Part. 2
Catatan Tercecer selama mengikuti Amprokan Blogger Bekasi (6-7 Maret 2010)

KERAWANG - BEKASI (Karya: Chairil Anwar)

Kami yang kini terbaring antara Kerawang-Bekasi
tidak bisa berteriakMerdekadan angkat senjata lagi

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan berdegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami mati muda. Yang tinggal hanyalah tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa

Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan,
kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa

Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskanlah jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas kenyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Kerawang-Bekasi

Inilah puisi lengkap karya maestro puisi angkatan 45 Chairil Anwar yang menjadi pembuka pada saat para Blogger Nusantara mengawali aktifitas kegiatan dalam rangka Anjangsana.
Puisi yang dibawakan oleh Panitia (sdr. Komarudin) walau sebait namun mampu menggugah semangat para Blogger yang hadir saat itu. Puisi itu mampu membakar semangat pejuang kala itu, panitia berharap pembacaan puisi Chairil Anwar mampu menumbuhkan semangat perjuangan para Blogger dalam memajukan negeri tercinta ini.

Semangat Juang 45 para Blogger

Siang mulai beranjak, panaspun mulai mendera, peluh deras bercucuran namun semangat para blogger bak pejuang 45, tak sedikitpun beranjak dari TUGU PATRIOT.
Monumen Juang sebagai simbol perlawanan rakyat Bekasi terhadap Kolonial Belanda menjadi saksi bisu siang itu dimana para blogger dengan penuh antusias mendengarkan paparan sejarah Kota Bekasi dari seorang ahli Antropology dari Universitas Islam 45 (UNISMA) Bekasi.
Ini penting..., para blogger harus tahu sejarah, jangan sekali-kali melupakan sejarah, semaju apapun peradaban sebuah bangsa tidak terlepas dari sejarah masa lalu.
Kota Bekasi yang pada zaman dahoeloe adalah sebuah rawa-rawa yang luas yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sangat teguh memegang adat dan agamanya.

Sejarah Kota Bekasi

Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda Kelapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang.Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Kerajaan Sunda (disebut pula Kerajaan Pajajaran) yang terakhir.
Silahkan baca sejarah Kota Bekasi di sini agar lebih lengkap dan detail. Paparan dari Panitia sebagai langkah awal sebelum memulai acara Anjang sana adalah modal yang sangat berharga untuk para Blogger yang didominasi anak-anak muda. Anak-anak muda harus paham sejarah.
Pembacaan puisi oleh panitia Sdr. Komarudin semakin menambah semangat untuk memulai aktifitas kegiatan yang amat padat pada Amprokan Blogger Bekasi 2010.
Di tengah hiruk-pikuknya lalu lintas Bekasi Tugu Patriot menjadi saksi bisu sebuah peradaban Kota yang bergeliat menyongsong era global. Siang mulai beranjak, panaspun mulai mendera, peluh deras bercucuran namun semangat para blogger bak pejuang 45, tak sedikitpun beranjak dari TUGU PATRIOT. Kembali Bus melaju menembus padatnya lalu lintas kota Bekasi menuju belantara sampah yang menggunung yang akan bercerita tentang keberhasilan Bekasi dibalik gunungan sampah. (USR)***

Terima kasih kepada Pak Sopyan Andi, Bung Komar, dan Panitia Blogger Bekasi.
Kobarkan Semangat Perdjoenganmoe.
.
This entry was posted on 11.49 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

2 komentar:

On 10 Maret 2010 pukul 16.03 , Bayu Lebond mengatakan...

sebenernya deket dari lebak bulus tempat tinggal gw neh bung...tp gw gak tau ada acara ini...

 
On 10 Maret 2010 pukul 21.59 , Ratusya mengatakan...

duh..karena saya ada di bagian sapu jagad, jadi langsung potong kompas ke jababeka deh.. ga tau sejarah bekasi deh :((