Melihat tayangan secara langsung kinerja Pansus Bank Century dengan mantan petinggi BI yang disiarkan Metro TV pada malam hari (6/01/2010) sungguh luar biasa, diluar dugaan ternyata terjadi adu argumen antara Gayus Lumbuun dan Ruhut Sitompul tidak patut untuk dilihat, kata-kata kasar keluar tanpa tedeng aling-aling padahal jam tayang masih belum terlalu malam sehingga banyak ditonton oleh anak-anak (kebetulan pada saat kejadian saya pun menonton bareng anak-anak). Patut disayangkan wakil rakyat yang terhormat mengumbar emosi di depan forum yang katanya terhormat, sungguh suatu pelajaran yang tidak elok apabila wakil rakyat yang terhormat mengeluarkan kata-kata yang kurang patut. Lha kok malah ribut sendiri, ada apa sesungguhnya didalam Panitia Khusus DPR mengenai Bank Century..???
Tanda tanya besar bagi rakyat yang menyaksikan, seharusnya mereka kompak bersatu mengurai benang kusut Bank Century yang dananya diduga mengalir bak aliran sungai yang tiada berujung dan ini sungguh menyakiti hati rakyat banyak. Akhirnya saya teringat Gus Dur yang pada waktu itu beliau mengatakan bahwa anggota Dewan tidak ubahnya seperti anak-anak kecil. Ternyata ucapan itu terbukti adanya, bagaimana mereka dengan sikap gagah berani saling menghujat, saling menantang, saling menyerang dengan kata-kata yang tidak elok. Seyogyanya mereka bersatu bahu membahu menuntaskan kasus Bank Century yang telah melukai hati rakyat Indonesia. Bagaimana mau menuntaskan kasus apabila didalam Pansus sendiri gontok-gontokan? Rakyat Indonesia butuh penjelasan dan berharap banyak kasus tersebut bisa dituntaskan dengan menyeret dan mengadili yang salah sesuai prosedur hukum yang berlaku di republik ini. Siapapun dia apakah pejabat tinggi atau Presiden sekalipun kalau memang terlibat harus diselesaikan secara hukum, sehingga hukum benar-benar adil untuk semuanya.
Saya tidak mau berpanjang lebar (karena UU ITE bisa mengancam kebebasan bersuara) biar rakyat menilai sendiri para wakil-wakilnya yang telah mereka pilih. Biarlah insiden di gedung DPR itu sebagai pembelajaran bahwa kita memang belum bisa berbeda pendapat atau belum bisa mengalah untuk kemenangan. Mengalah untuk menang adalah strategi.
Beruntung saya tidak menjadi anggota DPR (kalau hanya kerjanya cuma bisa interupsi dan menyerang sesama anggota). Kayaknya menjadi blogger lebih baik daripada menjadi politisi kutu loncat. Aktifitas blogging justru lebih menarik, unik dan menyenangkan daripada menjadi politisi yang bergaya cowboy mabuk. Menulis di blog (termasuk yang saya tulis ini) sebagai penghibur sepi sekaligus menjadi nutrisi hati dan pikiranku untuk terus belajar dan insya Allah berbagi ilmu. Semoga coretan gundah ini bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua.
(uripsr@ymail.com)***
|
This entry was posted on 00.47 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: