yang elok dan sumber daya alam (Gas Bumi), hasil pertanian (kentang) merupakan aset yang mendatangkan devisa bagi pemerintah setempat.
Melihat dan merasakan sendiri keelokan alam pegunungan yang mempesona, tak henti-hentinya mengabadikan dalam sebuah kamera dan mencatat setiap bagian dalam aliran kata-kata membentuk jajaran kalimat seperti jajaran situs candi-candi kuno yang bertebaran di bumi Dieng.
Betapa egoisnya apabila hanya dinikmati sendiri maka berbagi kepada yang lain merupakan kepuasan batin.
Jajaran candi-candi Hindu berukuran kecil, tetapi berarsitektur unik, bisa menjadi wahana pendidikan bagi anak-anak dan keluarga yang berkunjung di kompleks ini. Candi-candi tersebut diperkirakan berdiri sekitar abad ke tujuh dan delapan, dan merupakan peninggalan Dinasti Sanjaya. Beberapa cagar budaya yang dapat dikunjungi antara lain:

Kompleks Dharmacala

Bangunan tempat persistirahatan para peziarah, biasanya terdapat di sekitar candi/vihara. Di Dharmacala inilah para peziarah mempersiapkan diri untuk beribadat ke candi atau menghadap guru di vihara termasuk memepersiapkan peralatan upacara.

Gangsiran Aswotomo

Merupakan saluran air yang dahoeloe kala digunakan untuk mengeringkan dataran. Sebelumnya dataran tinggi Dieng adalah sebuah danau yang terjadi dari bekas kepundan gunung berapi. Konon menurut cerita saluran ini tembus sampai Kota Pekalongan. Wallahu alam bisawab.

Kompleks Candi

Salah satu kelompok lokasi candi yang mengelompok dalam satu kompleks anatara lain Candi Pendawa, yang memiliki lima buah deretan candi, yaitu Candi Semar, Arjuna, Srikandi, Sembadra, dan Puntadewa. Candi-candi tersebut diperkirakan berdiri sekitar abad ke tujuh dan delapan, dan merupakan peninggalan Dinasti Sanjaya.
Sedangkan candi-candi yang lain, seperti Candi Gatotkaca, Dwarawati, Bima, dan lainnya, letaknya tersebar dan terpisah-pisah.

Dieng Plateau Theater

Di dataran tinggi Dieng juga memiliki Dieng Plateau Theater, yaitu bioskop yang memberi informasi mengenai peristiwa dan kejadian alam di Dieng, seperti peristiwa Kawah Sinila yang menghembuskan udara beracun pada tahun 1979, yang menelan korban jiwa hampir 150 warga. Wahana ini memiliki kapasitas 100 kursi yang sangat nyaman bagi kita dan keluarga. Nilai edukasi pun bisa didapat karena film yang diputar membahas budaya dan kehidupan masyarakat Dieng.

Kawah

Dieng juga menyuguhkan berbagai situs yang menyajikan fenomena alam mengagumkan. Semisal, sebagai kawasan pegunungan aktif, beberapa kawah di Dieng masih mengeluarkan lumpur hitam yang mendidih, asap putih tebal, dan gas yang mengandung belerang. Kita pun berkesempatan menyaksikan Telaga Warna yang bila kita beruntung, bisa melihat aneka warna yang berbeda karena kandungan mineral pada telaga tersebut.

Bagaimana menuju kawasan Dieng Plateau?

Alhamdulilah jalan wisata Wonosobo-Dieng, Km 20 yang kemarin longsor pada awal tahun 2009, sekarang sudah bisa dilalui moda transportasi seperti mobil/truk/bus. Untuk memperlancar arus lalu lintas, jembatan beilei dan perbaikan permanen menggunakan jembatan cor beton sepanjang sekitar 40 meter sudah 80% selesai sehingga jarak tempuh menjadi lebih efisien. Dari terminal bus Wonosobo bisa menggunakan bus kecil dengan tarif Rp.8000,- menuju kawasan wisata dieng plateau. Nah mudah bukan??? Mari berkunjung dan lestarikan warisan budaya bangsa Indonesia sekaligus situs penghormatan masa lampau, candi-candi yang tersisa harus dirawat dengan maksimal. Sudah saatnya bangsa ini menghargai peninggalan masa lalu nenek moyang kita. Akhirnya, Menyusuri Bumi Khayangan sampai disini dan dirangkai dengan tulisan lain seputar kawasan dieng dengan pokok bahasan yang berbeda.

Ucapan terima kasih: Kepada keluarga Bpk Bambang Riyadi motivator Gapoktan "PERKASA", rekan-rekan Petani Kentang Desa Dieng Kulon (Kabul Suwoto, Samsul, Yahya, Budi dll), Hotel Gunung Mas (tempat kami menginap) Jl. Dieng Plateau No.42 Batur Telp. (0286) 3342017 Banjarnegara.

This entry was posted on 07.06 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: