Ngabuburit sambil bakar etong
15.48 | Author: Urip SR
Rembang petang mulai menjelang ngabuburit selepas jam kantor sambil menyisir jalur pantura mencari Rumah Makan sebagai tujuan akhir acara "Bukber" bersama teman2 seruangan.
Di Prapatan Cikalongsari, setelah portal dishub atau tepatnya depan Gudang Bulog Cikalong, akhirnya terpuruk disitu. Maklum sebelumnya sudah meluncur ke RM Alam Sari tapi ditolak gara2 penuh bookingan hari itu.
"Maaf Mas hari ini penuh, kalau mau pesen tempat 3 hari sebelumya," kata si pelayan dengan senyum yang mengembang.
Berpacu dengan waktu akhirnya tancap gas menuju Cikalong, alhamdulilah masih ada waktu untuk rebahan sambil pesan menu spesial Ikan Bakar Etong dan Cumi Bakar.
Lima menit sebelum buka puasa semua hidangan tersaji di bale-bale, dari takjil kolak sampai es kelapa muda berjejer memenuhi lesehan.
Ikan bakar etong merupakan menu andalan hampir disemua restoran yang ada di jalur pantura.
Etong adalah salah satu jenis ikan laut yang memiliki nama latin Odonus Balistidae, nama internasional-nya Triggerfish. Etong hidup di daerah terumbu karang pada kedalaman sekitar 2 s.d. 35 meter. Ukuran panjang tubuhnya dapat mencapai 40 cm dengan berat maksimal 5 s.d. 6 kg. Karena warna sisiknya yang indah Etong dikelompokan dalam jenis ikan hias. Di lautan seluruh dunia kurang lebih ada 37 jenis ikan Etong alias Trigger-fish dengan warna sisik yang bervariasi.
Etong memiliki sisik sangat keras (menyerupai kulit), sehingga pengolahannya memerlukan proses ekstra. Sebelum dimasak, Etong harus dikupas lebih dahulu untuk membuang sisik/kulitnya. Etong memiliki aroma tersendiri dibandingkan dengan ikan–ikan lainnya, terutama pada bagian ikan yang terletak pada sela-sela tulang kepalanya. Untuk mendapatkan aroma khas tersebut, Etong dimasak dengan cara menggorengnya setengah matang kemudian dibakar sampai matang tapi tidak sampai kering. Cara menghidangkan bersama sambal kecap dan lalapan. Urusan rasa tidak usah diragukan lagi, benar2 nikmat dan maknyuss................!
Dengan harga yang tidak terlalu mahal (relatif) kami berlima menuntaskan hidangan sore itu dengan lahap. Kebersamaan di ruangan kerja berakhir juga di meja makan, tradisi seperti ini barangkali perlu dilestarikan, kebetulan salah satu teman mau tugas belajar S2 sehingga sore itu merupakan moment untuk menyambut rekan yang mau tugas belajar.
Rembang petang beringsut perlahan menjadi senja sebelum akhirnya temaram senja menjelang. Kami berlima larut dalam buaian kenikmatan etong yang tiada tara. Subhanallah...nikmat sekali buka bersama kali ini.
Mau...??? (USR)***
This entry was posted on 15.48 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: