Catatan Tercecer dari PULAU KEMBANG
11.53 | Author: Urip SR
Ini adalah catatan tercecer selama berada di Kalimantan Selatan, seharian penuh berwisata alam di Pulau Kembang.

Jumat,13/11/2009.SaungUrip.
Pulau Kembang adalah sebuah delta yang terletak di tengah Sungai Barito yang termasuk di dalam wilayah administratif kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan. Pulau Kembang terletak di sebelah barat Kota Banjarmasin. Pulau Kembang ditetapkan sebagai hutan wisata berdasarkan SK. Menteri Pertanian No. 788/Kptsum12/1976 dengan luas 60 Ha.

Pulau Kembang merupakan habitat bagi kera ekor panjang (monyet) dan beberapa jenis burung. Kawasan pulau Kembang juga merupakan salah satu obyek wisata yang berada di dalam kawasan hutan di Kabupaten Barito Kuala.

Di dalam kawasan hutan wisata ini terdapat altar yang diperuntukkan sebagai tempat meletakkan sesaji bagi "penjaga" Pulau Kembang yang dilambangkan dengan dua buah arca berwujud kera berwarna putih (Hanoman), oleh masyarakat dari etnis Tionghoa-Indonesia yang mempunyai kaul atau nazar tertentu. Seekor kambing jantan yang tanduknya dilapisi emas biasanya dilepaskan ke dalam hutan pulau Kembang apabila sebuah permohonan berhasil atau terkabul.

Pengalaman lucu di Pulau Kembang

Berenam kami menyewa perahu dari dermaga di depan Masjid Sultan Suriansyah menuju Pasar Terapung, masih satu rute kami juga singgahi Pulau Kembang. Perahu penuh dengan jajanan pasar termasuk buah rambutan sebagai bekal di perjalanan. Sebelum merapat di dermaga Pulau Kembang, tukang perahu berpesan agar tidak usah merapat ke dermaga karena bawaan ini pasti akan diserbu sekawanan monyet-monyet yang kelaparan. Jadi ambil jarak sekitar kurang lebih 3 meter dari bibir dermaga. Pesan itu rupanya tidak digubris karena kami berenam ingin mengabadikan monyet-monyet yang sudah berderet di tepian dermaga.
Bawaan kami berupa buah rambutan rupanya mengundang perhatian si monyet, dari jarak sekitar 2 meteran segerombolan monyet nekad berenang menuju perahu. Tak ayal lagi, semua kue-kue dan buah rambutan pun ludes dalam sekejap, beruntung sekantung kue berhasil diselamatkan setelah berebut dengan monyet. Ada tawa, ada juga histeris seperti yang menimpa salah satu temanku saking histerisnya tidak bisa berbuat apa-apa selain menangis melihat segerombolan monyet merangsek ke perahu.
Ah...monyet-monyet sialan.(USR)***
.
|
This entry was posted on 11.53 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: