Menyusuri Bumi Khayangan (Part.1)
06.11 | Author: Urip SR
Diatas ketinggian 2000 m diatas permukaan laut, udara pagi yang dingin menggigit sendi-sendi tulang, hembusan napas mengeluarkan asap putih mengepul sesaat menahan dan mengeluarkannya pelan-pelan laksana asap dupa yang mengepul.
Tarikan napas dan tubuh yang menggigil walau dibalut dua lapis baju tebal tak mampu mengusir hawa dingin pagi hari.
Letaknya yang berada pada ketinggian di atas 2.000 meter dari permukaan laut, membuat suhu udara di Dieng cukup dingin, yaitu berkisar 15 hingga 20 derajat Celcius di siang hari dan 10 derajat Celcius pada malam hari. Bahkan, suhu bisa mencapai di bawah 5 derajat Celcius pada pagi hari di musim kemarau.
Perjalanan yang tak biasa ini mengantarku ke dataran tinggi Dieng bukan untuk berwisata tetapi kebetulan sedang melaksanakan Kajian Pengembangan Pengendalian Nematoda Sista Kuning (NSK) Skala Luas pada tanaman kentang, bersama Gabungan kelompok tani "Perkasa" desa Dieng Kulon, Kec. Batur, Banjarnegara. Secara geografis, Dieng merupakan dataran tinggi yang terletak di perbatasan Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo, dengan jarak sekitar 30 kilometer dari Kota Wonosobo.
Dalam kajian itu melibatkan 50 orang petani kentang (25 orang petani dari Banjarnegara dan 25 orang petani dari Wonosobo). Sasaran dari kajian tersebut ingin mendiseminasikan teknologi PHT-NSK kepada 50 orang petani peserta, menerapkan seluruh komponen teknologi PHT-NSK pada lahan praktek percontohan, dan menerapkan sebagian komponen teknologi PHT-NSK pada 50 lahan sebagai lahan praktek mandiri masing-masing petani peserta.
Judul tersebut diatas Menyusuri Bumi Khayangan bukan tanpa alasan, karena banyak orang mengatakan Dieng adalah negeri diatas awan, diatas ketinggian 2000 m dpl memang terlihat awan berarak beriringan meliputi dataran tinggi Dieng.
Jadi cukup beralasan toh???
Naluri petualangan pun kembali mengusik manakala dalam perjalanan menempuh lokasi demplot yang kebetulan berdekatan dengan kompleks candi. Apalagi medan yang terjal, menurun, menanjak dan menukik begitu memacu adrenalinku.
Sengaja aku duduk dekat jendela mobil, agar leluasa menikmati hawa pegunungan yang segar sekaligus memandang panorama sekeliling yang mengagumkan. Hati berdegup kencang saat sopir bus mengendalikan laju kendaraannya membelah tebing tinggi dan jurang menganga yang setiap saat menyergap apabila lalai. Wuiiihhh,....amazing...!!!
Ada banyak catatan tercecer mengenai perjalanan menyusuri Bumi Khayangan yang tidak melulu menyuguhkan pemandangan pegunungan atau kesejukan udara yang bersih dan segar. Namun terdapat kompleks candi tempat bersemayan dewa-dewi yang semuanya diberi nama tokoh pewayangan. Sangat menarik bukan???(USR) ***
.
This entry was posted on 06.11 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: