Disudut halaman rumah tumbuh sebatang Saga yang melebat oleh daun kecilnya yang majemuk menyirip genap, warna hijau membuat teduh mata memandang. Bijinya yang warna merah berbecak hitam sangat kontras menyembul diantara rimbunnya hijau daun. Biji berjatuhan manakala angin bertiup kencang, satu-persatu berjatuhan rontok ke bumi selanjutnya berkecambah memperbanyak diri.
Saga (Abrus precatorius) merupakan tumbuhan perdu memanjat yang dapat tumbuh liar dimana saja. Tetapi akan tumbuh baik di daerah kering dan agak terlindung. Batangnya kecil dan tingginya dapat mencapai 2-5 meter. Bunga saga kecil-kecil dengan mahkota bunga berbentuk kupu-kupu dan berwarna ungu muda. Buahnya berbentuk polong, berwarna hijau kuning. Bila masak buah menjadi kering, berwarna hitam dan pecah sendiri. Perbanyakan tanaman dilakukan melalui biji. Dengan mengunyah atau berkumur-kumur air perasan daun saga maka sariawan, batuk dan sakit tenggorokanpun hilang. Di kampung-kampung nun jauh dari kota, masyarakat desa menanam saga sebaga tanaman obat keluarga (TOGA), melengkapi tanaman rempah lainnya seperti kunyit, lengkuas dan sereh.
Menurut penelitian biji saga mengandung tannin dan toksal-bumin yang daya kerjanya menyerupai racun ular. Tak heran bila para pakar menggunakan biji saga ini untuk mengendalikan hama. Biji saga bersifat racun kalau tepungnya bersentuhan dengan luka. Biji saga yang diekstrak dengan air atau aseton dapat ber-sifat sebagai racun perut bagi serangga. Tepung biji saga dalam tepung terigu dengan konsentrasi 5% mampu mengendalikan hama gudang Sitophilus sp. selama 3 bulan.
Disudut halaman rumah ketika saga merekah, aku abadikan menggunakan kamera digitalku sungguh indah, warna bijinya yang merah kontras diantara hijaunya daun. Orang-orang kota mungkin tidak tahu bahwa dibalik hijaunya daun bermanfaat sebagai obat. Itulah kearifan local yang dipunyai masyarakat desa.
Ketika Saga Merekah…klik…foto dan ulasan ringan ini semoga membantu khasanah pengetahuan kita mengenai lingkungan sekitar.(uripsr@ymail.com)***
Kotabaru 17/1/2010.
.
This entry was posted on 06.28 and is filed under
BLACK IN NEWS
. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.
0 komentar: