Sebuah wujud keinginan untuk pencitraan diri dalam pencarian identitas.
”Pentingnya menunjukkan siapa diri kita sebenarnya, spesifik, dan sedikit bombastis, akan menjadikan eksistensi keahlian kita bisa terlihat dengan jelas di dunia maya. Perlunya menunjukkan diri pada dunia bahwa secara individu kita bisa memberi, dan secara jejaring kita bisa berbagi. Menuliskan banyak hal dalam blog adalah proses memberi dan berbagi, dan saat itulah kita membangun citra diri.”
Penggalan kalimat tersebut diatas adalah cuplikan dari tulisan PERLUNYA PENCITRAAN DIRI di hartanto.wordpress.com, sangat menarik tulisan dari Pak Hartanto ini bahkan secara individu saya merasa dekat sekali dengan Pak Har (panggilan akrab saya terhadap beliau) padahal proses perkenalannya adalah seumur jagung, tetapi rasa dekat dan empati saya terhadap beliau (untuk orang yang saya hormati) seakan sudah kenal begitu lama.
Proses kenalnya berawal dari pra workshop, yaitu institusi tempat kerja Pak Har (BPPT) mengadakan kerja sama dalam rangka pengenalan Radar Harimau (Hydrometeorological ARay for Intraseasonal variation Monsoon Automonitoring) yang berlokasi di Serpong, Jawa Barat.
Seringnya bolak-balik Pak Har ke Jatisari, dan beliau adalah salah satu pemateri dan pemandu pada acara Workshop ”Radar Cuaca untuk Peramalan OPT” , sehingga saya sering berjumpa dengan beliau. Perjumpaan di ruang seminar kemudian berlanjut dengan seringnya saya berkunjung ke web hartanto.wordpress.com menyebabkan saya merasa dekat apalagi Pak Har membantu mengajari bagaimana menulis ilmiah yang populer sehingga enak dibaca, dan tidak menggurui. Menulis apa adanya dengan bahasa keseharian (bahasa gaul), mengalir seperti air, tidak menggurui bisa mendekatkan kita kepada audiens, dengan kata lain bahasa yang renyah (kaya keripik singkong he..he..he) demikian kata Pak Har dalam salah satu tipsnya di web saya (saungurip.blogspot.com).
Sepenggal kisah awal perkenalannya saya dengan dunia maya melalui web adalah sewaktu mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Setditjen TP) tentang ”Pembuatan Web, dan Pemeliharaan Jaringan di Internet” yang berlangsung 3 hari di jakarta (maaf tanggalnya saya lupa). Pelatihan ini sangat membekas dibenak saya, dan timbul semangat saya untuk segera mengusai materi ini dan mencobanya dirumah (waktu itu dirumah belum ada fasilitas internet). Bagaimana mewujudkan impian itu, apalagi dukungan anak saya yang sulung yang hobinya nge-blogging. Saya harus menyediakan dana, beruntung tetangga saya ada yang punya warnet, akhirnya saya utarakan niat saya bagaimana caranya dengan dana yang minim tapi bisa menikmati layanan internet tanpa harus pergi ke ”Warnet”.
Akhirnya saya disuruh membeli alat TP-LINK 54M Wireless USB Adapter model TL-WN321G yang dipasang sebagai pemancar untuk menangkap signal dari koneksi jaringan yang ada di Caca Link (tetangga saya). Beres lah akhirnya saya sekeluarga bisa berselancar di dunia maya dengan dana yang murah meriah. Begitulah ceritanya.
So, hobiku pun bisa tersalurkan, kebetulan (serba kebetulan ya, jangan-jangan hidup ini juga kebetulan he...he...he) PERLUNYA PENCITRAAN DIRI.
Memang repot apabila di jaman yang digital ini kita belum mempunyai e-mail, beberapa teman diluar sana asyik ngobrolin pekerjaan via e-mail, sementara kita masih asing dengan hal semacam itu...wah benar-benar gaptek...ibarat kata seperti katak dalam tempurung....(Ini ada cerita: temanku punya teman ditempatnya dia bekerja sang Bos dan bos2 kecil lainnya ahli ngomongin perjalanan dinas, dari seminar ini sampai seminar itu, dari ratek anu sampai ratek ini, hari-harinya penuh dengan perjalanan dinas apalagi kalau berhubungan dengan SPPD wah..jago banget dia, Tapi begitu ditanya soal e-mail maupun web...Jawabnya diluar dugaan, ”......wah ga ada waktu tuh, mana sempat...?”)
Cerita temanku yang punya teman itu mudah-mudahan tidak terjadi di kantor anda? Terkadang keinginan untuk maju itu belum tentu didukung oleh sang Big Bos, terlalu naif memang pemikirannya. Entah apa isi tempurung kepala sang bos...keinginan maju anak buahnya tidak diakomodir, walah...”jangan2 isi kepalanya hanya kertas-kertas kosong yang tiada berguna,..he..he..he...”.
Sepenggal kisah awal perkenalannya saya dengan dunia maya ditutup dengan cerita satire temanku punya teman dan temannya punya cerita, dengan sedikit harapan semoga cerita tersebut diatas hanyalah bohong belaka (maaf barangkali ada yang tersinggung) karena sesungguhnya kita sebagai anak manusia seharusnya mempunyai ”Makna dan Tujuan” hidup. Ada beberapa pertanyaan mendasar yang perlu dicermati dalam hidup ini yakni: Apakah benar manusia di dunia ini terjadi secara kebetulan belaka, tanpa makna apapun dan tanpa tujuan sama sekali?
0 komentar: