RADAR CUACA UTUK PERAMALAN OPT

Bahan tulisan ini diunduh dari: hartanto.wordpress.com

Foto: Pak Hartanto sebagai narasumber pada (pengenalan alat) materi tambahan merekam spektral daun padi yang terserang OPT.

Ini adalah kegiatanku sewaktu menjadi peserta pada acara Workshop: Radar Cuaca untuk Peramalan OPT yang berlangsung pada tanggal 24 sampai dengan 27 Nopember 2008 yang lalu. Acara ini terselenggara atas kerjasama antara Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (PTISDA, BPPT) dan Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Departemen Pertanian.

Materi yang dibahas pada acara pertemuan tersebut antara lain:

  • Program HARIMAU (Hydrometeorological ARay for Intraseasonal variation Monsoon AUtomonitoring) terkait dengan aplikasi dari data Radar Cuaca.
  • Kebijakan Departemen Pertanian terkait masalah perlindungan tanaman (khususnya padi) dari hama dan penyakit tanaman.
  • Penelitian dan Peramalan hama dan penyakit tumbuhan (OPT, Organisme Pengganggu Tumbuhan) oleh Balai Besar Peramalan OPT Jatisari.
  • Ketersediaan data pendukung di BMKG.
  • Bacterial Leaf Blight (BLB, atau juga dikenal dengan nama HDB atau Kresek), penyakit padi yang sedang “naik daun” serangannya pada beberapa tempat di Indonesia.
  • Teknologi Radar Cuaca, yang dapat mengetahui Curah Hujan dengan cepat pada cakupan yang luas.
  • Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk memadukan informasi cuaca dan informasi serangan OPT.
  • Penggunaan program aplikasi SIG berbasis open source.

Kegiatan lokakarya ini juga dilakukan di luar ruang, yaitu di daerah persawahan Desa Sukamakmur Kecamatan Telukjambe Timur (Kabupaten Karawang) dan Desa Hegarmanah Kecamatan Cikarang Timur (Kabupaten Bekasi). Pada kegiatan ini dilakukan:

  • Penggunaan GPS dengan benar, dan membaca peta acuan dengan cepat.
  • Pengenalan dan Perekaman OPT BLB.
  • Memadukan informasi yang diperlukan oleh SIG dan informasi OPT.
  • Sensor diarahkan pada obyek sepenuhnya

Pengenalan dan perekaman OPT Padi

Selain mendapatkan penjelasan materi tersebut diatas, juga ada bonus tambahan materi yaitu ”Merekam Spectral OPT Padi” dalam hal ini tanaman padi yang terserang penyakit KRESEK/BLB dengan peralatan yang digunakan adalah Fiber Optic Spectrometer dari OceanOptics jenis USB4000. Spectrometer ini mempunyai julat rekam panjang gelombang dari 200 - 1.100 nm, dan berukuran 89.1 mm x 63.3 mm x 34.4 mm dan mempunyai berat 190 gram. Cukup ringan dan mudah digenggam tangan. Spectrometer ini juga dilengkapi dengan Collimating lens, dan White Reflectance Standard dengan Spectralon.

Selain itu peralatan yang digunakan adalah Mini-laptop (bawa 2 buah: tablet PC Samsung Q1 dan eeePC Asus; batere masing-masing tahan sekitar 2 jam) sebagai pengendali perekaman (dengan peranti lunak tertentu) dan tempat penyimpan hasil (plus eksternal HD sebagai pemyimpanan backup hasil), GPS sebagai perekam koordinat lokasi, dan kamera dijital untuk merekam obyek yang direkam spektralnya.

Praktek perekaman spectral terhadap OPT padi ini pada tanggal 27 Nopember 2008, dengan lokasi praktek di Desa Sukamakmur, Kec. Telukjambe Timur Kab. Karawang. Selain pengukuran yang dilakukan dengan super serius, karena memang berpacu dengan awan (pengukuran harus pada kondisi bebas awan), namun sayang, apa mau dikata diatas langit sana awan mulai nakal membayangi langkak kami sehingga praktekpun ditunda, hanya pengenalan alat dan cara operasionalnya. Seperti kata Pak Hartanto kalau mau merekam spectral padi “matahari harus cerah, ga pakai awan” ibarat kata seperti kalo pesen makanan, “pesen bakso, gak pake lama”…(Sumber: Matahari ga pakai awan: hartanto.wordpress.com)

Saat awan berjalan melintas di angkasa, maka pengukuran segera dihentikan. Hanya praktek pengenalan alat dan cara operasional dilakukan secara darurat diatas kap mobil Kijang, walaupun serba darurat tetapi peserta tetap antusias. (Maklum hal baru yang menarik, jarang sekali mendapat ilmu seperti ini).

Hal yang perlu diperhatikan pada saat pemasangan alat adalah sebagai berikut:

  • Memastikan spektrometer telah terkoneksi baik, via kabel USB, dengan komputer (mini-laptop), dan telah dikenali oleh peranti lunak (dalam hal ini adalah SpectraSuite, bawaan dari USB4000).
  • Melakukan pengukuran referensi putih dan hitam, perhatikan kondisi cuaca.
  • Melakukan pengukuran pada obyek yang dimaksud, dengan memerhatikan:
    • Sudut sensor terhadap bidang datar berkisar 45 - 90 derajat.
    • Obyek tidak tertutup bayangan (alat ataupun benda lain).
    • Jarak sensor ke obyek sekitar 10 - 20 cm.

Lokakarya:
Teknologi Radar Cuaca untuk Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Tersedianya data dan informasi yang berlimpah tentang satu hal tidak akan berguna jika tidak dibarengi dengan pengaplikasiannya pada bidang yang tepatguna dengan efektif. Program Tematik HARIMAU BPPT merupakan salah satu program tematik yang membangun satu sarana penghasil data cuaca dengan teknologi Radar Cuaca (Band C). HARIMAU sendiri merupakan kepanjangan dari (Hydrometeorological ARay for Intraseasonal variation Monsoon AUtomonitoring) dan saat ini mempunyai Radar Cuaca yang berlokasi di Serpong, Jawa Barat.

Data yang dihasilkan adalah data Cuaca yang antara lain meliputi: curah hujan dan kecepatan angin. Area yang terliput oleh radar ini, saat ini, adalah beradius 100 km dari stasiun tersebut berada. Ini berarti sebagian besar Provinsi Banten dan Jawa Barat terliput. Resolusi temporal dari sapuan radar tersebut adalah 6 menit, sehingga ini berarti dalam tiap 6 menit kondisi cuaca dapat terpantau.

Pada tahun 2008, Program Tematik HARIMAU mencoba mengolah data yang dihasilkan oleh stasiun Radar Cuaca ini menjadi informasi yang dapat dimanfaatkan dibidang pertanian. Oleh karena itu dalam salah satu work package program ini, khususnya bidang aplikasi Radar Cuaca, mencoba membangun aplikasi peramalan untuk memperkuat system peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang telah ada. Untuk itu PTISDA (Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam, yang mengkoordinasi Program HARIMAU), bekerjasama dengan Balai Besar Peramalan OPT Jatisari mengadakan Lokakarya tentang Teknologi Radar Cuaca untuk Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).

Tujuan lokakarya ini adalah untuk memperkenalkan teknologi Radar Cuaca, keberadaan data cuaca, dan informasi yang dapat dihasilkan dengan mengabungkan data cuaca dan data OPT melalui Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG diharapkan dapat menjadi salah satu penghubung yang efektif sehingga mempermudah dalam pengembangan peramalan OPT dimasa yang akan datang. Semoga....!

Terima kasih kepada Tim BPPT (Pak Fadly, Pak Yudi, Mbak Reni/Ina)

Dan Spesial untuk Pak Hartanto Sanjaya, sukses selalu untuk bapak.

Referensi:

Hartanto.wordpress.com (Lokakarya memadukan makro dan mikro dan

Matahari ga pakai awan)

This entry was posted on 06.53 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

1 komentar:

On 3 Februari 2010 pukul 22.15 , N'DESANI mengatakan...

siiip dan ok banget blognya
kapan mudik ke petarukan
buat nambah artikelnya